Duabelas

976 33 0
                                    

Deg

Rangga menghampiri jalur yang di tunjuk Ara. Betapa terkejut nya Rangga setelah melihatnya.
Yang lain pun menghampiri Rangga yang diam termenung sambil mulut nya menganga lebar.

"Rafflesia Arnoldi" sahut semuanya serempak kala takjub.
James pun bingung, melihat bunga bangkai saja terkejut nya bukan main.

"Trus suara tadi itu apa?" Tanya James heran.

"Itu mah suara perut gua" jawab Amir enteng.

"Trus suara yang satu lagi?"

"Suara plastik makanan yang pengen gua kasih ke Amir" jawab Steven pun dengan tenangnya.
James mendengar tak percaya, sedari tadi hatinya berdebar karena suara suara aneh. Ternyata dugaannya pun tak terduga-,-

"Weeh poto poto kuy!! Jarang jarang kan kita liat bunga bangkai di ibu kota" sahut Rara antusias.

"Yaelah gampang. Lu tinggal cari bunga, entar bangke nya tinggal liat si Mukhlis" ucap Steven dengan terkekeh.

"Sialan!! Muka ganteng gini di bilang bangke" cibir Mukhlis.

"Ganteng embah mu!!" Amir pun menoyor kepala Mukhlis. Yang di toyor hanya mencebikkan bibirnya lalu menyumpa serapah Amir yang menoyor kepalanya.

"Gak usah sok imut deh lo!!" Sahut Ara bergidik ngeri.

"Kenapa lu diem?" Tanya Rangga kepada James yang sedari tadi terlihat bingung.

"Nothing" ucap James datar.

"Nyook lanjut jalan, kebelet pipis nih gua" rengek Intan.

"Nyok lah"

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Dengan hati hati, mereka melewati jalan yang licin dan banyak batu.

"Liat peta" ucap James. Rangga langsung membuka peta yang sedari tadi ia pegang. Rangga menatap James yang tak bisa di artikan.

"Kenapa?" Tanya James heran.

"Peta nya mana?" Tanya Rangga balik.

"Kok lu malah nanya gua? Itu yang lu pegang apa?!" Sewot James.

"Ini bukan peta. Ini kertas jadwal acara perkemahan akhir tahun" ucap Raihan tak tenang.

"Ada yang pegang peta?" Tanya James ke arah belakang. Yang lain pun hanya mengangkat bahu nya pertanda tak pegang.

"Elu kan yang terakhir megang!!" Tuduh James.

"Ya emang!! Tapi lo liat sendiri kan gua megang nya apa, berarti sedari tadi gua megang nya bukan peta. Jangan salahin gua lah!!"

"Gua kan ngasih nya ke elu. Gua masih inget kok, elu nya ajah yang megang nya gak bener. Lu harus tanggung jawab"

"Eh, sedari tadi peta tuh elu yang pegang, kalo elu ngasih ke gua ya berarti peta nya ada di gua. Lu liat sendiri kan sekarang gua megang nya apa!!"

"Cih, udah salah gak mau ngaku!! Kompas pun elu yang ngerusakin. Taekwondo apaan yang kesandung ajah jatuh" ucap James sambil tertawa kecil tak suka.

"Jangan bawa bawa Taekwondo dong, dari pada elu gak bisa apa apa. Kerjanya cuman ngoceh ngoceh gak jelas, sok belaga jadi pemimpin" ucap Rangga garang sambil mendekati James perlahan.

"Eh!! Kalo elu gak ngerusakin kompas, kita bakalan bisa balik ke markas. Dan sekarang peta pun elu yang ilangin, hidup lu pembawa masalah tau gak!!"

Bugh

Rangga menonjok pipi kiri James. James pun terjatuh, lalu di tarik nya kerah baju James.

"Lu nyari masalah sama gua? Hah?!!"

Bugh

"Eh udah udah. Apa apaan sih kalian, kayak anak kecil tau gak!!" Teriak Ara. Steven pun memegangi Rangga, dan Mukhlis memegangi James. Amir pun kebingungan, ia harus apa sekarang.

"Amir!! Kok lu malah cengo!! Bantuin pe'a" kesal Queen yang sedari tadi melihat Amir cengo gak jelas. Rangga pun tenang, ia menghela napasnya kasar.

"Siapa yang ikut gua?" Ucap Rangga membuat yang lainnya bingung.

"Ikut apaan?" Tanya Amir masih dengan muka cengo nya.

"Gua tau arah nya kemana" ucap Rangga. "Jadi siapa yang ikut gua?" Lanjut Rangga.

"Kita gak boleh gini!! Kita satu tim, harus kompak. Jangan pecah kayak gini dong" Ucap Ara kesal.

"Udah Ra. Biar ajah, siapa yang ikut gua, siapa yang ikut dia" ucap James sambil menatap tajam ke arah Rangga. Rangga yang menyadari tatapan James pun membuang muka.

Intan, Queen dan Mukhlis pun berdiri di belakang James, sedangkan Steven, Rara, Putri dan Amir berdiri di belakang Rangga.

"Ara!! Lu ikut siapa?" Tanya Rara berbisik.

"Kok kalian egois sih?" Tanya Ara tak habis pikir.

******

Raihan dan kelompok nya berjalan menapaki batu batuan yang licin. Mereka sudah mendapat apa yang di cari. Saat nya mereka balik ke markas.

"Kita gak boleh gini!! Kita satu tim, harus kompak. Jangan pecah kayak gini dong" Ucap seseorang di balik pohon sebelah kanan.

'Suara nya familiar' batin Raihan

"Udah Ra. Biar ajah, siapa yang ikut gua, siapa yang ikut dia" ucap seseorang seperti suara laki laki. Raihan yang penasaran pun mengintip di balik pohon.

Intan, Queen dan Mukhlis pun berdiri di belakang James, sedangkan Steven, Rara, Putri dan Amir berdiri di belakang Rangga.

'Oy oy ada apaan nih!! Tegang amat tuh muka' batin Raihan

"Ara!! Lu ikut siapa?" Tanya Rara berbisik kepada Ara.

"Kok kalian egois sih?" Tanya Ara tak habis pikir. Raihan yang tak ingin suasana terus terusan tegang, ia pun keluar dari tempat persembunyiannya.

"Ini pada kenapa?" Ucap Raihan datar.

"Eh kak Raihan" ucap cewek cewek genit kecuali Ara.

"Gak usah ikut campur, Bisa!!?" Sewot Rangga.

"Woy lu selow dong. Gua nanya baik baik kali" cibir Raihan.

"Dia ngilangin peta" ucap james datar sambil mengedikan dagunya ke arah Rangga.

Rangga yang kesal pun ingin segera menghampiri James kalau tak di tahan oleh Steven.

"Oh yaudah. Bareng kelompok gua ajah, udah dapet apa yang kalian cari kan?" Tanya Raihan.

Semuanya pun mengangguk. "Yaudah gabung ke sana yuk. Kelompok gua udah nunggu" ucap Raihan. Yang lainnya pun menghampiri kelompok Raihan yang sedang menunggu di depan. Raihan pun menggandeng tangan Ara.

"Issh lu apa apaan sih!! Maen gandeng gandeng ajah" sewot Ara sambil melepaskan tangannya kasar.

"Truk ajah gandengan, masa kita enggak" cibir Raihan sambil mencebikkan bibirnya.

"Derita Lo!!" Balas Ara sadis.

Raihan pun semakin memanyunkan bibirnya ketika ia di tinggal pergi oleh Ara.

*****

Jangan lupa Vote and Coment nya guys.

MoodBoosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang