8

6.3K 648 33
                                    


     Ohayou....

   Suara Dazai membangunkanmu. Tapi kau masih merasa pusing dan letih. Efek dari alkohol tadi malam sangat kuat.

Kau sadar, Dazai bangun sedari tadi menatapmu dengan senyuman yang tak bisa kau tebak.

Tanganmu memeluk leher Dazai. Sementara pria itu mengelus pipimu yang lembut.

  Kau tak bisa merasakan emosi. Kau masih sedikit mabuk.

  Pakaianmu terganti menjadi piyama.

(Y/n): kapan kau menggantinya?

Dazai: aku pikir agar kau nyaman untuk tidur

(Y/n): sejujurnya

Dazai: baiklah. Tadi pagi. Kau kepanasan karena masih memakai baju tebal dan...

(Y/n): sudahlah, jangan alasan. Aku benar benar membencimu, Dazai kun.

   Kau beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan selimut yang membungkus paha sampai ujung kakimu. Kau tau  piyamamu sedikit terbuka.

.
.
.
.  
  Dazai menunggumu keluar dari kamar mandi. Sementara itu, dia berusaha memakai perbannya.

Kau keluar dengan wajah merah rona. Tiba tiba terkejut melihat Dazai sedang memakai perban.

Dazai menatapmu dengan tatapan bingung.

(Y/n): keluarlah!

Dazai: tidak mau. Ini kamar kita, kan?

(Y/n): yah... Demo....

Dazai: sudahlah. Pakai saja bajumu di sini. Aku suamimu bukan? Tak salah bila melihatmu tanpa busana.

(Y/n): baka! Hentai! Keluar!!!

Dazai: (berjalan mendekat dengan tatapan menakutkan bagimu) kalau kau kesusahan, aku bisa membantumu memakai baju.
Kau tak keberatan kan? (Dazai mengusap pipimu)

(Y/n): tidak mau! (Kau menepis tangan Dazai lalu mengusirnya keluar secara paksa)

   Wajahmu merah dan lega. Tapi kau merasa besalah karena ucapan Dazai memang benar.

Dazai: aku tau kau setuju denganku. Demo, kau terlalu pemalu untuk melakukannya. ( teriak dazai dari luar kamar)

(Y/n): diamlah! Aku harus bergegas.

Dazai: kapan kapan, kita lakukan lagi, ya?

(Y/n): terserahlah! Aku tak mementingkan itu sekarang.

     Kau merasa sangat tegang. Lalu melirik pintu di mana Dazai menunggumu keluar. Kau mengambilkan baju suamimu itu.

(Y/n): ini. ( kau melemparnya tepat di wajah Dazai)

Dazai: oh... Arigatou.

(Y/n): kau selalu boros Dazai kun. Boros itu tidak baik. Mulai besok, kau tidak usah pakai perban lagi.

Dazai: kau tak bisa melarangku begitu saja. Harus ada kesepakatan lho.

(Y/n) : tak perlu ku sebutkan aku sudah tau.

Dazai: kalau begitu, aku ingin menggunakan perjanjian kita saat bermain karuta itu.

(Y/n): baiklah. Kau mau apa?

Dazai: aku ingin punya keturunan secepatnya. Aku tak ingin terlalu tua untuk punya anak.

(Y/n): kau memang sudah tua, Dazai kun.

Dazai: tapi yang paling ku khawatirkan adalah kau cukup tua hingga menopause, jadi sia sia saja kita menikah, kan?

(Y/n): nani ??!!! Kau kira aku sudah jadi nenek apa? Jangan meledekku!!!

Dazai: aku hanya bercanda, nona cantik. Mana mungkin itu adalah alasanku untuk menikahimu

(Y/n): oh, aku tau sesuatu. Kau akan merayuku lalu menipuku lagi, dan menjalankan rencana tak terdugamu selanjutnya. Benar?

Dazai: kau pintar, (y/n) chan.

(Y/n): sudah kuduga.

.
.
.
.
.
    Arigatou gozaimasu

Gomen.... Kalau agak lama munculnya. Sibuk mau ujian nih.... :>

Ada yang punya saran untuk bagian selanjutnya????

Silahkan tulis di comment ya!

Sankyou!

    Dazai's Little Family [ Dazai X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang