bagian 14

172 11 0
                                    

Kevin." Ucapku dan seketika air mataku keluar membasahi wajahku. Aku tidak tahan lagi. Aku menangis sejadi-jadinya dan memeluknya erat.

---------------------------
Author phov

Pria itu melepaskan pelukan dari Sasa, membuat hati Sasa nyeri. Bahkan sangat nyeri.

Sasa menatap mata pria itu.

"Kevin, aku merindukan mu."

"Sayang, kenapa dia menyebutku Kevin?" Ucap pria itu pada Karin.

Sasa menatap Karin jijik. Bahkan sangat jijik.

"Kau tak lebih dari seorang pengkhianat, Karin," Ucap Sasa.

Karin hanya diam. Tak bergeming. Dan bahkan enggan untuk mengeluarkan suara.

"Kevin, nama mu kevin. Apa kau lupa padaku ? Secepat itukah kau melupakanku Kevin. Jawab! Aku selalu berdoa agar aku bisa dipertemukan kembali denganmu. Tapi dengan mudahnya kau melupakan ku Kevin ?" Ucap Sasa dengan histeris.

"Cukup Sasa, hentikan. Dia sedang sakit." Ucap Karin, membuat Sasa semakin jijik dengannya.

Plaakkk !!!!

Suara tamparan itu pecah menjadikan Sasa pusat perhatian. Seluruh pelanggan dan juga pegawai kafe menatapnya penuh tanda tanya.

Karin memegang pipinya yang merah. Air mata mengalir membuat Pria itu memeluk karin. Sasa yang menatap hal tersebut menganga tak percaya.

"Kevin? Apa yang kau lakukan?" Ucap Sasa.

"Seharusnya tanya pada dirimu sendiri! Apa yang sudah kau lakukan pada kekasihku?" Ucap pria itu.

"Dia bukan kekasih mu. Aku kekasih mu kevin. Akuuu!" Ucap Sasa setengah berteriak.

"Kalau memang kau kekasihku. Aku katakan aku menyesal menjadikan kau kekasihku. Aku tidak sudi mempunyai kekasih yang kasar seperti mu. Ingat itu!" Ucap pria itu dan berlalu pergi meninggalkan Sasa.

Sasa menatap nanar. Hati nya terasa dicabik dan ditusuk ribuan belati.
Sakit namun tidak berdarah.

"Apa sesakit ini aku mencintaimu Kevin?" Ucap Sasa dengan sedih.

Semua orang menatap Sasa miris. Bahkan sangat miris. Air mata terus mengalir membasahi wajah Sasa.

Sasa tak bisa pungkiri Karin yang notabene adalah sahabat Sasa. Bahkan Sasa menganggap Karin bagian dari hidup Sasa. Tega mengkhianati Sasa.

Air mata kembali jatuh. Sasa kembali menangis. Sampai seseorang memegang pundak Sasa, membuat nya terkejut.

"Ayo pulang,"
"Jhosua?" Ucap Sasa dan memeluk Jhosua dengan erat.

Jhosua hanya diam, enggan melakukan apapun. Hati nya terasa damai dipelukan Sasa.

Sasa melepaskan pelukan Jhosua.

"Knp kau bisa berada disini?" Ucap Sasa.

"Terserahku." Ucapnya.

"Kau mengikutiku kan?" Ucap Sasa dengan mata memicing.

Jhosua menatap Sasa " hei, untuk apa aku mengikutimu. Aku sudah lama berada disini. Bahkan aku melihat pertengkaranmu dengan kekasihmu. Opps . Mantan kekasihmu lebih tepatnya." Ucap Jhosua.

"Aku mohon, jangan beri tahu Rafael."

Jhosua menaikkan satu alisnya. "Tidak masalah."

Sasa hanya tersenyum.

"Ayo pulang," ucap Jhosua dan menarik tangan Sasa.

Hhaaii readers. Cukup segiinii dullu yya aku tuliis. Maaf gak pernah update. Biasa mah orang sok sibuk banget 😆😆.
Nantii dilanjutkan lagii yg lebih panjang.
Stay with my story guys 😊😊
Thank you 😗😙

Perjanjian HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang