School [Sepuluh]

6 0 0
                                    

Olimpiade Biologi Tingkat Nasional akan di adakan besok. Dan aku dipilih untuk mewakili sekolahku. Hari ini aku diperbolehkan tidak masuk kelas seharian. Tapi sebagai gantinya aku harus belajar keras dan mempelajari semua tumpukan buku biologi diperpustakaan sendirian.

Benar-benar terasa sunyi dan tenang, tidak ada satupun suara yang terdengar selain lembaran buku yang aku buka. Aku melihat jam yang melingkar dipergelangan tanganku. Setengah jam lagi bel istirahat akan berbunyi, dan aku tak perlu khawatir karena tidak ada satupun siswa yang akan datang kesini. Mereka pasti sibuk berteriak histeris menyebutkan menu yang mereka pesan kepada penjual di kantin.

"Selamat pagi Liora"

Aku menatap pria yang duduk disampingku sekilas lalu kembali melanjutkan kegiatanku.

"Kamu suka biologi yah?"

"Alex diamlah. Kita sekarang ada diperpustakaan"

"Aku senang"

"Karena?"

"Kau menyebut namaku tadi untuk pertama kalinya"

"Kesenangan yang sederhana" ucapku dengan pelan seperti sebuah bisikan.

Ada apa dengan pria ini? Perilaku dan wajahnya sangat tidak sinkron. Dia terus saja menatapku dan membuatku tidak fokus. Tapi bukan berarti aku salting berada di dekatnya. Hanya saja aku merasa risih.

"Apa kamu tidak lapar? Kamu terus belajar dari tadi"

"Tau darimana? Kamu kan baru datang"

"Kamu terlalu serius. Sampai tidak menyadarinya ya? Aku daritadi memperhatikanmu"

"Maksudmu?"

Alex tidak menjawab pertanyaanku namun tiba-tiba saja dia menarik tanganku dan menuntunku ke suatu tempat.

"sudah sampai"ucap Alex setelah melepaskan genggaman tanganku.

"Hm? Ngapain kamu bawa aku kesini?"

"buat santai aja"

"Alex please udah yah main-main nya. Aku sekarang sibuk. Besok aku harus ikut olimpiade biologi" ucapku dengan sedikit geram.

"Wow. Kamu ikut olimpiade biologi? Hebat banget"

"MA-KA-SIH!!"

Sedetik kemudian aku meninggalkan Alex sendirian di halaman belakang sekolah. Sekarang tujuanku kembali ke perpustakaan dan membaca buku biologi yang sudah menungguku.

#Perpustakaan

benarkah Wanita itu pacar Devian? Setega itu kah dia? Jadi selama ini dia hanya menganggapku mainannya? Dia tidak benar-benar mencintaiku? Apa sebenarnya aku untuknya? Tidak berhargakah aku sampai dia melakukam itu?

Pertanyaan itu tiba-tiba saja mencul dipikiranku. Aku ingin menghilangkannya tapi terasa sulit. Lelaki bodoh itu sekarang telah menjadi bangsat. Dan sialnya dia seperti itu saat aku mulai memperhatikannya sebagai pacar.

"Apa yang harus kulakukan?" Teriakku sambil mengacak-acak rambut.

"Mau pergi bersamaku ?"

"Kenapa kau disini? Dan sejak kapan kau masuk?"

Aku menatap Alex dengan tatapan heran dan bingung. Aku sudah meninggalkannya dihalaman belakang sekolah dan sekarang dia kembali lagi ke perpustakaan. Aneh, aku tak merasakan kehadirannya saat dia datang. Apa dia sebangsa vampir? atau dia manusia super yang bisa menghilangkan keberadaannya seperti yang ada di anime jepang? Oke baiklah itu tidak mungkin sama sekali.

"Mau pergi bersamaku?" Tanya Alex

"Kemana?"

"Kencan"

.

.

.

.

.

Heeeeh???? Apa dia serius?
Ke-ke-kencan???? Kyaaaa~~
Apa yang ada dipikirannya?

"Aku....."

------------------------------------------------------

Maafkan author yang lambat memposting serta gaje dan typo yang bertebaran.

Dan terimakasih reader yang udah kasih komentar dan vote nya.

Saranghae 😍

Because Love Not Need a ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang