Bagian 7

189 36 6
                                    

*Author pov*

Sasa terbangun setelah mendengar deringan hp nya dan langsung melihat sebuah pesan masuk dari nomor yang tak di  ketahui lalu Sasa membuka pesan itu  "besok ditaman jam 2. Daddy saira."

Sasa mengernyit heran siapa daddy saira ucap nya dalam hati

"seperti pernah dengar." Ucap nya sambil masih terus berpikir
Sampai pada akhirnya dia ingat yya diia ingat

****

*Sasa*

"Sudah jam 2 lewat aku menunggu disini tapi apa, hhuuft untuk apa juga aku datang, bodohnya aku." Ucap ku sambil menepuk dahiku.

"Maaf kan aku sudah membuat mu menunggu." Ucap seseorang  membuat ku terkejut dan aku melihat ke belakang ternyata dia datang.

"Ada apa menyuruh ku datang ke sini." Ucapku to the point.

"Tak bisa kah kita memperkenal kan diri." Ucap nya sambil menaikkan satu alisnya.

"Nessa stewart, panggil aku Sasa." Ucap ku.

"Rafael Jhonson." Ucap nya.

"Lalu." Tanya ku.

Rafael hanya menatap Sasa
"Apa pekerjaan mu sekarang." Ucap nya

"Seorang penulis."

"Dimana rumahmu." Tanya nya

"Aku tinggal sendiri diapartemenku." Ucapku dan dibalas anggukan oleh nya.

"Apa urusan kita sudah selesai." Ucap ku dengan kesal.

"Belum." Ucap nya dengan tenang.

"Ada yang ingin ku katakan pada mu." Lanjutnya dan menatap ku dengan serius.

"Apa." Ucap ku dengan antusias.

"Kau tau anak kecil yang menangis kemarin itu." Tanya nya dan aku hanya mengangguk.

"Saira, dia adalah anakku, anak kandungku. Setiap hari aku mengurus nya dari dia kecil hingga sekarang." Ucap nya

"Dimana ibunya." Ucap Ku

"Dia pergi meninggal kan ku disaat aku kesusahaan. Pada waktu itu aku bangkrut, hutang dimana mana. Rumah ku disita mobil dan segalanya. Aku tidak mempunyai apa apa lagi waktu itu. Dan pada akhirnya kami bertengkar, dia tidak ingin mempunyai suami miskin. Lalu dia membereskan semua barang barang nya dan memberikan ku surat perceraian dan hak asuh anak. Apa lagi yang harus ku perbuat . Aku terpaksa menandatangani surat itu." Ucap Rafael tersenyum pahit.

"Aku turut sedih mendengar pengalaman pahit mu." Ucap ku

Rafael terkekeh"Tidak apa."

Hening, hening yang lama aku merasa risih dengan tatapan nya

"Lalu apa maksud mu menceritakan semuanya padaku." Ucap ku yang tak tahan dengan tatapan nya.

"Perlu kau tahu, ibuku menjodohkan ku dengan wanita, tentu saja aku tidak mau. Aku ingin memilih sendiri wanita ku. Tapi sampai sekarang aku belum menemukan nya, terlebih lagi Saira ingin mempunyai seorang Ibu. Kemudian sebuah ide muncul dikepala ku. "

Entah kenapa aku merasa ada yang tidak beres batin ku

"Ide itu muncul begitu saja." Sambung Rafael, ' Ibu ku tidak akan menjodohkan ku kalau aku mempunyai seorang wanita. Tapi masalah nya ....... Rafael memajukan badannya dan menatap ku dengan intens, " aku tidak punya wanita untuk ku perkenal kan pada ibu ku.

Aku mengernyit

"Kau bisa memilih wanita sesuka mu." Ucap ku dengan polos

"Benar, sangat mudah. Tapi begitu sulit untuk ku bawa kerumah dan berhadapan dengan ibu ku.

Aku hanya diam, perasaan tidak enak mulai muncul.

Jadi Nessa, aku mengusulkan sebuah perjanjian untukmu. Maukah kau, berpura-pura menjadi kekasihku, calon isteriku untuk kubawa ke hadapan ibu ku ?" Ucap Rafael dengan tenang.

Hhaaii udah update. Ikuti terus cerita akuu yyaa .... jangan lupa tinggal kan jejak... 😊😊
Maaf banyak typo 😊
Selamat membaca yyaaa ... semoga kalian suka sama part  ini ☺☺😊😊




Perjanjian HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang