Sembilan

1.9K 79 5
                                    

Dugh!

"Kamu pikir aku akan bertingkah seperti wanita lemah, huh?" Norta memandang tajam James yang tersungkur di lantai. Ia sengaja mendorong James dengan keras.

"Menangis?" Norta mengusap kasar air mata di wajahnya. "Hanya wanita bodoh yang melakukannya!"

James merintih kesakitan seraya berdiri. "Kamu terlalu keras pada dirimu sendiri."

"Kehidupan yang kujalani yang mengajarkanku seperti itu."

"Tapi..."

"Aku mau pulang!" potong Norta.

"Aku antar," tawar James.

"Tidak perlu. Aku akan pulang dengan taksi."

"Ini sudah terlalu malam. Aku tidak mau terjadi sesuatu kepadamu." James bersikeras.

Sepanjang perjalanan kedua insan manusia itu saling terdiam. Norta tak ingin bicara dan James memilih untuk tak mengusik wanita di sampingnya.

James tak habis pikir jika Norta berpikiran seperti itu. Kehidupan yang dijalani Norta memang sulit, tapi seharusnya tidak sampai membuat hatinya membeku.

Apakah luka yang diterima Norta selama ini terlalu dalam?

Kenapa sampai Norta memilih jalan seperti ini?

Lahir dari rahim seorang wanita simpanan, bukan berarti mengharuskan ia menjadi simpanan seperti ibunya?

"Darah yang mengalir dalam tubuhku ini kotor, mau berbuat baik seperti apapun, orang-orang tetap akan menganggapku kotor. Anak haram!"

Ah, James pernah mendebatkan masalah itu dengan Norta dan hasilnya James tak mampu berkata apa-apa lagi.

"Tidak semua orang seperti itu!"

"Tidak semua? Benarkah?" Norta tersenyum kecut. "Kamu... bukankah kamu juga sama."

"Aku tidak pernah berpikiran seperti itu!"

"Lalu kenapa kamu membayarku?"

Shit!

James menghentikan mobilnya tiba-tiba.

"Kamu mau membunuhku?" bentak Norta.

"Maaf." James tertunduk merasa bersalah.

"Sebaiknya kita tak usah bertemu lagi," tegas Norta.

"Tapi..."

"Aku tidak ingin melihatmu lagi." Norta keluar dari mobil James meninggalkan sebait kalimat menusuk hati.

James tak mampu berbuat banyak. Mengejar Norta tidak akan membuahkan hasil. Apakah lebih baik ia menyerah saja?

####

Norta melangkah tertatih. Hari yang melelahkan. Sebentar lagi fajar beranjak dari peraduannya. Tak terasa waktu bergulir cepat. Hari beratnya akan berganti. Apa yang harus ia lakukan?

Norta meraih ponsel di dalam tas kecil yang ia bawa. Bersandar pada dinding lift yang membawanya naik menuju lantai apartemennya.

Ia nyalakan benda hitam berbentuk persegi panjang di tangannya. Entah sudah berapa lama ia mematikan ponselnya itu.

Berbagai nada pemberitahuan terdengar tak beberapa lama setelah ponsel itu menyala. Sms, voice mail, bbm, dan email. Norta mengabaikan sms dan voice mail yang masuk. Ia lebih memilih membuka email.

From      : roxypro
Subject : need some help

Ini sudah terlalu lama kamu vakum. Apakah kali ini sulit mendapatkan ide? Roxy terus saja mengomel karna tidak ada kabar apapun darimu.

SANG JALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang