Raka melihat gadis yang selalu ia ganggu dari kejauhan. Hanya dari jarak jauh, bukan sedekat biasanya. Entah apa yang melanda dirinya kali ini. Apa yang tengah mengganggunya, sehingga ia menjauhi Fania.
"Ka! Bukan seharusnya lo jauhi Fania. Bukan apa sih, tapi gue risih saat lo gak sedeket dulu sama Fania" ucap Bayu pada sahabatnya itu. Raka hanya diam dan merenung. Bukan seharusnya ia menjauh dari Fania.
"Kenapa harus Alexa yang lo jadiin pelampiasan. Itu bakal makin bikin Alexa sakit hati, ditambah lagi hubungan antara Fania dan Alexa yang buruk" sahut Radit.
Varo hanya mendengarkan perkataan teman-temannya, tanpa menyela atau menambahkan. Sebenarnya apa yang ada di pikiran Raka sampai ia meninggalkan Fania dan memilih Alexa. Sebelumnya pun Raka selalu mengganggu Fania dan hubungan mereka berjalan baik, tapi sekarang tidak lagi.
"Percuma lo liatin mulu orangnya. Lagian dia juga gak bakal nyamperin lo kalau gak lo panggil" kali ini Varo bersuara. Sudah geram dengan sahabatnya yang satu ini. Aneh banget tingkahnya.
"Asal lo tau aja. Gue udah gila gara-gara tuh cewek" ucap Raka datar.
Yang lainnya hanya geleng kepala. temannya itu sudah benar-benar gila karna pesona dari Fania. Dan sekarang semakin gila karena hubungan mereka yang entah kenapa.
***
Ponsel Fania bergetar, dan ia segera melihatnya.
Lagi?
pesan itu kembali meneror Fania. Selama ini belum ada perkembangan tentang orang itu. Dan sekarang nomor itu kembali menerornya.
Rayna merasa ada yang aneh dengan Fania. Tiba-tiba saja Fania melamun dengan raut wajah ketakutan. Rayna pun langsung mengambil ponsel dari tangan Fania.
Karin.
Hai sweet heart.
Rayna menatap Fania dengan tatapan bingung. Kenapa Fania tiba-tiba terdiam setelah membaca pesan tersebut? Dan siapa itu Karin.
Fania mengambil ponselnya dari tangan Rayna dan meninggalkan teman-temannya.
Taman belakang adalah tempat yang jarang dikunjungi oleh siapapun. Fania duduk di salah satu bangku sambil memainkan ponselnya ketakutan.
"Halo, masih belum ada perkembangan?" tanya Fania pada seseorang di telepon.
"..."
"Gimana bisa? Kalian selidiki lagi, gak mungkin itu dia"
"..."
"Yasudah. Kerjakan dengan benar" Fania langsung mematikan sambungannya dan kembali duduk di tempatnya.
Di belakang Fania, tanpa ia sadari. Alexa tengah tersenyum penuh kemenangan. Ia yakin, Fania hanya akan menangis ketakutan.
Langkah selanjutnya, teror tingkat kedua.
"Lo udah siap?" Tanya Alexa sambil berbisik di telepon.
"..."
"Oke. Lakuin semuanya sesuai rencana, jangan sampai ada kesalahan sedikitpun".
Alexa menutup panggilannya dan pergi dari taman belakang.
Radit menghampiri Fania yang tengah duduk melamun. Entah apa yang dipikirkan gadis. Satu hal lagi, apa yang membawanya untuk menghampiri Fania.
KAMU SEDANG MEMBACA
falling in love?
Teen FictionGhysta Fania Adela Kleyson hanya percaya bahwa takdir baik memihaknya. Ia tidak selalu menjadi gadis yang lemah, ada masanya jika pada nantinya ia akan berubah. Fania yang polos kini tidak ada lagi. Tentang cinta. Fania tidak begitu percaya dengan h...