LimaBelas

1K 35 2
                                    

Author POV'S

(Kejadian sebelumnya)

Seorang laki laki bertubuh tegap bergaya dingin dan kacamata yang bertengger di hidung nya. Ia sedang memainkan ponsel nya dan sesekali celingak celinguk untuk mencari penjemputnya. Laki laki paruh baya di sebelahnya pun ikut melihat sekitar untuk mencari orang yang akan di tujunya.

"BARGA!!" teriak seorang laki laki dari arah belakang, sehingga membuat empunya menoleh kebelakang.

"Ah, kemana saja engkau. Aku mencarimu kemana mana" ucap Barga seperti kelelahan.

"Maaf maaf. Kamu tahukan macet nya ibu kota itu seperti apa" ia pun menarik koper yang ada di tangan Barga.

"Eh, ini siapa?" Tanya Samuel--penjemput-- melirik ke arah Revan.

"Ah, ini dia putraku. Revan Putra Handika. Revan, ini teman papah. Namanya Samuel Khan." Revan pun mengecup tangan Samuel. Samuel hanya tersenyum tipis melihatnya.

"Sebenarnya, ada berapa anak mu?" Tanya Samuel berbisik.

"Sebenarnya, anak ku ada 4. Yang tiga kembar, tapi Revan sendiri yang tak mirip. Anakku yang ke empat, ia meninggal 3 tahun lalu" Barga pun termenung, mengingat kembali putri nya yang meninggal karena kecelakaan yang menimpanya.

"Aku turut berduka" ya memang Barga dan Samuel kenal sudah 2 tahun. Jadi soal kematian anak keempatnya, Samuel tak tahu. Karena, Barga tak memberi tahu.
"Mari, aku antarkan ke rumah ku. Kalian bisa menginap kapan pun kalian mau. Rumah itu selalu terbuka untuk kalian"

"Ah, kau terlalu berlebihan, Samuel. Aku sangat berhutang budi padamu" ucap Barga lirih.

"Tak usah seperti itu, kawan. Aku senang membantumu" ucap Samuel pelan. Mereka pun pergi keluar dari bandara. Revan pun mengekori mereka dari belakang.

Jalanan ibu kota sedikit padat, sehingga perjalanan cukup tersendat. Revan yang sedari tadi melihat ke arah jendela kini termenung melihatnya. Mobil yang kini ia tempati berhenti di depan salah satu cafe. Terlihat jelas, siapa orang yang membuat Revan terpaku melihat nya.
Cinta pertamanya. Ya! Cinta pertamanya kini sedang bercanda gurau di salah satu cafe bersama teman perempuannya.

'Apakah kamu berubah?' Batin Revan sendu

Disisi lain, Ara yang sedang bercanda gurau dengan Rara di salah satu cafe, sedikit terkejut dengan tatapan mata yang ada di dalam mobil hitam sport.

'Kok? Gak mungkin' batin Ara.

Ia pun tak menghiraukan dan kembali mengobrol dengan Rara yang sedang membahas kedekatan nya dengan Adit. CLBK critanya-,-

*******

"Kita sudah sampai" ucap Samuel senang. Rumah yang cukup besar dengan kesan classic. Dinding yang di cat putih, dan perabotan berwarna hitam putih.

"Nah, kamar kalian ada di lantai 2 sebelah kanan" sahut Samuel.

"Apakah kau tinggal sendiri, Sam?" Tanya Barga yang melihat keadaan rumah nya sangat sepi.

"Ah ya. Aku tinggal bersama anak ku. Tapi seperti nya ia belum pulang. Anakku laki laki, mudah mudahan bisa menjadi teman baik nya Revan" jelas Samuel.

"Ya mudah mudahan" jawab Barga sambil tersenyum. Revan langsung melangkahkan kaki nya ke lantai dua. Tak lupa ia membawa barang bawaan nya untuk tinggal sementara disini.

Revan membuka pintu putih, yang akan menjadi kamar milik dirinya dan juga papah nya. Ia memandangi satu persatu barang yang ada di kamarnya. Setelah menaruh barang bawaannya, Revan berjalan menuju balkon. Ia bisa menikmati segarnya angin pagi di Indonesia. Karena, selama ini ia tinggal di London, dan keadaan di sana sedang cuaca buruk.

Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel nya. Ia buka galeri, dan melihat foto foto kenangannya.

