7

1 1 0
                                    

Raka duduk di atas tembok parkiran sekolah dengan sebuah kunci ditangannya dan nafas yang gak karuan. Ia baru saja kejar-kejaran dengan Fania setelah membuat Fania kesal.

"Kak! Balikin" tukas Fania sambil menatap Raka yang berada diatas.

"ogah! Gue bakal balikin ni kunci, tapi ada syaratnya" balas Raka, lalu turun dari atas tembok dengan meloncat dan mendarat tepat di depan Fania.

"Apaan?" Tanya Fania singkat dan datar.

"Lo jadi pacar gue. gue tantangin lo, dalam status ini, pasti bakal ada yang jatuh cinta duluan dan jika gue yang jatuh cinta duluan, lo bisa lakuin sesuka lo ke gue. Tapi Jika lo yang jatuh cinta duluan, itu berarti lo yang kalah dan gue bakal lakuin apapun sesuka gue ke lo" jelas Raka.

"Denger ya, gue gak akan suka sama lo. Dan balikin kunci mobil gue" ucap Fania.

"kalau emang gak bisa, setidaknya lo mau terima tantangan gue"

"Gue terima asalkan lo gak macem-macem" balas Fania. Raka mengembalikan kunci mobil Fania dan membisikkan sesuatu di telinga Fania.

"Gue bakal bikin lo jatuh cinta sama gue"

Fania menatap Raka yang menjauh darinya. Nyatanya gue gak akan jatuh cinta ke lo.

Fania berjalan kembali kearah kelasnya dan menghampiri ketiga temannya.

Ia melihat ketiga temannya sedang mengobrol. Mereka melihat Fania dan menyapanya. Fania pun membalas tersenyum, bergabung dengan mereka.

Mereka berempat sudah sangat dekat, dan Fania sangat senang jika berada di dekat mereka. rasa nyaman yang benar-benar tidak pernah Fania rasakan selama ini kecuali saat ia bersama dengan Satria.

Fania memandangi ketiga temannya bergantian saat mereka mengobrol. Rayna yang baik, Shyla yang cantik, dan Tari yang selalu heboh. Kadang mereka yang berempat akan selalu bikin heboh.

"Lo kenapa Fan?" Tanya Shyla pada Fania yang tiba-tiba saja memasanv wajah malas.

"Gue jadian sama kak Raka" jwab Fania pelan tapi ketiga temannya melotot dibuatnya.

"What?!" Teriak mereka bertiga bersamaan.

Fania menatap ketiga temannya datar sedatar-datarnya. Baginya ini hal yang sangat membuat moodnya berubah. Jadian dengan Raka bukanlah hal yang ia harapkan. Ditambah lagi dengan Raka yang selalu mengganggunya, pasti ia akan lebih menderita jika hubungan mereka lebih dekat.

"Lo kagak becanda kan?" Tanya Tari setelah terkejut mendengar pernyataan dari Fania.

"gue serius. Tapi itu karena terpaksa. Kalau saja gue gak terima dia, pasti kunci mobil gue gak akan pernah kembali, dan gue gak mungkin bisa pulang" jawab Fania.

"gue mau lihat gimana Fania saat dia pacaran dengan kak Raka" ucap Rayna sambil tersenyum.

***

Fania duduk di balkonnya sambil membalas chat dari seseorang. Setiap kali orang itu membalasnya, Fania pasti akan membacanya dan membalasnya dengan cepat. Dari tadi, Fania membalas chat dari Satria. Kadang mereka cuma bisa saling mengirim pesan ataupun lewat telepon. Ada masanya saat mereka yang sering meluangkan waktu bersama, akan jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

Raka hanya memutar-mutar ponselnya bingung. Haruskah ia mengajak Fania jalan, atau urungkan saja niatnya itu. Hanya mengambil satu langkah saja, bisa membuatnya kebingungan.

'Fan! Gue tunggu di depan rumah lo' tidak!. Raka menghapus pesan itu, lalu menulis kembali serentetan kata.

'Lo ada acara gak hari ini?' tidak!. Raka kembali menghapusnya dan menuliskan pesan sekali lagi.

falling in love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang