32

14K 1.4K 426
                                    

Kalau saja jarak antara vila dengan rumahnya dekat, Naya sudah pulang dari tadi. Mau sampai kapan Naya melihat pemandangan Seulmin moment ini?

Ah, tidak. Lebih tepatnya Seulgi yang keganjenan deketin Jimin mulu.

Bahkan mereka berdua, sedang memanggang daging sekarang.Kemudian Jungkook datang mengusir Jimin. Naya bersyukur, ternyata, ada saja orang yang merecoki moment kebersamaan mereka. Naya tertawa jahat dalam hati.

Di saat semuanya sedang sibuk dengan acara barbeque, Naya memilih menyindiri. Alias, males ngebantuin. Nanti saja ia bergabung, kalo sudah selesai.

Ia memeluk lututnya sendiri, duduk di pinggir kolam dengan kedua headset yang tersumpal di telinganya.

'Cause all I know is we said, "Hello." And your eyes look like coming home
All I know is a simple name Everything has changed

Kenapa lagu ini yang keputer?

All I know is you held the door You'll be mine and I'll be yours All I know since yesterday is everything has changed.

"Everything has changed." Naya mengulang kalimat terakhir.

Benar, semuanya berubah. Jimin berubah. Keadaan berubah, hanya perasaan Naya yang masih tetap sama.

Kenangan-kenangan itu terkuak kembali. Lagu itu, yang ia nyanyikan dengan Jimin dulu, tepat di pinggir kolam seperti ini.

Bedanya, sekarang Naya hanya bisa mengenangnya sendiri. Dan Mark datang dengan segelas susu coklat, duduk di sebelahnya. Mirip dengan yang Jimin lakukan saat itu.

"Lo ngapain? mau bunuh diri dengan cara tenggelem di kolam? terus mayatnya di temukan mengambang besok pagi." Katanya, sambil menyodorkan gelas yang ia pegang.

Naya menerimanya dengan ragu. "Bisa ga sih, lo ga usah merusak suasana!"

"Kenapa? galau? meratapi nasib?" Tebak Mark, tepat sasaran.

Naya melepaskan sebelah headsetnya "Apa sih lo! ga jelas."

"Lo mau taruhan sama gue? gue yakin, dia ga betah liat lo deket sama cowo lain barang semenitpun." Kata Mark, ia mencelupkan kakinya ke dalam kolam lalu mengangkatnya lagi, karena dingin.

Naya mengernyit, tidak mengerti arah pembicaraan Mark. Bertepatan dengan itu, ia melihat Jimin yang sedang berjalan ke arahnya mendadak berhenti. Mata mereka bertemu, sebelum akhirnya Jimin memilih berbalik badan menuju ke arah Seulgi. Memberikan segelas susu coklat padanya.

Entah kenapa, Naya berpikir gelas itu tadinya untuknya. Karena ada Mark jadi ga jadi.

"Nanti juga dia bakal sadar, mutusin lo adalah hal terakhir yang bakal dia sesali, apapun alesannya dia mutusin lo. Karena perasaan itu, ga bisa di bohongin Nay."

----

Satu-satunya hal yang mengusik pikiran Jimin sejak tadi adalah Naya. Ia tidak suka bila Mark dekat dengan Naya, sedangkan saat ini ia tidak bisa melarang Naya untuk dekat dengan siapapun.

Replika Naya yang ada di pikiranya seakaan meledeknya, berjoget panda di atas kepalanya. Membuat Jimin tidak bisa tidur, dan berakhir duduk menyendiri di balkon.

Jimin mengacak rambutnya gusar, ini semua gara-gara perjodohan konyol bin kolot itu!

"Astagfiruloh!" Jimin hampir koprol dari kursi, saat melihat Mark tiba-tiba ada di tepian balkon. "Gua kira setan! eh, tapi emang setan sih."

Struggle;Pjm✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang