-13 Blossom

1.5K 156 74
                                    

Sungjae membuka pintu apartemen dengan amarah yang masih menyelimuti dirinya. Bagaimana tidak? Managernya benar-benar memberikan kabar yang buruk.

Sungjae sama sekali tak menyangka.  Dalang dari seluruh rumor buruknya, tak lain tak bukan ialah sutradaranya sendiri. Sempat ia berpikir bahwa kebaikan sutradaranya saat itu—yang mengizinkannya kembali syuting—adalah berkat dari usahanya untuk memperalat pria tua tersebut. Namun ternyata, ia tak sebodoh yang Sungjae bayangkan, meskipun tak juga sepintar itu untuk menjebak Sungjae.

"Sial, ternyata dia tak kalah licik.." Sungjae melemparkan sepatunya ke sembarang arah. Benar kata CEOnya, ia sejak awal memang perlu berhati-hati dengan sutradara itu.

Sungjae pun mulai mengacak-acak rambutnya, lalu mengambil air minum dari dispensernya. Ia mulai memikirkan cara lain untuk membalas orang itu, sambil meneguk segelas air mineral.

Kemudian arah pandangnya mulai mengedar, dan betapa kagetnya ia melihat seorang gadis sedang tertidur pulas di atas sofanya. Spontan air yang sempat ia minum berhasil membuatnya tersedak dan beberapa kali terbatuk.

'Gadis itu masih di sini?' batinnya sedikit menyangsikan apa yang dilihatnya. Namun benar, gadis itu masih di sana, masih dengan apron yang menempel di badannya dan sedang tertidur pulas.

Sungjae kemudian berjalan pelan menuju ke arah gadis itu. Ia berlutut agar jarak mereka menjadi lebih dekat, dan matanya tak henti-hentinya mengobservasi gadis itu. Entah kenapa ia tidak ingin membuatnya terbangun, ia pun hanya mendudukkan dirinya di lantai dekat sofa, lagi-lagi memperhatikannya.

Di dalam hati tak henti-hentinya Sungjae meruntuki kebodohan gadis ini untuk mengikuti perintahnya agar tetap tinggal. Jika ia berada di posisi gadis itu, tentu saja Sungjae akan pergi sejak tadi. Namun kenapa gadis ini mau menurutinya? Bukan kah setiap orang akan muak dengan sikap Sungjae yang jelek seperti itu? Kebingungan itu akhirnya menyita perhatian Sungjae dan herannya membuat dirinya melupakan amarah yang sebelumnya menguasai dirinya.

"Kenapa kau penurut sekali?" gumamnya dengan sedikit pelan, sembari menyampirkan rambut gadis tadi—yang berhasil menutupi sedikit bagian wajahnya.

Sungjae kemudian teringat sesuatu dan merogoh ponsel yang berada di saku celananya. Masih terduduk di lantai, ia mulai membuka emailnya, membuka notifikasi updatean fanfiction terbaru dan mulai membacanya.

Sepanjang ia membaca, tak jarang Sungjae melirik ke arah gadis itu dan terkikih geli. Membayangkan gadis ini tahu jika dirinya membaca fanfiction tersebut, tentu saja sangatlah lucu.

Dan... ide nakal lagi-lagi merasuki dirinya. Dengan gerakan cepat, jari jemarinya mulai melancarkan aksi membanjiri kolom komentar chapter itu. Tak jarang ia menyeringai ketika melakukan kegiatan tersebut, menghayalkan respon dari gadis itu ketika membacanya.

---

"Unggg~" Sooyoung menggeliat dan meregangkan badannya sesaat setelah cahaya berhasil menyelinap di sela-sela jendela kamarnya. Ia mengelap saliva yang berbekas di salah satu sudut bibirnya, dan menggaruk-garuk perutnya dengan santai.

Matanya menggerjap dan mulai memperhatikan atap apartemennya kali itu. Namun, tak lama ia terperanjat.

Bukan.

Ini bukan apartemennya.

Dengan tampilan yang acak-acakan ia mulai bangkit dari tempatnya, dan mulai merapikan segala kekacauan yang disebabkan olehnya. Sooyoung mulai meruntuk dalam hati mengapa ia bisa dengan mudahnya tertidur di tempat tinggal orang lain—entah itu dulu di rumah Kyungsoo, maupun saat ini di apartemen Sungjae

Author-nim • 「 sungjoy 」 (hiatus for a moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang