DelapanBelas

1K 37 1
                                    


"Ada apa?" Tanya Ara yang sedang duduk di bangku taman belakang sekolah tanpa menoleh ke arah datangnya Revan.

"Gua minta maaf" ucap Revan sendu. "Gua nyesel Ra!!"

"Udah lah. Udah lama juga"

"Tapi gua gak tenang Ra"

"Bagus deh kalo lo merasa bersalah dengan apa yang lo perbuat"

"Gua mau kita mengulang lagi dari awal" Revan pun berjalan mendekati Ara.

"Bukan berarti kita ngulang lagi dari awal" Ara pun menatap Revan. "Gua gak mau, dan gak pernah mau lagi"

"Ayolah Ra"

"Gua masih cinta sama lo Ra!!"

"BullShit!! Persetan apa yang membuat lo masih cinta sama gua. Gua gak peduli van. Gua udah punya Raihan" ucap Ara sinis tapi, gugup saat menyebut dirinya sudah bersama Raihan. Itu hanya buaian dia untuk segera melupakan Revan.

"Oh. Jadi bener, selama ini lo sama Raihan?"

"Iya emang kenapa? Walaupun dia saudara lo, tapi gua yakin dia gak kaya lo!!"

"Emang gua kaya apa!!?"

"Masih nanya lo kaya apa? Hah?"
Revan perlahan mendekat ke Ara. Mendekatkan wajah nya dan reflek Ara mundur.

"Jangan macem macem van!!" Ucap Ara gugup.

"Gua gak pernah macem macem sama lo!! Tapi, lo yang udah bikin gua untuk macem macem sama lo!!"

"Gua gak akan pernah maafin lo lagi van!!"

"Apasih Ra!!"

"Kalo lo macem macem sama gua, gua gak bakal maafin lo lagi Revan!!"

"Emang gua mau ngapain?"

"Lu ngapain deket deket kayak gitu?"

"Mata lo ada belek" perlahan Revan mundur dan menahan tawanya. Reflek Ara memegang matanya.

"Isssh Revan!!"

"Buaahahahahh!! Lo masih kocak. Kayak dulu" seketika Revan berubah menjadi sendu.

"Gua udah berubah Ra. Gua gak  akan ngulangin lagi. Gua terima kok kalo lo sama Raihan. Mudah mudahan, lu bisa nyaman sama dia, dan dia bisa jadi orang yang ngelindungin lo. Selama lo bahagia, gua juga akan bahagia" ucap Revan sambil tersenyum tipis.

"Makasih buat waktunya. Gua seneng, lo masih pakai kalung yang gua kasih" lanjut Revan lalu melenggang pergi meninggalkan Ara yang duduk termenung sambil memegang kalungnya.

*****

Revan berjalan sambil memegangi wajah nya yang perih akibat pukulan Raihan. Ia pun tersenyum, mengingat ia bersama Ara tadi walau hanya sebentar. Ia rela, dan sudah sepantasnya ia harus rela. Cintanya kepada Ara tidak akan pernah pudar, dan tidak akan pernah hilang. Revan menaiki motor ninja kepunyaan anak dari Samuel yang rumahnya ia tempati kini dan pelan pelan memasang helm full face nya.

Saat ia mengendarai motornya melewati gerbang sekolah, ia bertemu dengan Mike Wilson yang sedang bertos ria oleh teman temannya. Ia cepat cepat untuk melenggang pergi, karena Mike sekarang sudah membenci nya. Ya sekarang, karena dulu mereka bekerja sama.

Revan berhenti di salah satu cafe untuk meminum coklat panas kesukaannya saat di indonesia. Tiba tiba, ada seseorang yang menepuk bahunya. Revan pun menengok untuk melihat siapa orangnya. Dengan reflek Revan berdiri keheranan.

"Kenapa? Kok bingung gitu" ucap seseorang itu.

"Ngapain lo disini!!"

"Terserah gua lah. Ini tempat umum bouss" ucapnya sinis sambil tersenyum smirk.

MoodBoosterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang