Episode 44 : Mom and Dad To Be

18.7K 784 55
                                    

Halooo😄
Berhubung Aryo sama Tiara udh mau say goodbye nih, sejauh ini gue penasaran bgt dan jadinya gue pengen nanya ke kalian.
Di jawab ya.
Apa alasan kalian menyukai cerita ini?
Jawabnya boleh kalau udah baca part ini, tapi jangan lupa di jawab yo, monggo di baca episode 44-nya.

.

.

.

.

Sudah beberapa bulan ini Aryo mengurangi kesibukannya. Berusaha menguranginya, lebih tepatnya. Padahal Tiara tidak pernah memintanya. Tapi Aryo tak pernah ingin sedikit pun melewatkan waktunya untuk bersama istrinya itu. Hampir setiap hari pertanyaannya hanya satu : kapan bayinya lahir. Astaga Tiara itu nggak yakin Aryo pernah sekolah dulu. Mungkin waktu belajar Aryo kebanyakan tidur. Apa bayinya langsung keluar begitu?

Soal kehamilannya, semua keluarga sudah tahu. Dan betapa bahagianya Kanjeng Ibu dan Enyak. Seolah mereka sudah lupa kalau mereka itu sudah berkepala lima. Kalau bisa mereka ingin menari sampai pagi saking senangnya. Babeh dan Romo pun meributkan soal jenis kelamin cucu mereka nanti. Babeh menginginkan bayi laki-laki kembar. Sementara Romo pengin bayi perempuan. Karena di keluarga Romo sendiri belum ada sejarahnya yang lahir anak perempuan. Mereka semua laki-laki. Karena nggak kesampaian punya anak perempuan bersama istrinya, ambisi Romo memiliki cucu perempuan semakin besar.

Tiara sendiri sudah merasakan perubahan pada dirinya. Perubahan itu terjadi perlahan-lahan. Mulai dari bentuk tubuhnya yang tak lagi seksi dan beberapa pakaian yang tak lagi lolos di tubuhnya. Dan ya, Tiara yang sebelumnya tak pernah memiliki napsu makan setinggi ini menjadi memilikinya. Tiara bisa menghabiskan 3 burger sekaligus, ngalah-ngalahin porsi makan Aryo tentu saja. Tiara juga mulai capek hanya dengan berjalan saja, kakinya gampang pegal dan Aryo selalu siap menggendongnya jika dia mau. Tapi Tiara tidak gila untuk mengundang perhatian semua orang disini. Seperti saat ini dirinya dan Aryo sedang berada  di supermarket dan Aryo masih berniat menggendongnya dengan alasan nggak mau Tiara sampe capek.

"Ra, kita nggak sekalian beli perlengkapan bayi?"

Kerutan di kening Tiara timbul kala mendengarnya.

"Enggak lah Yo." Tiara berjalan di deretan freezer berisi makanan beku dan keju-kejuan.

"Yahh....padahal gue pengen beli sekarang Ra."

Tiara tertawa kecil. Hah, ia selalu suka kepolosan suaminya itu.

Tiara berbalik, berjalan beberapa langkah menuju Aryo yang masih tertinggal dengan trolinya.

Dengan gemas Tiara menjepit pipi Aryo membuat bibir suaminya itu seperti bebek.

"Aduhh...Adhohhh....sakhitttt!" Aryo berucap tak jelas.

Akhirnya Tiara melepaskan setelah merasa puas. Entahlah, mungkin sikapnya yang suka mengunyel ngunyel Aryo adalah wujud ngidamnya.

"Ra ayooo kita beli perlengkapan baby." Aryo menambah kecepatan trolinya, mengejar Tiara yang sebenarnya hanya berjalan pelan saja.
Aryo berhasil mensejajarkan trolinya dengan Tiara.

"Nanti aja lagian babynya juga masih lama Aryo lahirnya," Tiara terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

"Ya kan gue nggak sabaran. Lama banget sih bayi doang lahirnya."

"Emang kalo udah lahir mau lo apain sih?" Tiara masih sibuk mengambil beberapa barang yang di rasanya harus di beli dan memasukkannya ke troli.

"Nggak tahu juga ya. Kan lucu aja gitu Ra. Gue penasaran mukanya mirip siapa. Mirip gue apa mirip lo. Lucu deh Ra pokoknya."

Emergency MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang