10. Gara-gara Seblak

628 112 86
                                    

Taeyong tengah membantu Jisung mengerjakan PRnya saat Seungcheol datang ke rumah Ana untuk menjemput cewek itu. Ana menyuruh Seungcheol masuk dulu sementara dia siap-siap.

Untung di rumah Ana sedang tidak ada siapa-siapa selain Jisung, jadi Seungcheol tidak usah ketemu dengan orang tua Ana.

"Dek kenalin ini temen kakak," kata Ana setelah kembali turun dari kamarnya. Seungcheol tersenyum ramah kemudian mengenalkan dirinya pada Jisung.

"Siapanya kak An?" tanya Jisung curiga. Pasalnya Ana tidak pernah membawa cowok lain ke rumahnya selain Taeyong dan kawan-kawan.

"Temen!" kata Ana sambil melotot ke arah adeknya itu, tapi Jisung tetap tidak percaya.

"Gantengan kak Taeyong ah," celetuk Jisung membuat Ana melotot lagi ke arahnya.

Sementara Taeyong langsung menahan tawa begitu mendengar ucapan polos Jisung. Dalam hati ia bersorak dan berterima kasih pada Jisung karena sudah mempermalukan Seungcheol.

"Gak usah di dengerin apa kata adek gue barusan," kata Ana seraya menatap Seungcheol dengan raut minta maaf.

"Gak apa-apa An. Santai aja kali." Seungcheol mengulas senyum manis.

Ana balas tersenyum.

"Kalau ini ... dia Taeyong tetangga sebelah," kata Ana lagi saat merasakan lirikan Taeyong yang terarah kepadanya.

"Seungcheol." Seungcheol mengulurkan tangannya pada Taeyong.

"Gue Taeyong. Mantannya Ana." Taeyong tersenyum jahil dan menjabat tangan Seungcheol sekilas.

Seungcheol lagi-lagi hanya tersenyum. Sementara Ana sudah menaham kesalnya. Ia merutuk Taeyong dalam hati. Mati aja lu terong.

"Yuk ah berangkat!" Ana langsung menyeret Seungcheol pergi setelah memberikan salam jari tengah pada Taeyong.

Setelah Ana pergi Taeyong dan Jisung terbahak sambil bertos ria.

"Bagus dek. Lain kali kalau orang itu datang lagi usir aja sekalian."

"Oke ka Taey." Bak prajurit yang mendengar perintah pimpinannya, Jisung langsung mengangguk patuh.

***

"Girls seblaknya udah jadi belum? Lama banget perasaan." tanya Yuta menghampiri Hyerim dan Mina yang tengah sibuk di dapurnya.

"Sabar elah Yut, baru aja beberapa menit."

"Gue udah laper Hyer."

"Ya sama gue juga."

"Udah sana lanjutin main catur aja, entar kalau udah jadi Mina bawa ke sana."

"Yaudah." Yuta kembali ke teras depan dimana Jaehyun dan Winwin masih serius main catur sementara Ten hanya jadi penonton setia.

"Si anjir belum beres juga dari tadi. Lama bener elah." Yuta sedikit kaget saat melihat papan caturnya.

Bagian Jaehyun tinggal sisa raja dan kuda, sedangkan Winwin sisa raja dan 2 pion.

"Salah satu ngalah aja biar cepet beres."

"Kaga bisa!" Jaehyun dan Winwin menjawab kompak.

Sebenarnya ini bukan masalah menang atau tidaknya main catur, tapi ini masalah harga diri dimana kedua cowok itu berharap Mina akan memuji mereka, kalau mereka memenangkan permainan ini.

Tak lama kemudian Mina dan Hyerim datang sambil membawa baskom berukuran sedang Isinya seblak buatan mereka

"Anjir banyak banget." Ten syok melihat seblak yang ada dalam baskom itu.

Pink Romance [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang