Baru kali ini Jimin merasa tidak betah berlama-lama di warung si ibi, padahal biasanya ia tidak kenal waktu kalau nongkrong di sana.
Yang sedari tadi ia lakukan hanya memandangi layar ponselnya.
"Astogeh, lama-lama tu hp hamil gara-gara lu liatin terus." Kata Taehyung, yang sekarang lagi maen kelereng sama Jungkook di depan warung si ibi.
"Kelerengnya pada mencar, goblok!" Kesal Taehyung, karena Jungkook maen lari-lari aja pas tukang cilok lewat, dan lupa dengan permainan yang sedang berlangsung. Akhirnya Taehyung ikut ngejar tukang cilok juga.
"Hoseok, lo marah sama gue?" Tanya Jimin tiba-tiba, sedangkan yang di tanya sedang sibuk maen COC.
"Hoseok!"
"Hem." Hoseok mendengung.
"Lo marah sama gue?" Tanya Jimin lagi.
Hoseok menautkan kedua alisnya, bingung dengan kata-kata Jimin "Marah kenapa?"
"Gara-gara kemarin."
"Yang mana? semua yang lo lakuin kan hina hehe." Katanya nyengir, sambil menjauhkan ponselnya.
"Sialan!" Jimin menempeleng Hoseok "Yura yang nyium gue di kelas itu lho!"
"Anjing, pake di jelasin lagi!"
"Huahuahua ... cie gagal move on cie."
"Remuk hati ini, hancur, seperti serbuk rengginang yang kriuk-kriuk." Jawab Hoseok, dengan eksperesi sedih, membuat Jimin gemas ingin mencubitnya pake tang.
"Lagian kenapa sih, lo ga mau nerima si Yura aja Jim." Lanjutnya. "Diakan udah cantik, ketua cherleader. Gue tau lo lagi suka sama Naya, tapikan bisa aja lo pacarin Yura, terus pacarin Naya juga. kaya yang udah-udah."
"Yang pertama Yura itu mantan lo, lo taukan gue paling anti pacaran sama mantan temen sendiri, yang kedua gue ga mau mainin cewe kaya yang udah-udah, tobat gue. Naya aja cukup, dah bikin gue mabok cinta."
Omong-omong soal Naya, Jimin jadi teringat sekarang, kalau Naya belum pulang. Ia melirik jam yang melingkar di tangan kirinya, waktu sudah menunjukan jam lima sore, ia kembali melihat ponselnya tapi tidak ada pesan satupun dari Naya. Perasaannya jadi tidak enak.
Setau Jimin, Naya sedang kerja kelompok di sekolah, dan Jimin juga sudah menyuruhnya untuk menelpon jika sudah pulang. Tapi sudah jam segini, tidak ada kabar juga.
Jimin bergegas bangkit dari duduknya setelah membayar kepada si ibi, iapun langsung buru-buru menaiki motornya.
"Lah, mau kemana Jim?" Tanya Jungkook yang baru kembali dengan Taehyung tak lupa dengan plastik berisi cilok di tanganya.
"Jemput bebep," Jawab Jimin singkat "Gue duluan ya woy!"
"Tiati ban lo muter, jan ngerem ntar motor lo berenti." Teriak Hoseok, sebelum kedua temanya akaan meneriaki hal itu. Ia tersenyum menang melihat kedua temanya cemberut.
"Mampus, mau ngomong apa lo pada!"
Letak warung si ibi itu di belakang sekolah, jaraknya tidak terlalu jauh jika pakai motor. Sesampainya ia di gerbang sekolah, suasana memang sudah sepi. Jimin memicingkan matanya ketika melihat murid prempuan berjalan yang jaraknya sedikit jauh darinya.
"Dia milih jalan kaki di banding nelpon gue? Astaga, begitu hinanya kah Imin?" Jimin menggelengkan kepalanya pelan, dan mulai melajukan motornya pelan-pelan mengikuti langkah Naya dari belakang.
"Nay!"
Jimin menambahkan kecepatan pada laju motornya, lalu berhenti di dekat tubuh Naya yang sudah sedikit terpental. Kejadiannya begitu cepat bahkan Jimin tidak bisa mengingatnya dengan jelas, ia sendiri tidak sadar bahwa ada motor di sampingnya yang melaju cukup kencang.