-12 His

1.5K 169 80
                                    

Langkah gadis itu seakan ragu untuk mengambil inisiatif, tepat saat security code itu berhasil mendeteksi password yang telah ia masukkan. Namun setelah berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya ia membuka pintu apartemen itu dengan sedikit percaya diri.

Matanya kemudian dimanjakan dengan nuansa monokrom minimalis dari kamar apartemen tersebut. Wewangian khas lelaki menyerebak di sepenjuru ruangan, membuat gadis itu merasa tergelitik untuk melihat-lihat tempat tinggal lelaki itu, Yook Sungjae.

'Kapan lagi aku bisa melihat-lihat tempat tinggal aktor terkenal?' batinnya.

Gadis tersebut memulai tour-nya dari dapur apartemen Sungjae yang terlihat sangat lengkap dan tertata rapi—bahkan seperti tak pernah digunakan sama sekali. Dengan sedikit lancang, ia membuka kulkas Sungjae dan mengambil sebuah apel dari sana, sambil sibuk memperhatikan beberapa botol soju, makanan kotak dan susu—yang sepertinya telah mencapai batas masa kadaluarsanya.

Sooyoung, gadis lancang tersebut, mulai menyortir beberapa benda kadaluarsa di dalam kulkas Sungjae dan membuangnya di tempat sampah. Meskipun sangat ingin membunuh lelaki itu, ia sama sekali tak ada niat membuatnya mati keracunan.

Tak lama setelah berberes di dapur, ia melanjutkan tournya ke arah ruang keluarga. Ia mendudukkan dirinya di sofa hitam milik Sungjae, dan mengetes sifat elastisitas pada pegas sofa tersebut.

"Ah, nyaman sekali." ucapnya sambil merebahkan badannya di sofa tersebut. Ia berkali-kali melonjakkan tubuhnya seperti anak kecil dan meringkuk di sana, sebelum akhirnya ia mulai sadar dan segera bangkit dari posisinya.

Tour-nya belum berakhir! Setelah melihat pemandangan dari jendela, ia lalu melangkahkan kakinya menuju salah satu ruangan yang ada di dekat ruang tv.

Setelah membuka pintu yang membatasinya, ia ternyata sampai pada kamar utama apartemen itu. Lagi-lagi ia cukup takjub dengan nasib beruntung Sungjae. Kamar itu cukup luas dengan berbagai fasilitas yang melengkapinya, mulai dari kasur king size, home theater, dan beberapa games—khas lelaki.

Dengan nakal ia membuka pintu lain yang ada di salah satu sudut kamar Sungjae, dan matanya dimanjakan dengan beberapa merek terkenal di ruang waredrobe itu.

"Woah, daebak..." satu komentar itu terdengar sedikit norak. Namun ia sendiri tidak bisa menutupi 'kenorakan'nya saat memasuki ruangan itu. Ia melihat-lihat beberapa pakaian, sepatu dan jam di sana yang semuanya terjamin keluaran luar negeri—bahkan ada beberapa yang mereknya tidak pernah ia dengar sebelumnya.

Sooyoung menggeleng-gelengkan kepalanya saat tak sengaja melihat pricetag di salah satu jaket kulit yang tergantung di sana. 6.000.000₩? Ia bahkan tidak berani menghitung berapa angka nol yang tertera di sana.

Semakin banyak ia melihat, semakin Sooyoung tak mau berlama-lama di tempat itu. Ia terlalu takut bahkan untuk memperhatikannya saja. Kalau sampai ada yang rusak, bahkan dengan hidupnya sekalipun, ia pasti tak akan mampu mengganti nilainya. Ia juga tak berani mengingat sang empu adalah orang yang super duper galak.

Sooyoung keluar dari kamar Sungjae dan kembali duduk di sofa. Ia sudah cukup puas berkeliling, dan kembali sibuk mengunyah apel yang ia ambil dari kulkas Sungjae.

Sambil bermain-main dengan kakinya, Sooyoung melihat-lihat kondisi rumah itu. Meskipun mewah, tetapi Sooyoung merasa apartemen itu terkesan dingin—bukan karena ACnya. Ia baru menyadari, bahkan tak ada satupun foto lain di penjuru apartemen itu selain foto milik Sungjae sendiri.

"Mengapa ia hidup seorang diri?" gumamnya.

---

"Lusa kau sudah bisa mulai syuting. Sutradara Lee sepertinya benar-benar kau peralat dengan mudah, eoh?" ucap lelaki paruh baya di ruangan itu pada pemuda yang kini tengah asik bermain kubik dihadapannya.

Author-nim • 「 sungjoy 」 (hiatus for a moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang