12

18K 2.1K 696
                                    

Esok harinya ...

Hari ini Jimin tidak sekolah. Tidak juga membolos nongkrong di si Ibi. Dia sakit, begitulah informasi yang Naya dapatkan dari Jimin sendiri.

Tadi pagi, saat Naya baru bangun tidur ia sudah di suguhi dengan sederet pesan dari mahluk ajaib itu. Diantaranya.

Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ektratnya.

Selamat pagi Naya wahai pujaan hati Imin.

Udah pagi Nay. Ayo bangun ... bangun ... jangan ngebo terus, nanti Imin kelonin nih hehe.

Ga usah mandi Nay, nanti makin cantik terus di culik kolongwewe gimana:(

Sarapannya jangan lupa ya

Hari ini, berangkat sekolah sama amang-amang angkot dulu ya Nay. Imin atit.

Jangan kangen.

Tapi gue yang malah kangen😢

Dari sederet pesan itu Naya hanya membalas "y udh" dan setelahnya Naya menyesal, karena ponselnya mendadak ngeheng karena ulah Jimin yang terus nyepam.

Sejujurnya Naya khawatir. Kemarin malam Jimin tidak sampai ke rumah Naya, alhasil ia tidak jadi makan McDonald's huhu.

Malam itu Naya sengaja belum tidur sampe jam setengah dua malam. Naya nungguin Jimin. Naya pengen nonjokin Jimin. Naya masih kesel sama Jimin. Dan semua yang ia rasakan mendadak luntur saat itu juga, hanya karena satu pesan suara dari seseorang yang ia harapkan kehadiranya.

Nay, nangisnya udahankan? udah ya jangan nangis lagi. Maaf, gue ga bisa ke rumah. Jangan khawatirin gue ya, gue baik-baik aja kok. Gue tau, lo pasti nungguin gue kan? tidur gih, udah malem. Good night Naya.

Suara Jimin terdengar seperti menahan sakit, bahkan sesekali meringis dan Naya tau Jimin tidak dalam baik-baik saja. Alih-alih mencoba menayakan apa yang terjadi ia hanya membalas "Iya ga apa-apa. Night Jim." dan setelah itu tidak ada balasan lagi dari Jimin.

Bruakk ...

"Lo ga apa-apa?"

"Kucing lo beranak kuda! ga apa-apa gimana? ya jelas lah, gue apa-apa lah! jalan pake mata makanya." Amuk Naya pada orang yang ada di depanya. Ia sekarang sedang sibuk merapihkan buku-buku yang sudah berantakan di lantai. Naya sedang tidak dalam mood yang baik sekarang.

Laki-laki yang sedari tadi hanya berdiri memperhatikan Naya, kini berjongkok dan ikut merapihkan setumpuk buku yang Naya bawa.

"Sorry gue mau ngeralat omongan lo. Pertama gue ga punya kucing yang beranak kuda, kedua jalan itu pake kaki." Katanya, tidak ada niat untuk meminta maaf.

Merasa kesal Naya mendongak agar bisa melihat siapa orang yang ada di depanya.

Mark?

Mark, ada di hadapanya.

"Biasa aja kali ngeliatinya. Eh, Lo Naya kan?"

Naya buru-buru bangun tak lupa membawa setumpuk buku tugas yang merepotkan titipan Pak Heru, yang memintanya agar segera di kembalikan pada pemilik-pemiliknya.

Ia memilih menghindar dari Mark. Menurutnya lebih baik begitu. Naya tanpa sadar telah mengijinkan Jimin masuk ke dalam hidupnya, dan ia tidak ingin mengijinkan Mark juga. Dia tidak ingin suatu hal terjadi di antara mereka dan penyebabnya adalah Naya.

Katakanlah Naya terlalu percaya diri menganggap Mark pasti akaan berusaha mendekatinya, tapi perkataan Jimin tempo hari yang memintanya untuk menjauhi Mark, benar-benar membuat Naya tidak ingin mengenal orang itu, toh dia juga memang tidak kenal. Apalagi jika mengingat hal apa yang sudah ia lakukan.

Struggle;Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang