•4 Strike

1.5K 174 73
                                    

A/N
Adek2 dibawah umur (98 dst.), part ini bakalan berisi adegan dewasa yaaaa~ tolong kerjasamanya untuk tidak membaca😉🙏🏻 dan untuk yang juga merasa tidak nyaman membaca 'adegan dewasa' boleh di skip bagian fanfictionnya! Thx

----------------------------------------------

Dengan bantuan managerku, aku dapat berleha-leha di tempat tinggalku hari ini. Aku dengan sengaja membatalkan syuting secara sepihak, dengan alasan tidak ingin melanjutkan syuting dengan sutradara yang terlibat kasus korupsi besar.

Yah, tentu saja itu hanya alasan.

Kalian tahu, kan? Aku hanya ingin membalas dendam. Syukur-syukur, aku dapat privilage seperti ini. Liburan, dan juga...

From : Kim sajangnim
Tolong aku Sungjae-ssi. Maaf untuk segala hal yang tidak mengenakkan, tapi kumohon, jangan sebarkan berita itu. Aku akan melakukan apa saja untuk membuatmu senang, tapi tolong aku.

Perutku geli. Apakah ini benar orang yang sama dengan orang yang mengatakan jika aku tidak becus menghafal skrip?

Benar.

Manusia itu memang tidak ada yang dapat dipercaya. Ketika mereka dalam keadaan terdesak, mereka bahkan bisa menjilat ludah mereka sendiri seperti anjing untuk menyelamatkan diri sendiri.

As fucking as that.

Ok. Akan aku ladeni. Toh, ini juga akan menguntungkan untukku seperti apa yang aku harapkan, bukan?

To : Kim sajangnim
Aku memang kecewa, tapi bukan karena apa-apa. Aku hanya kecewa,  sutradara yang sangat aku percaya dan hormati, ternyata melakukan tindakan seperti itu. Mungkin aku akan memaafkanmu. Tapi izinkan aku berpikir dulu untuk 3 hari ini. Akan aku pertimbangkan untuk kembali dan tidak menyebarkan berita itu.

Pertanyaannya. Apakah yang aku katakan tulus?

Huh, apa kalian bercanda? Tentu saja itu semua hanya bualan. Aku memanfaatkan semua itu untuk kesenanganku sendiri sekaligus menyelamatkan image yang kubangun dengan susah payah.

Kubaringkan tubuhku di kasur putih milikku. Kupandangi panorama indah dari jendela apartemenku. Kupeluk gulingku sendiri. Mataku tak lama terpejam diterpa angin yang menghembus hingga ke dalam kamarku.

Rasanya tenang.. dan aku akhirnya bisa tertidur pulas.










Tapi sepertinya tidak.

Tak tahu berapa lama sejak kupejamkan mata, nafasku mulai tersengal-sengal. Badanku penuh dengan peluh keringat. Gerak refleks membuat tubuhku beranjak dari posisi tidur ke posisi terduduk. Keadaan arousal yang kurasakan ini sepertinya menjadi respon dari proses alam bawah sadarku yang sungguh menakutkan dan menyakitkan untuk kembali ku korek.

Bayangan ibuku terpampang jelas di dalam mimpi itu. Singkat memang, namun seperti puting beliung yang berputar-putar dan meluluhlantakkan, self yang selama ini aku bangun pun, dengan mudah 'hancur' menjadi serpihan-serpihan kecil yang tak bernilai harganya.

Tanganku yang masih tremor menggapai laci meja di samping tempat tidurku. Kuraih sebotol obat yang kuperoleh dari dokterku, dan kuminum beberapa butir dari sana dengan sekali tegukan.

Ku atur kembali nafasku. Ku tekuk badanku seperti seekor udang dengan paha yang menempel di dada. Kepalaku terus kugeleng, berharap jika bayangan itu segera dapat kutepis dari pikiranku. Kutekan terus-menerus perasaan itu. Hingga akhirnya aku terlelap kembali—tentu saja itu berkat bantuan obat tidur yang aku konsumsi sebelumnya.

Author-nim • 「 sungjoy 」 (hiatus for a moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang