•15 That Woman

1.3K 165 74
                                    

Hari ini aku sudah mengatur jadwal sebaik mungkin untuk melancarkan aksi balas dendam itu. Api amarah yang berusaha kupadamkan lagi-lagi berkoar—seakan-akan disulut kembali oleh terjangan angin—yang berasal dari pesan yang dikirimkan oleh sang sutradara itu.

Iya. Bangsat, memang.

From : Kim sajangnim
Kau pintar juga Sungjae-ssi. Baiklah, kita sudahi kepura-puraan ini. Kau tahu, kan, jika aku dapat menghancurkan karirmu jika aku ingin? Maka dari itu, marilah kita bekerja sama, oke? Aku akan membantu karirmu dan membiarkanmu dating dengan penuh cinta, sementara kau hanya perlu menjaga rahasia itu. Gimana? Adil, kan?

Tunggu dulu....



Adil?




What?


Adil macam apa itu? Ia sudah menghancurkan namaku dengan menyebarkan rumor bodoh itu. Sementara aku masih merahasiakan kasus korupsinya dengan baik, bukan? Bukankah ia harus belajar kosa kata dulu, sebelum mulai mendikteku dengan segala omong kosongnya?

Dan oh, ya... perihal dating.

Sejak kapan aku mulai dating? Bersama gadis biasa semacam itu? Benar-benar hal yang mustahil. Sepertinya ia belum mengenalku dengan cukup baik, karena andai ia tahu, membuat rumor bersama gadis itu sama sekali tidak berhasil menciutkan harga diriku—bahkan wartawan yang ia rekrut pun hanya memiliki foto blur kami saja. Payah.

Dan lagi-lagi......




Penuh cinta, ya?

Bulshit.

Bagiku jatuh cinta adalah omong kosong, karena konsep cinta itu sendiri adalah hal yang absurd. Perihal mencintai dan dicintai masih kuanggap sebagai standar konsep ideal seseorang semata. Dan kenyataan pada prakteknya? Semua bualan itu hanya akan berakhir pada level nafsu saja.

Tak akan ada satu pun orang yang benar-benar merasakan cinta di dunia ini. Mereka akan pergi ketika mereka sudah tak ingin atau membutuhkan lagi. Sama seperti yang dilakukan oleh perempuan yang dinikahi oleh ayahku—aku tidak pernah sudi bahkan untuk mengakuinya sebagai orang yang mengandungku.




Atau aku hanya menyangsikannya?







Tidak.

Itu tidak mungkin.

Ah. Rasa-rasanya aku muak membahasnya. Sudahlah, kembali saja ke topik balas dendamku, karena aku akan menemuinya sebentar lagi.

CEOku belum sempat kuberitahu mengenai masalah ini. Dan sepertinya tidak akan. Jika sampai ia tahu, maka perang dunia lagi-lagi akan berkoar. Cukup aku dan managerku saja yang akan menangani ini. Aku akan baik-baik saja—tentu.

Sutradara itu telah mengatur tempat bertemu yang pas dan akhirnya kami sepakat akan bertemu di sebuah club daerah Apgujeong.

Setelah menyesuaikan penampilanku, aku menyambangi tempat itu dengan dibantu oleh managerku—agar tidak terlihat terlalu mencolok—dan akhirnya aku sampai di ruang VIP club tersebut, mendapati pria bangsat itu tengah asik bercumbu dengan wanita yang tak kalah rendah dengan dirinya.

"Ah, annyeonghaseyo, Sungjae-ssi." sapanya penuh basa-basi setelah melihatku berada di tempat itu. Rasanya membuat isi makanan di dalam lambungku, menuntut ingin keluar saat itu juga.

Author-nim • 「 sungjoy 」 (hiatus for a moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang