18

3.6K 454 108
                                    

    Kau menunggu keputusan dokter sambil memegangi Yuuta. Seorang perawat pun keluar.

Perawat: nyonya, suami anda mengalami patah tulang di bagian lengannya dan luka bakar yang tidak terlalu parah. Dia akan sembuh dalan waktu yang tak lama.

(y/n): oh, arigatou. Itu tidak jadi masalah.

   Setelah perawat itu pergi, kau mengambil ponselmu dan merasa bimbang. Kau akan menelpon Kunikida. Tapi kau teringat yang di katakan Dazai.

   "Hati hati berbicara pada Kunikida. Aku takut telingamu meledak bila ia mengomel."

   Yuuta menarik mantelmu. Ia ingin ponselmu. Tapi kau mengabaikannya lalu menelpon rekan suamimu itu.

(y/n): Oh, Konbawa Kunikida san.

Kunikida: Konbawa. Doushete?

(y/n): Etto... sepertinya Dazai tidak bisa datang ke agensi besok.

Kunikida: Nande?

(y/n): hmmm... dia terkena ledakan. Memiliki luka bakar dan tangannya patah. Sekarang ia ada di rumah sakit.

Kunikida: Benarkah? Dimana ledakannya? Serta kapan itu terjadi? Aku akan memberitau yang lain tentang hal ini walau aku sekarang sangat sibuk dan akan bertambah sibuk lagi karena Dazai berada di rumah sakit di hari yang sibuk ini serta anak itu memang suka bunuh diri dan-(blah... blah... blah... blah....)

     Kau memberikan ponselmu pada Yuuta karena Kunikida masih bicara. Kau pusing mendengarnya yang bicara seakan tak ada titik dan koma.

Kunikida: (y/n) san?

(y/n): ya? oh, aku mengerti. Akan kukabari lagi nanti.

    Kau segera menutup telepon. Lalu bergumam telingaku seakan ingin pecah.
.
.
.
.
.

    Tok tok

   Kau muncul dari balik pintu.

Dazai: (y/n) chan! aku senang kau di sini.

(y/n): kau pasti bosan, ya? Maaf, aku bekerja dua hari ini. Jadi, tak bisa menjengukmu. Yuuta sangat merindukanmu.

    Kau memberikan anak itu pada Dazai.

Dazai: kau anak yang penurut, ya.

(y/n): lenganmu patah karena kebodohanmu.

Dazai: Gomen~ sebenarnya aku mengulur waktu. Tadinya, aku ingin bom itu meledak di rumah kita. Hahaha...

(y/n): oh? jadi kau sengaja? Dasar....

    Kau menyadari bahwa Yuuta tak ada pada pangkuan Dazai. Ternyata anak itu berada di pinggir kasur seperti meraih bunga di meja.

(y/n): Yuuta chan, nanti kau ja....

     Yuuta pun jatuh. Dazai menengok lalu berkata

Dazai: kepalanya jatuh duluan.

(y/n): oh astaga....

Dazai: dia kuat kok. Karena saat Okaasannya sering makan es batu. Anaknya pasti bertulang sekeras batu.

(y/n): kissama~
.
.
.
.
.
.

    Tiga hari kemudian, Dazai melarikan diri dari rumah sakit lewat jendela. Ia merasa senang bisa berjalan jalan kembali. Walau perbannya bertambah dan tangannya di gips untuk sementara, itu tak masalah. Sekarang ia berjalan pulang karena ponselnya di celup Yuuta ke dalam sup kemarin. Lagipula, rumahnya tak terlalu jauh dari rumah sakit.

    Matanya menemukan Chuuya yang merokok sambil menelpon seseorang di sebuah meja di depan kafe. Dazai bergumam

Huh, dasar kerdil perokok. Kau takkan pernah bisa membunuhku. Kau terlalu bodoh eh, tidak, aku yang terlalu pintar. Hahaha....

     Chuuya berdiri dari kursinya karena mendapat telepon dari boss.

Chuuya: Ne~? Nani?! Wakatta, boss.

     Ia menghela napas lalu duduk kembali.

Bruk!

    Pria berambut orange itu terjatuh di hadapan banyak orang. Ia menoleh kebelakang dan mendapati Dazai yang memegangi kursinya.

Chuuya: kissama~

   Dazai meletakkan kakinya tepat di wajah Chuuya. Lalu menendangnya dengan keras.

Dazai: urusai, kau mencoba membunuhku, kan? sudahlah, Chuuya.Itu sia sia saja. (tersenyum penuh kemenangan)

Chuuya: Cih, akan kucoba terus, baka. Aku tak bisa membunuhmu langsung karena istri cantikmu itu.

Dazai: hooo? kau naksir dengan istriku? Sudah terlambat, Chuuya. Menyerahlah.

Chuuya: (terkejut dengan wajah memerah) akan kubunuh kau!!!

Dazai: membunuhku lalu menikahinya? Usaha yang bagus, Chuuya. Demo, apa kau bisa?

    Kesabaran Chuuya habis. Ia menyerang Dazai tanpa ampun. Pria itu dengan mudah menghindar.

Dazai: tidak ada gunanya. Cara bertarungmu bisa di baca sekilas. Dasar payah!

Chuuya: Kau kupastikan mati! (y/n) chan akan kujadikan milikku. Akan kuhancurkan hidupmu!

    Kedua orang itu menjadi pusat perhatian orang orang. Mereka menjadikan kejadian itu tontonan yang mengasyikkan. Ada yang mendukung Dazai, ada juga yang mendukung Chuuya.

Dazai: (y/n) chan bahkan tak ingin menikah denganmu, kau pendek. Sementara dia selalu menaruh barang barang di luar jangkauannya. Jadi dia butuh pria tinggi sepertiku.

Chuuya: akan kubuat diriku lebih tinggi dari (y/n) chan!

Dazai: hahaha... mustahil. 

Chuuya: tidak ada yang mustahil di dunia ini.

Dazai: kecuali kau!

     Chuuya benar benar marah. Memakai kekuatannya tidak ada gunanya juga. Ia mengepalkan tangannya, dan menyiapkan tinju paling kuat karena Dazai terpojok.

Chuuya: RASAKAN INI!!!!

      Tangannya terhenti tepat di depan wajah Dazai. Kau datang menengah memegang kuat lengan Chuuya sambil menahan amarah.

(y/n): Kalian membuatku malu saja.

     Kau menyeret kerah baju Dazai pulang. Sementara pria itu tersenyum sambil melambai lambai pada Chuuya dan mengatakan

Dazai: sayonara, Chuuya. Kapan kapan kita lakukan lagi, ne~?

Chuuya: ..... (diam menahan amarah)
.
.
.
.
.

    Dont forget the vomment, ne~?

Sankyou....

    Dazai's Little Family [ Dazai X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang