04

26.4K 3.2K 879
                                    

Naya melangkahkan kakinya menyusuri koridor. Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu, tapi Naya baru bisa pulang sekarang. Salahkan jadwal piket yang tidak mengijinkanya pulang tepat waktu.

Naya tiba-tiba menghentikan langkahnya, saat antara ia dan gerbang hanya berjarak beberapa meter. Melihat pemandangan di depan, rasanya ia ingin putar arah lalu loncat lewat pagar belakang, tapi niat itu ia urungkan.

Naya tidak melihat setan, tidak juga zombie yang jumlahnya ratusan, melainkan motor manusia tengil yang terparkir di dekat pos satpam. Entah sejak kapan ia jadi hapal dengan motor milik Jimin.

Mau tidak mau Naya melanjutkan langkahnya. Sepertinya Jimin tidak menyadari keberadaan Naya, hingga akhirnya ia berhasil sampai di luar pagar dan menunggu kendaraan umum yang lewat.

Sesekali ia menengok kebelakang, entah mengapa saat mengetahui Jimin bukan hanya bersama teman-temanya, melainkan ada murid prempuan yang kini sedang duduk di samping Jimin, membuatnya sedikit kesal.

Murid prempuan itu sadar dengan keberadaan Naya, lantas ia pun semakin memperkecil jarak di antara mereka, dan hal itu malah membuat Jimin risih.

"Jim, cewe lo noh!" Kata Hoseok tiba-tiba, sedangkan Jimin mengerutkan alisnya sambil mengikuti arah pandang Hoseok.

"Baybeh!" Teriak Jimin, saat ia sadar yang di maksud Hoseok itu Naya. Sebenarnya tujuan ia nongkrong di dekat gerbang hanya ingin ngajak Naya pulang bareng.

Naya mulai rusuh pas denger suara Jimin, untungnya ada angkot yang berhenti. Ia sangat berterimakasih sekali dengan amang-amang angkot yang datang tepat waktu.

"Wey, gue cabut dulu ya!" Ucap Jimin, sambil mengenakan helm dan menaiki motornya.

"Terus gue, pulang sama siapa Jim?" Tanya Yura.

"Emangnya sejak kapan, lo pulang sama siapa jadi urusan gue?" Jawab Jimin ketus.

"Tiati woy, ban lo muter." Teriak Jungkook menasehati.

"Tiati woy, jangan ngerem nanti motor lo berenti." Taehyungpun ikut menasehati dengan nasehat yang sama dengan Jungkook, sama-sama tidak penting.

Yura melipat tanganya, matanya yang semula melihat kepergian Jimin kini berpindah pada Hoseok "Maksud lo apa si?"

Atensi Hoseok beralih pada prempuan yang kini berstatus sebagai mantanya itu. Hoseok tidak heran lagi melihat Yura yang selalu mendekati Jimin, tidak peduli ada siapa atau berada di mana ia sekarang, seperti saat ini meskipun ada Hoseok tetap saja ia akaan mendekati Jimin, dan hal itu sudah menjadi makanan Hoseok setiap hari. Ia tidak menyalahkan Jimin tentang ini, karena yang ia tau temanya itu berusaha menjauh.

"Lo bermaksud bikin gue nyerah, buat dapetin Jimin, gitu? tapi itu ga mempan buat gue!" Lanjutnya.

"Gue ga nyuruh lo nyerah, gue cuman pengen lo sadar ga semuanya berjalan sesuai dengan keinginan lo! ga semua hal bisa lo milikin, termasuk Jimin yang udah jelas-jelas nolak lo! please jangan egois Yur."

Yura hanya diam tak menjawab, ia sendiri sadar akaan itu, sadar bahwa selama ini apa yang ia lakukan hanya sia-sia.

Tapi satu pertaanyaan kini mucul di benak Yura, kenapa Hoseok baru peduli padanya sekarang. Padahal dulu saat mereka pacaran, ia tidak ada bedanya dengan Jimin.

Merasa Yura tidak akaan mengatakan apa-apa lagi, Hoseok memilih pergi, lalu di susul oleh Taehyung dan Jungkook, sedangkan Jimin lagi ngejar angkot yang membawa kabur pujaan hatinya.

Meskipun Naya sudah pulang naik angkot, tapi tetap saja Jimin ngotot ingin pulang dengan Naya, dan aksi kejar-kejaranpun terjadi.

"Anjir, ini tukang angkot apa rosi si? ngegas ae!"

Bukan Jimin namanya jika tidak melakukan hal-hal konyol nan ajaib. Jimin mempercepat laju motornya, sampai akhirnya ia bisa berhenti dengan sempurna menghalangi jalan angkot.

"Dasar! bocah gendeng sampean!" Maki amang-amang tukang angkot, sesaat setelah ia menginjak rem secara mendadak.

Jimin berjalan dengan so kerennya lalu memberikan selembar uang berjumlah lima puluh ribu, saat sampai di samping angkot "Nih mang, ongkos buat tuan putri saya."

Kini posisinya sudah bergeser sedikit ke belakang dan bertengger di depan pintu angkot "Come on, baybeh!" Pintanya sambil mengedipkan sebelah mata.

Penumpang yang kebanyaakan ibu-ibu itu bukanya marah karena atraksi yang Jimin lakukan tetapi malah tertawa geli, dan Naya yang merasa malu buru-buru keluar dari sana.

"Apaan si Jim? tadi tuh bahaya tau ga, itu kalo lo ketabrak tadi gimana!"

Mendengar celotehan Naya, Jimin malah senyum-senyum ga jelas "Cie, tau deh yang khawatir mah!"

"Najis! tadi kenapa ga ketabrak sekalian coba!"

"Iya tau, gue ganteng, makanya pulang ama gue ya."

"Lah, ga nyambung! udah, ga ngerti lagi gue, apa yang ada di dalem otak lo!"

"Lo lah Nay, apa lagi? kalo ga percaya belah aja pala gue."

"Ntar yet, gue nyari golok dulu!"

--

Untuk ke rumah Naya menghabiskan waktu dua jam lebih, bukan karena rumah Naya yang jauh tapi karena kesasar. Jimin bilang tau jalan tercepat untuk ke rumah Naya, alhasil malah jadi muter-muter ga karuan, di tambah Jimin merengek ingin makan baso karena perutnya sudah lapar, sebenarnya hal itu hanya akal-akalan Jimin supaya bisa lebih lama dengan Naya.

"Udah sono pulang!" Kata Naya sewot, saat turun dari motor.

"Nay, udah pulang?" Tanya Ibu Naya Kim Yonhwa, yang entah sejak kapan sudah ada di luar.

Jimin bukanya pulang, malah membututi Naya "Eh, Naya di anter cogan. Siapa nih?" Kata Yeonhwa meledek.

"Temen aku mah, Jimin."

"Temen yang kelak akaan menjadi pedamping hidup Naya tante." Ralat Jimin, dan langsung dihadiahi tatapan membunuh oleh Naya.

Yeonhwa terkekeh geli, "Sering-sering aja anterin Naya, kan lebih amaan sama kamu dari pada naik angkot."

"Apaan si mah!"

"Siap tante, anter jemput juga boleh." Tawar Jimin.

"Boleh juga tuh!"

"Mah!" Panggil Naya kesal, ia heran dengan sikap mamahnya ini.

"Yaudah tante, saya permisi pulang dulu," Kata Jimin pamit.

"Mamah, apa-apaan si!" Kesal Naya, setelah Jimin sudah pergi.

"Loh kenapa? Jimin keliatanya anak baik-baik kok."

"Baik-baik?" Ulang Naya, Yeonhwa tidak tau saja jika anaknya ini pernah di ajak bolos oleh Jimin.

"Iya, terus kalo di liat-liat Jimin ganteng ya Nay, kaya artis korea."

"Artis korea?"

"Iya, yang suka joget-joget itu lho Nay, siapa si ya?"

"Ih, tau ah mah!" Jawabnya malas, sebelum melangkah masuk ke dalam rumah, dan hal itu tidak di sadari oleh Yeonhwa yang sedang memikirkan lagu apa yang di nyanyikan oleh artis korea yang ia maksud.

"Fireee~ ssak da bultaewora bow wow wow, yang gitu lagunya Nay." Ucap Yeonhwa sambil menyayikan lirik lagu itu, namun saat ia menengok ke kanan Naya sudah tidak ada.

"Lah, mamah lagi ngomong malah di tinggal. Ku kutuk kau jadi batu akik, baru tau rasa lo Nay!"

___

Oiya, namanya Naya di ganti jadi Kim Naya ya, maap banget jadi labil gini hehe.
Trs maapin ya, bahasanya kadang² baku kadang² engga:v
/Iya,semerdeka lu ae/ 

Struggle;Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang