Fania menghampiri Raka yang sedang duduk di sudut lapangan basket.
"Kak! gue butuh bantuan lo" ucap Fania.
"Bantuan apa?" Tanya Raka, lalu meminum air mineralnya.
"Gue mau, lo kasih ini ke Alexa. lo gak harus bilang ini dari lo, tapi lo jangan bilang ke dia kalau ini dari gue." Ujar Fania lalu memberikan kotak yang telah ia siapkan kemarin untuk Alexa.
"Kenapa gak lo aja yang ngasih ke dia? terus, kenapa lo repot-repot ngasih dia kado?" Tanya Raka.
"kebanyakan tanya, mau bantu kagak nih?" Raka mengangkat bahu acuh, lalu mengambil kotak dari tangan.
Raka berjalan kearah kelas dua belas enam, dan ia melihat Alexa yang duduk menyendiri. Dimana ketiga dayangnya? Alexa hanya sendiri dan melamun.
Raka berdiri tepat di depan Alexa, membuat Alexa menatap Raka. Ada hal yang berbeda dengan Alexa kali ini dimata Raka. biasanya saat Raka ada didepannya, Alexa akan langsung berhambur dan menyapanya, tapi sekarang tidak. Alexa hanya menatap Raka datar lalu tersenyum singkat.
"Nih buat lo! selamat ulang tahun. Sebenarnya ini bukan dari gue, tapi dari seseorang" ucao Raka lalu memberikan kotak itu pada Alexa.
Alexa menerimanya dan membiarkan Raka berjalan meninggalkannya, tapi ia menghentikan langkah Raka. "thanks meskipun bukan lo yang ngasih ni kado, tapi makasih karna seenggaknya lo mau ngucapin selamat ulang tahun ke gue" ucap Alexa, Raka kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kelas dua belas enam.
Dengan perlahan Alexa membuka kotak berwarna ungu muda dengan pita kecil diatasnya. Di dalamnya terdapat sebuah clay berbentuk gadis dengan rok selututnya yang berwarna abu-abu. Rambut pirang dan bando kecil diatasnya, membuatnya terlihat sangat manis. Ia memandangi clay itu dengan mata berbinar-binar. Ia belum pernah melihatnya, dan ia juga tidakpernah mendapat kado seperti ini. Baginya ini sangat bagus.
Alexa kembali melihat kotak kecil yang berada di samping boneka itu. kotak itu seperti kotak yang ia berikan pada Fania. Ia membukanya dan menemukan sebuah jepit kecil dengan mawar imitasi diatasnya dan sebuah kalung berliontin peace kecil yang cantik berkilau.
Walau tidak ada nama yang tertera di dalamnya, Alexa sudah tau siapa pemilik kotak ini.
Sayangnya gue masih belum ngrelain Varo yang jauh lebih sayang ke lo daripada gue.
Alexa menyimpan kotak itu di dalam tasnya dan kembali berkumpul dengan teman-temannya.
Varo tengah berdiri jauh dari Alexa. Ingin rasanya ia mengucapkan selamat ulang tahun pada Alexa, tapi ia terlanjur termakan oleh rasa kecewanya pada Alexa. Ulang tahun ke 18 mereka tidak ada kesan manis sama sekali. Sudah sekitar lima tahun lebih mereka tak saling bicara dan saling mengacuhkan. Ia tidak tahu siapa yang harus ia pihak antara Alexa dan Fania. Selama ini ia lebih memihak Fania ketimbang Alexa yang saudara kembarnya sendiri. Di sisi lain Alexa berubah karena dirinya sendiri yang semakin mengacuhkan Alexa dan tidak peduli dengan Alexa.
Semua jawaban yang paling adil mungkin adalah memihak ke duanya, tapi sebuah pikiran berkelebat saat ia mengetahui bahwa Alexa membuat Fania koma karena kecerobohannya. Ditambah dengan perselisihan antara Fania dan juga Alexa, itu akan semakin mempersulit hubungan mereka bertiga untuk membaik kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
falling in love?
Teen FictionGhysta Fania Adela Kleyson hanya percaya bahwa takdir baik memihaknya. Ia tidak selalu menjadi gadis yang lemah, ada masanya jika pada nantinya ia akan berubah. Fania yang polos kini tidak ada lagi. Tentang cinta. Fania tidak begitu percaya dengan h...