Sudah sekitar seminggu Alexa tidak masuk sekolah. Ia masih ikut makan bersama keluarganya, tapi Fania selalu menghindari pembicaraan yang menyangkut pautkan tentang hubungan keduanya.
"Ma, Pa Fania berangkat duluan" Fania berdiri dari tempatnya dan akan berjalan keluar.
"kamu mau kemana Fania?" Tanya Tyo kepada Fania.
"Kerumah kak Raka, terus ke rumah Shyla" balas Fania, lalu berjalan keluar rumah.
Fania bukanlah ingin pergi ke rumah Raka, tapi ke rumah Lita anak dari teman Tyo sekaligus sahabat yang sangat ia percayai dari mereka SMP.
Fania menghentikan mobilnya di depan pagar besi hitam milik rumah Lita. Fania mengklakson agar orang yang menjaga rumah Lita membukanya.
Satpam penjaga rumah Lita pun langsung mengenali Jazz merah milik Fania dan dengan cepat ia membukakan pagar untuk Fania dan membiarkannya masuk.
Rumah Lita selalu sepi, hanya ada beberapa pelayan dan sopir yang menghuni rumah itu. Lita sendiri jarang berada dirumah, ia lebih sering menghabiskan waktu di rumah Fania, tapi itu dulu sebelum Fania pindah ke SMA Bina Bangsa.
Fania menyapa salah seorang pelayan dan berjalan kekamar Lita yang ada di lantai dua. Kamar yang masih tetap seperti dulu terakhir ia melihat kamar Lita. Fania melihat Lita yang sedang menyisir rambut panjangnya dengan lembut, membuat pesona indah yang ada di tiap helai rambut hitamnya, membuat siapapun terkagum-kagum. Paras dan ideal bagi siapa saja, tapi Lita tidak menyukai tentang cowok sama seperti Fania.
"hai. Si cantik dan bawelku" sapa Fania pada Lita. Lita menatap sahabat seperjuangannya saat di SMP dan membalas senyumnya.
"hai. Si cantik dan jutek" ucap Lita, lalu mereka tertawa bersamaan.
"Gue udah gak jutek lagi Lita. Fania yang sekarang jauh dari yang dulu" Fania duduk di kasur, sedangkan lita duduk di kursi rias.
"Iya deh gue percaya sama lo. Eh btw lo kok bisa hang over sih?" Tanya Lita mengalihkan pembicaraan.
"Gara-gara Alexa" balas Fania. Lita mengangguk mengerti maksud Fania.
Fania membuka tasnya dan mengambil ponsel berwarna peach miliknya. Ia membuka layar dan menyodorkan ponsel itu pada Lita. Lita mengambil ponsel Fania dan membacanya.
Berita yang pasti akan bikin siapapun geram, termasuk Lita sendiri.
dalam berita itu, Fania gadis kecil yang ceroboh dan bandel. Ia telah membuat dirinya sendiri celaka dan membuat kakaknya dihantui perasaan bersalah, sampai kakaknya di benci oleh abangnya dan lebih menyayangi Fania, bukan kakak perempuannya. Dan Fania selalu membuat semua seakan miliknya.
berita yang benar tidak masuk di akal. Hanya Fitnah yang disebarkan Alexa agar semua mengira Fania adalah gadis yang jahat dan Alexa lah yang hebat.
Lita mengepalkan tangannya. Serendah inikah Alexa? Ia tanpa sadar menghancurkan dirinya sendiri dengan berita tersebut. Entah apa yang tepat untuk berita tersebut. Ataukah ini fitnah atau sebuah realita, karena semua hampir benar dan Fania tidak akan bisa menghindar.
"Nih berita gak ada benernya" ucap Lita lalu melempar ponsel Fania ke kasur dan mengambil tasnya.
"Lo mau kemana?" Tanya Fania.
"Maen. Yuk!" Ajak Lita.
***
"Kok disini?" Tanya Fania, saat Lita menghengikan mobilnya di sebuah panti sosial milik keluarga Lita. Fania mengingat tempat ini. Tempat yang sering ia kunjungi bersama Lita dan ada banyak kenangan di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
falling in love?
Teen FictionGhysta Fania Adela Kleyson hanya percaya bahwa takdir baik memihaknya. Ia tidak selalu menjadi gadis yang lemah, ada masanya jika pada nantinya ia akan berubah. Fania yang polos kini tidak ada lagi. Tentang cinta. Fania tidak begitu percaya dengan h...