"Ara! Gua balik. Gua udah berubah, gua menyesal apa yang gua perbuat dulu. Gua akan dapatin lo lagi. Harus!!" Ucapnya pelan dengan mata yang berkaca kaca.

*******

Ara termenung di balkon rumahnya. Membiarkan angin malam meneparnya cukup kencang. Sesekali menghembuskan napasnya pelan. Ia genggam benda yang ada di tangannya sedari tadi.

Kring

Benda itu jatuh, ketika air mata Ara terjatuh. Benda yang menjadi kenangan Ara bersama Dia masa lalunya.

Flasback On

"Happy birthday to you, happy birthday to you" Revan menyanyikan lagu ulang tahun sambil menggenggam erat kue ulang tahun, bertanda 'selamat ulang tahun My MoodBooster Ara' dan angka 10 love.

"Tiup dong Ra!!" Ucap Rara yang antusias merayakan ulang tahun Ara. Ara mengangguk, lalu meniup lilinnya setelah mek e wis (Author gak tau tulisannya, maaf yah soalnya pelajaran B.Inggris Author selalu jeblok😆).

"Selamat ulang tahun MoodBooster nya gua" ucap Revan penuh ketulusan. Pipi Ara pun memerah karena ucapan Revan barusan.

"Gua ada sesuatu buat lo" ucap Revan lagi sambil merogoh saku jaketnya. Tampak benda merah di tangan Revan. Lalu, ia buka benda itu menampakkan kalung yang sangat indah. Revan pun menatap mata Ara yang sedari tadi menatap Revan tak percaya.

"Gua pasangin yah?" Ara mengangguk lalu membalikkan badannya, dan mengikat rambut dengan tangannya agar Revan mudah mengaitkan kalung di lehernya.

"Suka gak?" Tanya Revan tersenyum kepada Ara.

"Banget" jawab Ara tersemu.

"Maaf, gua cuman bisa kasih ini" Revan menatap mata Ara teduh.

"Gua gak minta barang apapun dari lo. Gua cuman minta, agar lo selalu ada buat gua. Disini bersama gua" Revan tertegun dengan perkataan Ara. Ia harus apa sekarang.

"Maaf Ra" ucap Revan pandangan nya jatuh ke bawah. Tak berani menatap Ara.

"Kenapa?" Tanya Ara heran.

"Maaf Ra. Gua harus pergi. Sampai sini kisah kita yah" ucap Revan dengan ragu. Ini bukan kemauan dia, tapi ada sebab yang membuat Revan harus meninggalkan Ara.

"Hah?" Pekik Ara pelan. Ia tak percaya Revan membuat hari spesialnya menjadi akhir dari kisah cintanya.

"Lu becanda? Iya kan?"

"Maaf Ra" ucap Revan meneteskan air mata. Lalu, memeluk erat Ara yang masih tak percaya dengan ucapannya. Ara tak membalas pelukannya. Membuat Revan menatap Ara yang sedang menangis dalam diam. Rara yang ikut perayaan ulang tahun Ara pun tak percaya dengan ucapan Revan.

"Ra! Ara!!" Ucap Revan.

"Dengerin gue, gue selalu cinta sama lo. Kalung ini sebagai pertanda cinta gua ke elo. Tapi, maaf. Gua gak bisa melanjutkan ini" Revan menggenggam bahu Ara.

"kalo lo cinta, kenapa lu putusin gua? Kenapa?"

"Ada urusan yang penting"

"Apa hubungannya sama hubungan kita?"

"Gua takut lu celaka. Gua gak mau lu terluka"

"Segitunya?" Air mata Ara semakin deras mengalir membasahi pipinya.

"Gua gak mau. Gua pengen lu tetep di sini. Please" ucap Ara semakin menangis tersedu sedu.

"Maaf Ra" Revan memohon maaf kepada Ara sekali lagi. Air mata nya pun ikut mengalir deras. Ia peluk erat tubuh Ara, yang kini di balas pelukannya. Hari itu, dimana hari bahagia dan sedih menjadi satu.

Flashback Off

Ara menangis sambil memeluk erat kalung itu. Ia mencoba melupakan tapi tak bisa. Itulah yang menyebabkan Ara tak bisa jatuh cinta lagi. Karena, cinta seutuhnya telah pergi entah kemana.

Aku harap langit mengetahui isi hatiku
-------------

(Biar nambah feel nya. Kalian bisa baca sambil dengerin lagu Charlie Puth -One Call Away- versi piano nya👌)

******

Jangan lupa Vote and Coment nya guys.

MoodBoosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang