Episode 41 : A Person In Deepest Heart

13.5K 719 33
                                    

Halo🎉📣
Ada yang kangenkah sama cerita ini?
Sama pasangan ini?
Mulmednya di tonton ya.
Jangan lihat Afgannya, apalagi masukin Afgan ke kantong celana. Ndak boleh yo 😄
Masukin lagunya ke hatimu. #eaaaa

.

.

.

.

Hari ini adalah hari yang sangat mengkhawatirkan buat Tiara. Sedari tadi ia tak bisa memikirkan selain Aryo saja.

Apalagi suaminya itu tidak membiarkannya untuk ikut. Tiara tak habis pikir. Kenapa Aryo itu sok-sokan jadi pahlawan? Memangnya suaminya itu siapa? Suaminya hanya manusia biasa. Bukan Nabi ataupun Malaikat yang mempunyai kekuatan untuk menciptakan mukjizat. Nyawa suaminya itu cuma satu dan bukannya sembilan.

"Nyonya, udah dong jangan gelisah terus. Tuan bakal baik-baik aja percaya deh sama Icha."

"Chaa...gue takut. Lo tau sendiri kan si brengsek itu gimana? Dia hampir nyelakain Kanjeng Ibu dan hampir nyakitin gue. Sekarang Aryo harus berhadapan sama si brengsek itu. Si brengsek itu bisa ngelakuin apa aja yang dia mau." Tiara memijat kepalanya yang terasa berdenyut nyeri.

"Iyoo Icha paham Nyah, tapi Tuan sudah melakukan yang terbaik. Nyonya makan ya Icha ambilin mau?"

"Cha lo tahu gue nggak bakal mau makan sebelum Aryo makan. Gue aja nggak tahu dia udah makan apa belom."

"Ya wes lah terserah Nyonya Icha nggak bisa maksa."

Icha berlalu meninggalkannya.

Hatinya tak akan pernah tenang sebelum suaminya pulang dan menyelesaikan masalah antara dirinya dan sepupu brengseknya itu. Ya, tepatnya hari ini Aryo akan mendampingi Winda ke pengadilan agama untuk persidangan perceraiannya.

Di rumah hanya ada dirinya dan para asisten rumah tangga. Romo mengantar Kanjeng Ibu padahal Romo sudah melarangnya karena takut terjadi hal-hal yang tal di inginkan. Sekarang Tiara merasa benar-benar sendiri.

"Sayang, Ibu kangen kamu. Asal kamu tahu, Ayah kamu itu sok-sokan jadi pahlawan. Bikin Ibu khawatir. Nyebelin bangettt," Tiara memandangi potret mungil itu, "duhh kenapa gue cengeng banget dah."

Setelah puas mengeluarkan isi hatinya pada sebuah foto-yang Tiara tahu tak akan pernah berwujud ke dunia ini tapi Tiara yakin anaknya itu mendengarnya, bagaimanapun Tiara tetap ibunya-Tiara berjalan menuju dapur. Sepertinya Tiara tidak akan peduli dengan Aryo yang ia pikirkan hanya perutnya yang sudah keroncongan saja.

"Udah nggak kuat nahan lapernya  ya Nyonya?"

Tiara memanyunkan bibirnya dan mendelik sadis pada Icha.

"Mau saya bikinin apa Nyah?"

"Kagak useh gue bise masak ndiri." Tiara sudah sibuk mengeluarkan beberapa bahan dari kulkas.

"Nyonya bisa masak? Oalah...hahahaha...."

"Ish jahat banget sih lo Cha. Heh gini-gini gue bisa masak yak."

"Bisa masak atau baru belajar masak? Hihihi..."

Kalau ada penghargaan pembantu paling kurangajar, Tiara yakin Icha akan memenangkan penghargaan itu.

Tiba-tiba Imas datang dengan ekspresi yang tak terbaca. Apalagi saat melihat ada Nyonya mereka di dapur, kebiasaan menggosipnya dengan Icha sepetinya tidak akan berjalan mulus saat ini.

"Imas lo kenapa? Ada yang lo sembunyiin?"

Imas malah melirik pada Icha seolah meminta bantuan.

"Udah Mas kamu ngaku aja. Aku tahu kamu Mas, kamu itu ndak bisa bohong."

Emergency MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang