.
.
.
.
Hari ini Aryo udah boleh pulang.
Sebenernya bocahnya yang maksa minta pulang. Aryo kayak anak kecil yang ngerepotin semua orang di Rumah Sakit. Entah sudah berapa suster yang menjadi dayang-dayangnya. Datang silih berganti, mengibarkan bendera putih karena menghadapi Aryo. Macam-macam kelakuannya. Contohnya saja tadi ketika suster ingin menyuntik lengannya Aryo malah menjadikannya boomerang sehingga jarum suntik berada di tangannya lalu suster itu lari terbirit-birit keluar ruang rawatnya.
Gayanya itu lho selangit. Semua maunya di layani. Berasa di yang punya Rumah Sakit. Syahrini aja kalah kali sama dia.
Dokter dan suster hampir menyerah menghadapi tingkah pasien seperti Aryo.
Tiara yang sudah hapal tabiat suaminya itu terpaksa meminta maaf pada Dokter Daffa selaku dokter yang merawat Aryo. Untung ya untung, pihak Rumah Sakit tidak memasung Aryo karena ia sempat mengamuk saat mau di suntik tadi pagi. Dan adegan kejar-kejaran terjadi di kamar rawat tersebut. Tiara heran. Aryo itu sakit beneran apa enggak. Atau suaminya itu pake susuk biar kebal? Kata Dokter Daffa kakinya Aryo ada yang patah. Patah dari hongkong? Bocahnya lincah banget gitu.
"Dokter Daffa kayaknya betah banget ya disini?" Sinis Aryo pada Dokter Daffa saat Tiara masih menanyakan keadaan suaminya yang makin nggak sehat. Bukan kondisi fisiknya. Melainkan kejiawaannya.
"Kagak useh dengerin die Dok. Lu diem disitu!" Tiara mengomelinya seperti dirinya anak umur lima tahun yang susah di bilangin.
"Dokter saya nggak butuh di rawat sama dokter. Saya udah sehat!"
Tiara tertawa meledeknya sampai memegangi perutnya yang terasa keram.
"Sehat dari hongkong? Mandi sendiri aje belon bise lu!"
Dokter Daffa menghela napasnya. Herannya masih sabar menghadapi Aryo.
"Tidak apa Tiara. Sebaiknya saya pergi. Limma belas menit lagi saya bakal kesini. Ada hal penting yang saya harus bicarakan sama kamu."
Aryo melotot.
"Dokter kalau mau bicara tentang kondisi saya sama saya aja langsung." Cetus Aryo.
"Loh kenapa kan dia istri kamu?"
Aryo mengarahkan pandangannya kearah lain selain Tiara dan Dokter Daffa sambil siul-siul sok kece. Sayangnya Tiara malah mau nimpuk muka Aryo pake batu.
Nyebelin banget sih.
"Siapa bilang? Dokter sok tempe banget ya."
"WHAT?!" Kini gantian Tiara memelototinya.
Aryo membentuk wajahnya semenyebalkan mungkin sampai rasanya ingin sekali Tiara membunuhnya saat ini juga.
Kenape Aryo kagak mati aja?
Kenape die idup lagi?
Dokter Daffa benar-benar pamit dan kini tinggal Aryo dan Tiara berada di ruangan itu. Yakin tak ada seorang pun yang mau masuk ke dalam ruangan itu melihat ada ratu dan raja iblis sedang saling mengeluarkan tanduk di dalam ruangan serba putih itu.
"Kenapa lo ngelakuin semua ini?"
"Apa? Gue nggak ngelakuin apa-apa." Aryo memutar bola matanya. Ekspresinya itu nyebelin pangkat lima.
Tiara mendekat ke arahnya, tersenyum miring lalu pandangannya turun pada lengan kiri Aryo yang di gips.
Ekspresi Aryo berubah pias ketika Tiara gantian menatap ke arah lengannya. Aryo masih ingat Tiara jago silat dan bayangan Tiara akan menyilatnya saat ini membuat jantung Aryo berhenti berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Married
RomanceGenre : Romance - Comedy Attention! Rate 20+ Be wise🖤. • Hanya karena satu malam---yang di anggap Tiara dan Aryo malam kesialan mereka---mereka harus menikah. Tiara tak pernah menyangka setiap hari hidupnya akan dipenuhi lelaki seperti Aryo yang su...