Bagian 17

163 9 2
                                    

-----------

"Nessa!"
-----------------

Author*
---------------

Sasa menoleh ketika seseorang memanggil namanya. Setelah dilihatnya, Nessa terpaku melihat sosok yang sangat amat teramat dia benci.

Nessa tersenyum miring, seperti sedang meremehkan seseorang itu.

Disisi lain, Rafael, ia sedang melirik istrinya, seperti sedang memikirkan sesuatu. Sedangkan Josua, ia hanya santai melihat situasi nya, karna ia memang tidak perduli.

Nessa menghampiri seseorang yang memanggilnya, berjalan perlahan, dengan wajah yang lantang namun pasti.

Nessa berhenti, tepat didepan orang yang Nessa benci.

"apa kabar Ness?" Tanyanya pada Nessa dengan terbata-bata

Nessa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum miring.

Josua yg melihat itu langsung membawa Saira, karna ia tak ingin Saira melihat adegan dewasa seperti ini. Sementara Rafael masih terdiam bisu, menunggu kejadian apa selanjutnya.

"Kau masih bertanya kabar ku?" jawab Nessa.

Hening beberapa saat, sampai pada akhirnya suara itu keluar.

"karna aku peduli dengan mu Nessa,"

"apa pedulimu? dengan membihongiku? mengkhianatiku? IYA? JAWAB AKU!" ucap Nessa dengan amarahnya yang meledak-ledak.

"Ness, bukan maks'- " apa? maksud apa? apa kau tidak punya malu? merebut kekasih orang, menyembunyikannya, merasuki pikirannya dengan pikiran kotormu itu?" potong Nessa akibat kesalnya.

"Aku minta maaf Nessa," ucap Karin yang sudah mengeluarkan air matanya.

Nessa menggelengkan kepalanya dan menatap karin jijik.

"kau tidak perlu repot-repot membuat drama dengan mengeluarkan air matamu yang suci putih itu. membuatku sangat jijik."

Karin memegang tangan Nessa, namun Nessa menghempaskan tangan Karin, hingga karin hampir terjatuh.

Disaat karin hampir jatuh, Kevin hadir dan melihat kejadian itu.

Nessa terkejut melihat kehadiran Kevin yang tiba-tiba itu.

"kau tidak apa-apa Karin," ucap Kevin pada Karin.

Kevin mengangguk dan menatap Nessa tajam.

"Kevin, aku, ak'- "Kau berhentilah berbicara, berhenti mengganggu Kekasihku, berhenti mengganggu ku, berhenti mengganggu hubunganku, dan berhenti memanggilku KEVIN!" potong Kevin.

Nessa menelan ludahnya secara paksa. Ia merasa sangat sedih dengan perkataan Kevin. Ia hanya dianggap sebagai pengganggu.

"Kevin, setega itukah kau melupakanku? apa kau tak ingat sedikit pun memori tentang kita? aku selalu mengingat setiap memori yang kita lalui Kevin, aku lelah mengingatnya sendiri." Ucap Nessa berubah menjadi sendu.

"kalau kau lelah mengingatnya, lupakan memori itu, toh jika aku mengingatnya, aku menyesal pernah memiliki mu dengan dirimu yang seperti ini," ucap Kevin.

Mendengar ucapan Kevin, membuat hati Nessa tertohok. Nessa menangis, sedetik kemudian, ia menghapus air matanya kasar.

"baik, mulai detik ini, menit ini, hari ini juga, aku tidak akan mengingat tentangmu lagi, merindukanmu lagi, memanggilmu Kevin dan jantung mu itu tidak akan berdetak untuk ku lagi, bahkan sekalipun kau sudah mengingat semuanya.

Melihat itu, Rafael menghentikan Nessa, takut melakukan kekerasan. Juga para pengunjung melihat kejadian yang tak berguna ini, membuat Rafael sangat risih.

"sudah, hentikan Nessa, ayo kita pulang," ucap Rafael menarik tangan Nessa, namun dilepas kembali oleh Nessa.

Nessa melihat ke arah Rafael lalu mengapit tangan Rafael dengan erat," dan mulai sekarang, dia yang akan selalu kurindukan, yang selalu kuingat setiap detikku, hariku," ucap Nessa, lalu pergi dari hadapan sepasang kekasih itu.

Karin melihat kejadian itu, tersenyum tipis.
"seharusnya, sudah dari dulu kau berkata seperti itu." ucapnya Dalam hati.

Disisi lain, Kevin merasa ada penyesalan setiap kaliamt yang keluar dari mulutnya. Kepalanya mulai terasa sakit.

Ia memegangi kepalanya, ingatan itu seperti akan muncul.

Ia sedikit berteriak sambil memegang kepalanya. Karin melihat ini sangat panik.

flashback*

"kenapa kau menangis, aku tidak suka kau menangis"

"aku akan selalu ada bersamamu, bukankah itu kewajibanku untuk selalu ada bersamamu"

"kevin, aku lebih cantikan mana, gaun yang ini apa yg ini?"

"kau tetap cantik memakai apapun sayang."

"aku sangat takut kehilanganmu,"

"kau tak pernah kehilangan ku sayang, jantung ini akan selalu berdetak hanya untuk mu Sasa,"

flashback off

Kevin mengingatnya, ia mengingat semuanya. Kevin terdiam sejenak, ia tidak memegangi kepalanya lagi.

Karin melihat perubahan Kevin yang tidak berteriak sakit lagi membuat karin sedikit tenang.

Kevin melihat ke arah Karin. Setelah itu Kevin pingsan.

Perjanjian HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang