Happy reading :)
-----
AuthorSasa akhirnya sampai dan masuk kerumah diikuti oleh Josua dari belakang. Rafael melihat wajah Sasa yang murung dan keliatan seperti habis menangis. Sasa terua berjalan tanpa melihat kearah Rafael.
"Mom."
Sasa terkejut akibat Saira berlari dan memeluknya spontan.
"Iya sayang, kenapa? Hmm?" ucap Sasa dan mensejajarkan tingginya pada Saira.
"Mom darimana," ucap Saira dengan wajah sedihnya.
Sasa tersenyum dan mencubit pipi Saira membuat Saira mengaduh keasakitan.
"Sakit mom," ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.
Sasa hanya terkekeh. "Mom habis ngerjain tugas," ucap Sasa."
Saira mengerutkan dahinya. "Mom juga punya tugas yaa," ucap Saira polos.
Sasa mengangguk sambil tersenyum.
Sasa melihat Saira dan memikirkan sesuatu.
"Mau mom bisikan sesuatu," Ucap Sasa dan langsung mendapat anggukan dari Saira.
Setelah membisikan sesuatu, Saira tersenyum dan memeluk Sasa. "Makasih mom," ucap Saira.
"Ayo tidur," ucap Sasa dan Saira berlalu untuk kekamar.
Sasa kembali berdiri tegak dan melihat kearah Josua dan Rafael. "Kalian berdua pergilah tidur," ucap Sasa lalu pergi kekamarnya.
😘😘
°Nessa°
Hari ini adalah hari minggu, dimana semua orang lebih memilih untuk tidur sepuasnya.
Namun tidak untukku. Hari ini aku dan Saira sedang merencanakan sesuatu.
"Kau sudah siap sayang," ucapku pada Saira dan Saira membakasnya dengan anggukan.
Aku dan Sasa pergi kekamar untuk membangunkan Rafael dari tidurnya yang panjang.
"Daddy, ayo bangun, bangun," ucap Saira sambil menggoyangkan tubuh Rafael.
Rafael membuka setengah matanyalalu mengucek. Setelah matanya terbuka lebar, Rafael menatap kami bingung.
"Kaliam mau kemana?" ucapnya dengan wajah bingungnya yang ingin sekali membuatku melemparkannya ke ujung pulau tak berpenghuni.
Akhir-akhir ini aku ingin melempar orang.
Aku mengerlingkan senyumku, sebuah ide terlintas dipikiranku.
Aku menghampiri Rafael dan duduk disampingnya, aku mulai melihat wajahnya yang was-was. Aku tertawa dalam hati.
Aku menggandengkan tanganku memasang wajah sok imutku didepan Rafael, "inikan hari minggu SAYANG, gak ada salahnya kan ISTRImu ini ingin berjalan-jalan." ucapku dengan menekankan kata sayang dan istri.
Aku melihat wajah bodoh Rafael, sungguh aku ingin menabokkan wajahnya dengan buku tebal.
Aku dan Saira memasang wajah imut, menunggu jawaban dari Rafael.
Aku melihat Rafael menghela nafasnya. "Baiklah, kalian tunggu dibawah," ucapnya dan kami pun langsung bertos.
Hampir 20 menit lebih kami menunggu, akhirnya orang yang kami tunggu datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Hati
RomanceTahu kah kau setiap hari aku menunggu kedatangan mu ... Menunggu kau hadir di dalam hidupku ... Menunggu kau akan memeluk ku seperti biasanya ... Apa kah kau juga merasakannya, seperti yang kurasakan sekarang Apa kau lupa padaku, bahwa kau berjan...