#11 Dumb

2.2K 169 65
                                    

Malam ini aku masih belum bisa tertidur. Mataku sibuk mengamati pria yang sedang tertidur pulas di sampingku. Tidurnya bisa dikatakan sangat pulas hingga dengkurannya mulai menghiasi keheningan malam yang biasanya aku nikmati di kamar apartemenku.

Sungjae memutuskan untuk menginap malam ini, setelah kepayahan menuntaskan 2 ronde berturut-turut di ranjangku—setelah sex kami yang pertama kali di sofa.

Kupandangi lagi dirinya yang kini mulai mengigau dan mengecap-ngecap mulutnya. Penampilannya kali ini sungguh jauh tenang dan damai, tidak seperti saat-saat aku menghadapinya ketika ia tersadar penuh. Aku sendiri tak tahu, mengapa aku begitu ikhlasnya merelakan diriku pada lelaki itu.

Entah mengapa semalam aku sangat bergairah, bahkan terlalu vulgar menurutku. Aku sadar, akulah yang memulai malam panas kami itu sampai dapat terjadi. Aku yang mengizinkannya menciumku, aku pula yang mengizinkannya mengambil mahkotaku. Tapi, herannya aku tak menyesali itu...

Tanganku kini mengelus pelan keringat yang mengucur pada salah satu pelipisnya. Ia terlihat bergerak sedikit, namun sepertinya ia masih terlalu nyenyak untuk menyadari pergerakanku kali itu.

Bibirnya menyita perhatianku. Tak sadar aku memegang bibirku sendiri, yang masih bisa merasakan hangatnya bibir kami saling bersentuhan malam tadi.

Aku tak tahu mengapa dadaku berdetak tak karuan. Kemarin aku menggalaukan diri karena Kyungsoo oppa, dan hari ini aku tidur dengan lelaki lain. Benar-benar murahan. Tak sadar kugeleng-gelengkan kepalaku sendiri, menghilangkan segala pikiran-pikiran aneh yang mulai menghiasi otakku.

Aku ini adalah fansnya. Ya, siapa sih yang tidak menyukainya? Namun.. aku belum sampai pada level aku mencintainya. No! Apalagi dengan sifatnya yang tak mudah untuk aku imbangi. Lalu perasaan macam apa yang kurasakan semalam?

Sungjae.

Ya.

Dia adalah aktor, Yook Sungjae.

Irene pun mengatakan bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin dapat terjadi antara aku dan dirinya. Tapi aku tahu benar bahwa hubungan kami bukanlah sesuatu hal mungkin. Perasaanku saja belum ada padanya, apalagi kemungkinan yang lain?

Seperti inikah yang disebut 'one night stand'? Hubungan semalam tanpa ada unsur perasaan di dalamnya?

Huh, aku sendiri tak mengerti dengan perasaanku sendiri. Maka dari itu kuputuskan untuk tidur saja. Kubelakangi Sungjae dan kupejamkan mataku—tak juga berharap ada jawaban atas keraguanku.

----

Matahari mulai menyeruak. Mataku kukucek-kucek dan kubiarkan mengerjap beberapa kali untuk membuatku sadar penuh.

Tapi..

Aku merasakan hal yang aneh.

Bau rokok?

Spontan aku terperanjat dan mendapati Sungjae mendudukan dirinya di sisi lain tempat tidurku, menghisap sebatang rokok sambil menatapku tajam.

Huh sial, aku lupa bahwa ia masih ada di sini.

"Ya! Jangan seenaknya merokok di rumah orang! Lagian itu tidak sehat!" omelku sambil sibuk menutupi badanku—yang masih tak berbusana—dengan selimut.

"Bodo amat. Mau aku mati besok kek, itu bukan urusanmu, tau?!" Lagi. Dia kembali seperti Sungjae yang biasanya. Sungjae yang pemarah, egois dan selalu mau menang sendiri. Ia akan melakukan apa saja selama dirinya senang, tanpa mempedulikan orang lain.

"Terserah kau saja lah.." jawabku tak kalah sarkas sambil berusaha mencari cara untuk dapat keluar dari ranjang ini tanpa memperlihatkan seluruh tubuhku yang masih naked.

Author-nim • 「 sungjoy 」 (hiatus for a moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang