#26 Warm

1.3K 160 95
                                    

"Apa kau tidak kedinginan?" kata itu memecahkan keheningan yang tercipta di antara kami.

Sejak tadi ia memberiku kata-kata yang hangat, dan aku sendiri sibuk meyakinkan diriku untuk tetap teguh. Bohong jika aku tidak merasakan getaran itu, tapi sungguh... aku terlalu takut.

Sayangnya hatiku tak kuasa menahan dorongan itu untuknya. Apalagi saat kulihat badannya mulai menggigil dalam beberapa kesempatan. Jauh berbeda dari Sungjae yang biasanya—Sungjae yang sok keren memang terlihat sangat bodoh.





Apa dia perlu sok gentle seperti itu untuk membuatku senang?

Lalu bagaimana dengan dirinya sendiri?

Kenapa ia tidak se-egosentris biasanya?

Apa dia tidak tahu jika perbuatannya itu bisa berefek fatal bagi hatiku yang tak kuat ini?






Tapi akhirnya, aku seperti mendapat kekuatan dari alkohol itu, hingga badanku bergerak dengan sendirinya mendekat ke arah Sungjae.

Apa kau lupa, Park Sooyoung? Kau sedang berurusan dengan Yook Sungjae, lelaki brengsek yang itu!

Tapi nihil. Aku sudah berbagi selimut dengannya. Dan seperti sudah menjadi naluri, ia mulai mendekat pula agar badannya menjadi lebih hangat.

"Kau mau masuk?" ucapnya sembari meniup tangannya yang pasti sudah sebeku es.

Aku tahu, dia hanya jual mahal.

Aku mengangguk mengiyakan. Tak sadar tanganku juga ikut lepas kendali menangkup pipi Sungjae yang dingin.

"A-apa yang kau lakukan? K-kau mabuk?" suaranya bergetar, membuat tatapanku pun spontan terfokus ke arah bibirnya yang pucat.

Aku tidak pernah membayangkan untuk melakukan apapun saat itu. Namun sepertinya, aku terbujuk oleh setan yang bermayam di dalam diriku sendiri, hingga akhirnya aku berbuat sesuatu.

Aku.... menempelkan bibirku di sana.

Tepatnya, aku mencium Yook Sungjae malam itu.

Cukup lama bibir kami saling terpaut. Namun tak ada pergerakan dari kedua belah pihak. Sepertinya ia sama kagetnya dengan diriku sendiri, hingga tak dapat membaca situasi dengan benar.

Selama itu pula aku mencoba berpikir. Apa yang akan aku lakukan saat bibir kami terlepas?

Pasti akan awkward.

Jelas, itu akan sangat awkward!

Sebelum sempat aku memutuskan tindakan, Sungjae melepas kecupan itu. Spontan aku langsung menjatuhkan kepalaku di dadanya karena tak berani untuk menatap wajahnya secara langsung.

Aku malu. Sungguh.

Namun benar kata orang, ketika kita berada di keadaan terdesak, maka daya kreativitas kita akan meningkat dengan sendirinya. Dan aku juga perlu berterimakasih pada Sungjae yang memancing ide itu tercipta, "kau benar-benar mabuk.."

Kalimat itu membuatku berpikir untuk berakting mabuk untuk menutupi rasa maluku. Bodoh memang, aku tahu itu. Tapi, aku tetap melakukannya. Toh sudah kepalang basah.

Author-nim • 「 sungjoy 」 (hiatus for a moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang