Aku tertidur entah berapa lama dan kenapa aku bisa disini? Di kamarku? Aku berdiri melihat Cameron tidur di bawah dengan wajah yang lelah. Entah apa yang ia lakukan semalam.
"Morning." Seruku sambil mengucek mata.
"Hm , morning." Jawabnya sambil mengucek mata dan melihatku.
Aku bangun dari tempat tidurku dan berjalan keluar. "Mau sarapan apa?" Tanyaku.
"Apapun." Jawabnya sambil bangun juga.
Aku berniat untuk membuat pancake untuk sarapan pagi ini.
"Gimana? Enak kan?" Tanyaku. Tapi aku yakin kali ini pancakenya tawar.
"Enak kok. Sedikit tawar aja." Jawabnya.
Sedikit? Ini sangat tawar Cam...
Aku menatap Cameron yang sedang memandang ponselnya dengan frustasi. Apa yang sedang ia lakukan?
"Aku harus pergi nanti jam 12." Ujarnya sambil menatap jam dinding dan mengacak acak rambutnya.
"Kemana?" Tanyaku penasaran.
"Somewhere. You dont have to know."
Aku mengangguk mengerti dan mencoba untuk menyembunyikan rasa penasaranku.
Setelah sarapan, Cameron terlihat sangat buru buru. Ia mandi dengan sangat cepat , hanya memakan 5 menit. Lalu bersiap siap memakan 5 menit juga. Dia mau kemana sih?
"Hati hati." Ia tidak mengubiris kata kataku. Ia langsung meninggalkan aku sendiri di rumah.
Cameron's POV
"Lo dimana Will?" Tanyaku sambil menempelkan ponsel ke telinga.
"Tempat biasa."
"Oke, gue kesana skr." Kataku sambil memutuskan panggilan lalu kembali menyetir.
"Gimana? Luna?" Tanya William ketika aku sampai disana dan menatapnya bingung.
Aku menatapnya seakan akan aku lupa , padahal tidak. "Dia , gue suruh dia datang sekarang."
Aku mengambil ponselku dengan segera dan menekan nama Luna disana.
"Hey Luna?" Aku menghela napas. "About yesterday. How about we met in kasturi street number three? Its important." Ujarku sambil menatap William yang senyum bangga.
Aku harus melakukan ini untuk Olivia. Adik perempuanku yang memiliki kekurangan, tidak dapat melihat. Dan kekurangannya itu di gunakan sebagai alat supaya aku bisa mencarikan perempuan untuk pria sialan ini. Karena kalau aku tidak bergabung ke dalam misinya yang bodoh itu , Olivia akan menjadi sasarannya. Aku tidak bisa biarkan itu.
"Oke Cameron. See you there. I will be there in 3 minutes." Katanya menutup panggilan.
Aku legah. Aku tau segala perbuatan yang telah ku lakukan ini adalah dosa. Dosa yang sangat besar. Tapi William adalah seorang bajingan yang ingin mendapatkan keuntung dari kekurangan orang lain.
Setelah 5 menit menunggu kehadiran Luna. Akhirnya orang yang di tunggu tunggu itu pun hadir. William menatapnya dari atas ke bawah dan mengagumi sosok Luna.
"Hai Cameron. What is this place?" Tanyanya bingung.
"Well.. this is what im going to tell you." Aku menyiapkan hati. "Well, its William."
"Hai , nice to know you." Kata William.
"Nice to know you too." Jawab Luna sambil tersenyum.
Aku menatapnya lalu memikirkan kata kata.
"Well. Gue yang suruh Cameron buat nyariin cewe gitu. Anyway, gue photographer. Gue mau cari model aja gitu deh. Cameron bilang lo cewe yang tepat gitu." Ujar William berbohong.
Nah kan benar ! Ia sangat licik.
Emma's POV
Aku mendengar semua perbincangan William , Luna dan juga Cameron di tempat aneh ini. Aku bingung , apa mereka emang benar ingin melakukan photoshoot? Tapi pikiranku mengatakan ada hal yang buruk akan terjadi pada Luna.
Anyway. Aku mengikuti Cameron saat ia meninggalkan rumah tadi , aku penasaran apa yang ia lakukan di weekend ini. Kenapa sangat terburu buru? Ternyata ini yang ia lakukan. Tapi. Kenapa mesti Luna? Kenapa tidak aku?
"Well then Luna. Hm jadi lo terima?" Tanya William. Luna mengangguk bergirang. Cameron menatapnya dengan perasaan bersalah.
Ada apa ini sebenarnya?
"Well , lo bisa ke tempat yang gue bilang sekarang. Naik ke mobil gue ya." Ujar William sambil mengambil kunci mobilnya.
"Gue naik mobil gue aja." Luna berjalan mundur.
"Eh gausah , mobil lo biar Cam yang ngurus." Katanya.
Luna berbalik. "Loh Cameron ga ikut?" Tanya Luna dan Cameron menggeleng.
Kemana mereka pergi?
"Tapi aku mau Cameron ikut." Rengek Luna.
"But i have to went home fast. Emma is waiting for me." Ujar Cameron.
Hah? Emang gue ada tungguin dia ya? Dia bahkan tinggalin gue gitu aja.
I swear , something will happend.
Sebenarnya apa sih yang Cameron dan William ini rencanakan buat Luna?
"Okay then. I'll go with William now." Ujar Luna. Aku rasanya ingin berlari menahan tangan Luna untuk tidak masuk ke dalam mobil William tapi itu terlambat.
Cameron sudah melihat Emma duluan.
Sial.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Nerd [COMPLETED]
Fanfiction"Just pretending that he is your cousin" Cameron Dallas fanfiction. Copyright © 2016 by Cindy Angela. All Right Reserved. P.s : sorry kalo banyak grammar yang buruk. Happy reading ✌