Dari awal sampe ada tanda ---- flashback ya ceritanya.
Tulisan percakapan biasa= Naya
Tulisan percakapan miring=Arya
Tulisan percakapan tebel= YeonhwaMabok dah lu pada😂
"Lah, bapake ngapain video call inyong."
Tanya Naya heran, engga biasanya ayahnya video call kaya gini.
"Hehehe... Dapet wilong nih. Kan sayang kalo ga di pake."
"Wilong apaan pah?"
"Wifi nyolong ehe. Wifi tetangga, ga di kunci Nay, kan jadi ena."
"Itu di rumah? Udah pulang pah? Bukanya bulan depan?"
"Mamah kamu nyuruh pulang mulu. Katanya kangen."
Kemudian ada suara "Ewwhhh" yang Naya pastikan itu suara mamahnya.
"Kangen, pengen 69 ronde with papah in bedroom(͡° ͜ʖ ͡°)"
Plak. Yeonhwa mengelepak kepala suaminya itu, masa bodo kalau dia mendadak gagar otak.
"Aduh, sakit pala pagans."
"Apaan pagans?"
"Papah gans😏"
"Mau tuker suami aja deh, gue! Pusing pala inces."
"Cowo paket lengkap gini, masa mau di tuker. Nanti nyesel lho."
"Naya, jual nih papah kamu ke buka lapang memang cincay. Berisik, mamah lagi nonton drama india ke ganggu mulu."
"Nanti kalo aku ga ada malah di cariin."
"Kalo lu ga ada di rumah, yang ada malah hemat. Kaga boros beras."
"Jahat sangat nih, si cinta. Yaudah, kalo aku kawin lagi jangan ngacak-ngacak sepiteng ya."
"Sonoh kawin lagi. Gue kirim santet mampus."
"Ena tuh. Apalagi, santet kambing."
"Permisi pak, itu mah SATE pak!"
Naya malah jadi penonton di pertengkaran antara emak dan bapaknya.
Naya udah ga aneh lagi, sama kelakuan emak bapaknya. Mamahnya tipe-tipe cewe yang sayang tapi gengsian. Kalo bapaknya ya gitu, so ganteng.
Sementara Yeonhwa dan Arya ribut, pikiran Naya malah bergerak kemana-mana. Ia jadi memikirkan, kalo Naya sama Jimin sampai nikah mungkin kehidupan mereka ga jauh beda kaya gitu kali ya.
Ya kali, hubungan mereka sampe sekarang aja masih ga jelas.
"Naya kamu liburan sama pacar kamu yang namanya paimin-paimin itu?" Tanya Arya.
"Bukan pacar lagi, lagian liburannya juga rame-rame."
"Kamu tidur sama siapa?"
"Sama Ara."
"Jangan tidur sama cowo. Inget pesan pagans!"
"Iyak, bosqu."
"Kamarnya jangan lupa di kunci kalau tidur."
"Iyak, iyak, iyak."
"Jangan mojok di tempat gelap. Kalau mau di tempat terang."