TigaBelas

1K 32 0
                                    

Raihan duduk di pinggiran atap gedung, Ara duduk di sampingnya sambil bersandar ke Raihan. Menikmati indahnya malam, bintang bintang yang bertebaran mengisi langit malam kala itu.

"Ara!!" Ucap Raihan berbisik di telinga Ara.

"Ya?" Tanya Ara tanpa mengubah posisi nya yang sudah nyaman bersandar di pundak Raihan.

"Gua cinta lo" ucap Raihan sambil tersenyum.

"Gua tau" jawab Ara sambil tersenyum juga.

"Kok lu bisa tau?"

"Lu udah ngomng kayak gitu berapa kali Raihan" cibir Ara.

"Ara" ucap Raihan lagi.

"Apa?"

"Gua cinta lo"

"Kenapa sih kok lu bisa cinta sama gua?" Tanya Ara.

"Gak tau. Karena cinta gak butuh alasan" ucap Raihan sambil tersenyum kemenangan. Ara pun tersipu malu, sambil menenggelamkan mukanya ke dada Raihan.

"Lu imut kalo lagi malu malu" gombal Raihan lagi.

"Auah" ucap Ara tanpa melepaskan senyumannya. Pipi nya memanas serasa seperti pipi tomat.

"Janji gak akan berubah?" Ucap Raihan.

"I promise my sweety" ucap Ara sambil menunjukan jari kelingking nya. Raihan pun mengait kan kelingking nya di jari Ara.

"Promise" ucap Raihan dengan tatapan mata teduh.

"Pemeran utama gak selamanya Sad Ending atau pun Happy Ending. Cerita cinta kita juga gak kayak dongeng yang akhir nya selalu Happily Ever After. Tapi, kalau kita jalankan cinta ini dengan kejujuran dan kasih sayang, semua akan berjalan baik baik ajah." Ucap Ara sambil tersenyum.

"Gua kalah kalau beradu kata mutiara sama lu" ucap Raihan sambil terkekeh.

"Ucapan yang keluar dari mulut lu, udah seperti mutiara buat gue. Asalkan itu baik" ucap Ara lagi.

"Ya Allah. Hambamu di godain cewek" kekeh Raihan.

"Love You" bisik Ara di telinga Raihan.

"Mee too" ucap Raihan.

Raihan dan Ara pun berdiri. Raihan pun memeluk Ara dari belakang--macam Titanic--_-.

"Kenapa sih lu gak suka kalau hubungan kita di ketahui orang" tanya Raihan.

"Dunia gak perlu tahu. Cukup aku, kamu, tuhan, dan cinta kita." Ucap Ara sambil menikmati sejuk nya angin malam.

"Sekarang gua tau" ucap Raihan sambil mengangguk anggukan kepalanya.

"Tau apa?" Tanya Ara bingung.

"Nanti juga lu tau" ucap Raihan sambil tersenyum misteri.

Tiba tiba angin kencang menerpa mereka berdua. Saking kencangnya, mereka yang berada di pinggir atap gedung jatuh ke bawah sambil berpelukan.

"Wuaaaaaaaaaaa"

"Wuaaaaaaaaaaaa" teriak Raihan sambil memeluk gulingnya erat.

Gedebug

"Aduuuuh!!" Jerit Raihan kesakitan.

"Raihan? Kenapa sih?!!" Teriak Rani kencang menyembul di balik pintu kamar Raihan.

"Sakit!!" Teriak Raihan seperti anak kecil.

"Ihhh amit amit gua punya kembaran kek gitu banget" Rani bergidik ngeri.

"Ya Allah ini barang barang abis perkemahan bukannya rapihin. Lu jadi anak males banget sih han" ucap Rani kesal.

"Males-,-" ucap Raihan polos. Rani yang melihatnya pun ingin segera menyeburkan nya ke kolam biawak.

"Beresin, atau gak gua kasih sarapan!!" Teriak Rani kencang seperti anak yang sedang memarahi ibunya. Eh, ibu yang sedang memarahi anak nya.

"Iya iya" Rani yang sudah begini membuat Raihan takut bukan kepalang. Macam kak Ros-,-.

Raihan pun dengan malas beranjak dari tidurnya untuk merapihkan barang barang sehabis perkemahan kemarin.
Rani pun kembali ke dapur untuk memasak sarapan pagi. Ya!! Rani memang suka memasak, tetapi kadang kadang Bi Iyem yang memasak. Sekarang mood nya lagi baik, ia pun berkutat di dapur. Jangan salah,, kalau Rani yang masak, makanan apapun jadi enak. Makanya Raihan lebih suka Rani yang memasak ketimbang Bi Iyem.

Raihan pun turun dari tangga, langsung menuju ke meja makan. "Makanan siaaaap!!" Teriak Rani tersenyum sumringah.

"Widiiih mantep nih" ucap Raihan sambil ingin mengambil makanan nya.

Plak

"Aduuuh" jerit Raihan yang tangannya di pukul pakai sendok oleh Rani.

"Udah di rapihin belom?!" Tanya Rani sewot.

"Udaah My Princess Bala Bala" ucap Raihan tertahan sambil memaksakan senyumannya.

"Bagus" ucap Rani datar.

Raihan pun mendengus. Ia langsung mengambil makanan yang di masak Rani.

"Assalamualaikum!!" Teriak seseorang dari luar.

"Bi Iyem, tolong liat siapa yang datang" ucap Rani setengah berteriak.

"Iyah non" Bi Iyem pun membuka pintu depan. Bi Iyem yang gelagapan melihat siapa yang datang pagi itu, langsung menghampiri Rani dan Raihan di meja makan.

"Den, Non. Itu adaaa...itu" ucap Bi Iyem sepotong potong.

"Ada apa Bi?" Tanya Raihan heran.

"Itu Non, Den. Ituuu ada.." ucapan Bi Iyem terpotong oleh orang yang kini masuk ke dalam dan melihat ke arah Rani dan Raihan.

Papah

*******

Raihan, Rani, dan Barga--ayah--. Sedang duduk di ruang tamu, sejak pagi tadi, tak ada sama sekali yang ingin bericara. Raihan yang kesal melihat papah nya diam saja pun menghembuskan napasnya kasar.

"Mau apa anda kemari?" Tanya Raihan. Rani dan Barga yang terkejut mendengar ucapan Raihan kini menatap nya.

"Maksud kamu apa Raihan!!" Ucap Barga yang tak habis pikir dengan perkataan anak nya, yang menyebut dirinya 'anda'.

"Mau. Apa. Anda. Kemari? Apa saya berbicara tak jelas?" Ucap Raihan sambil menekankan perkataannya. Barga pun menghembuskan napasnya kasar, salah ia juga yang sudah membuat Raihan seperti ini.

"Maaf kan Papah Raihan" ucap Barga sambil menahan tangisannga.

"Hah? Maaf? Tiga tahun baru sekarang minta maaf?!! BASI!!" Kesal Raihan yang sudah tak bisa di tahan oleh nya.

"Maka dari itu maafkan Papah Raihan. Papah tahu Papah salah"

"Segampang itu? Anda meminta maaf? BullShit!!" Setelah mengucapkan perkataan itu Raihan pergi ke kamar nya untuk mengambil jaket dan kunci motor.

"Mau kemana kamu Raihan?" Tanya Barga yang kesal melihat anak nya yang tak menganggap dirinya ada.

"Bukan urusan anda" ucap Raihan dingin tanpa menoleh ke arah Barga. Rani yang melihat Raihan pergi pun ikut ikutan pergi. Ia juga tak mau berlama lama dengan Papah nya.

Barga pun menghela napasnya kasar. Ia meratapi kepergian anak anak nya, yang meninggalkan ia begitu saja.

******

Jangan lupa Vote and Coment nya guys

MoodBoosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang