Tiga Puluh|1095 days of Kira and Dino.

5.6K 410 14
                                    

--Tiga Puluh--
1095 Days of Kira and Dino

3 Tahun Kemudian...

Kira's POV

"Oh astaga jidat gue!" seruku sesaat setelah jidatku menghantam jendela mobil di sebelah kiriku. "Oi, Grace! Tau cara bawa mobil yang baik dan benar gak?"

"Grace, kalau kita berakhir di kantor polisi, gue mau lo yang ngomong ke nenek gue," ucap Jean agak berteriak dari jok belakang.

"Yaelah, santai aja kali." Dapat kulihat Grace memutar bola matanya. "Lagian gue pengemudi yang udah berpengalaman."

"Berpengalaman your ass." Hannah yang duduk di samping Jean cepat-cepat menyangkal, namun Grace hanya tersenyum bercanda. Mobil malah melaju semakin cepat, membuatku melotot, sontak aku merasa seolah leher, kepala, dan punggungku rata pada sandaran jok.

"Eh, denger-denger Amanda, anak fakultas ekonomi yang terkenal tajir itu bakalan bikin pesta bebas di rumahnya lagi ya? denger-denger sih semua boleh datang, sekampus juga gak papa." Mia membuka topic. Mendengar itu, Grace langsung memperlambat laju mobil.

Dalam hati, Aku, Jean, dan Hannah berterima kasih pada Mia.

"Oh ya? Kapan?" tanya Grace. Hannah dan Jean yang belum tahu infonya juga ikut memandang Mia.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Mia balik.

"Dua enam!" seruku tiba-tiba.

Mia, Grace, Hannah, dan Jean spontan menatapku takjub. "Eh, Kira ...." Jean berkata. "Tumben lo inget tanggal, biasanya hari juga lo gak tau."

"Ada sesuatu ya?" tanya Hannah, langsung menyeletuk.

Senyumku langsung menghilang, dan aku benci karena tidak bisa menyembunyikannya.

Hari ini tanggal dua enam, bulan Juli. Lagi-lagi, ingatan lama kembali muncul di pikiranku, hari ini, tanggal dua enam bulan Juli. Adalah Hari di mana Dino dulunya mengatakan ingin lebih, mengatakan ia menyukaiku.

 Dan mengingat ia berbohong dan hanya ingin mengambil informasi dariku, atau lebih kasarnya—memanfaatkanku, membuatku merasa marah, emosi, tapi tidak menutup kemungkinan aku tidak sedih.

Teman-temanku sadar akan perubahan ekspresiku, namun mereka hanya diam, mengerti bahwa aku tidak ingin bicara. Cuma Grace yang tahu, dan dia berusaha penuh mengalihkan topik.

"Jadi ...," Grace berdeham, membuat Jean, Hannah, dan Mia mengalihkan pandangannya dariku.

Aku menghela napas lega.

"Jadi, Mia," ucap Grace. "Kapan pestanya?"

"Besok," jawab Mia spontan, Grace, Hannah, dan Jean langsung mengikik antusias. Lima menit kemudian, yang aku tau selama itu mereka berempat bernbincang soal rambut dan penampilan seperti apa yang akan mereka gunakan untuk pergi besok.

Sama sekali tidak ada pembicaraan mereka yang masuk ke kepalaku sampai Grace bertanya padaku, "Lo mau pergi, Kir?" Lalu semua mata tertuju padaku.

Aku yang tersadar dari lamunan langsung menatap mereka kaku, "Ah, g-gue?" Aku menegakkan posisi dudukku. "G-gue pergi, sama Thio."

"ACIE." Jean langsung berteriak. "Enak ya jadi lo, kalau ada pesta gini bisa pergi bareng pacar, Mathio Raynaldi pula orangnya." serunya heboh.

Aku cuma tersenyum sambil mengangguk membenarkan, pikiranku masih melayang-layang. "Kemarin, dia ngajakin gue."

Sketcher's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang