2

9 2 0
                                    

Setelah jam sekolah berakhir, semua murid lebih memilih pulang daripada berlama-lama di sekolah. Tapi tidak untuk Fania, Rayna, Shyla dan Tari. Mereka masih ingin di sekolah dan menghabiskan waktu sampai sore. Kalau bisa malam mereka baru pulang.

Fania memantulkan bola basket lalu melemparnya kearah ring, tapi selalu saja meleset. Ia bosan, sangat bosan. Fania melemparkan bola sekali lagi, tapi meleset lagi. Dan bola itu mengarah ke seseorang yang sedang berjalan di sekitar koridor.

Fania langsung lari kearah orang itu dan meminta maaf. "Kak! Sorry banget gue gak sengaja"

Cowok itu mengambil bola yang ada di bawahnya, lalu ia menatap Fania. "Nih! Kalau main ati-ati" ucapnya sambil memberikan bola basket itu ke Fania.

"Yee gue kan udah minta maaf" balas Fania, lalu ia berlari kearah temannya.

Fania masih tetap bermain bola basket. Sedangkan ketiga temannya sedang asyik bermain laptop, itung-itung wi-fi lancar. Kalau kesukaan temannya adalah nonton drakor. Alias drama Korea di youtube.

"Guys pulang yuk!" Ajak Shyla. Yang lain pun mengangguk.

Fania dan Shyla pulang bersama, dan ia harus mengantar Shyla pulang. Mereka berempat harus berpisah di parkiran sekolah. Fania membawa mobilnya keluar dari area sekolah menuju ke rumah Shyla.

setelah terjebak macet lama, akhirnya Fania sudah memasuki area perumahan Shyla. Fania terus membawa mobilnya pelan, tapi ia merasa ada yang ia tabrak.

"Shyl! Gue berasa menabrak sesuatu deh!" Ucap Fania saat menghentikan mobilnya.

"Lo nabrak apaan?" Tanya Shyla.

"Gue sendiri kagak tau" balas Fania. Fania berharap kalau ini cuma batu atau kayu.

Fania pun turun dari mobilnya dan melihat apa yang ia tabrak tadi. Ban mobilnya masih bersih. Tidak ada bekas darah ataupun daging yang berceceran, tapi tak jauh dari posisinya, ada seekor kucing yang tergeletak tak bernyawa. Apa yang harus ia lakukan? ia sendiri tidak tega melihat kucing itu.

Raka yang sedang mencari-cari salah satu kucingnya yang kabur dari rumah terkejut saat melihat kucingnya tergeletak di pinggir jalan. Dan tak jauh dari posisi kucing itu, ada sorang cewek tengah berdiri memandangi kucingnya. Ia berlari menghampiri kucingnya.

"Chil! Kok mati sih?! Lo apain kucing gue?!" Raka berdiri menatap Fania.

"Maaf kak! Gue gak sengaja sumpah! Gue sendiri kaget kalau gue nabrak kucing. Dan gue juga gak tau kalau ini kucing lo" jawab Fania pelan.

"Yaudah gue maafin, tapi lo harus kubur kucing gue di halaman belakang rumah lo" Fania menatap Raka. Raka hanya memasang wajah datar sambil mengelus bulu kucingnya.

"Hah? Ogah deh kalau di rumah gue. Dirumah lo aja ya?! Kelamaan kalau harus kerumah gue" ucap Fania. Raka sempat menimang dulu, sampai akhirnya ia menyetujui Fania untuk mengubur kucingnya dihalaman rumahnya.

Fania menyuruh Shyla untuk membawa mobilnya menepi. Fania mengikuti Raka yang menggendong kucingnya. Sebenarnya Fania tidak suka kucing, tapi ya sudahlah dia harus bertanggung jawab.

Raka mengajak Fania ke halaman belakang rumahnya. Ia lalu meletakkan kucingnya dan mengambil sekop untuk menggali tanah.

Raka langsung meletakkan sekop di depan Fania, dan Fania hanya mendengus. Lalu Fania mulai menggali tanah. Setelah cukup dalam dan pas untuk ukuran tubuh kucing itu, Fania langsung meletakkannya dan menutupnya dengan tanah. Selesai deh.

falling in love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang