5

3 1 0
                                    

Fania sangat kelelahan, setelah seharian kemarin berjalan-jalan dan belum sempat beristirahat.

Sial! kenapa pake pusing segala sih?

umpatnya saat ia berdiri dari bangkunya.lalu Fania dan teman-temannya pergi ke kamar mandi.

"Lo kenapa Fania? Sakit? Apa perlu gue panggilin kakak tersayang" ucap Alexa yang tiba-tiba saja duduk di samping Fania. Tapi Fania hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Alexa.

"Guys!"

Siska, Tiara, dan Denia menyeret Fania kearah ruang ganti tanpa sepengetahuan Tari, Rayna dan Shyla, karena mereka masih di kamar mandi.

"Lepasin gue! lepasin! ish lepasin" teriak Fania sambil berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman dua anak buah iblis.

"Udah lah lo gak usah teriak-teriak, percuma gak ada yang bakalan denger" balas Alexa, lalu Siska melemparkan Fania ke dalam ruang ganti.

"Lo sadar gak? Lo tuh cuma orang lemah yang sok jadi kuat. Lo cuma gadis manja yang selalu bergantung sama Varo" ucap Alexa pelan sambil mengelus pipi Fania.

"Lo sendiri juga harus sadar! Lo cuma gadis biasa yang gila popularitas dan lo cuma gadis lemah yang kuat reputasi" Balas Fania sambil menghempaskan tangan Alexa.

"Lalu? lo mau apa?" tanya Alexa.

"Gue? Gue cuma mau bikin lo sadar, kalau lo gak akan selamanya di atas"

"Oh ya? Sadar diri Fania, lo gak bakal bisa. Karena gue gak akan kalah dari cewek sialan kayak lo"
"Sayangnya lo salah orang Alexa! Kadang gue berpikir, kenapa juga gue harus takut kalah dari lo, kalau pada akhirnya lo yang bakal kalah dari gue" ucap Fania, lalu berdiri dan berjalan keluar, tapi dengan cepat Alexa mengcengkram tangan Fania.

"kalau gue salah sasaran, terus siapa sasaran gue? Varo? Atau nyokap bokap lo?" Tanya Alexa.

"Bukan mereka. Tapi apa lo mau tau siapa?" kata Fania dengan tanpa ekspresi.

"Siapa Fania?" Tegas Alexa, membuat Fania menatap Alexa.

"Diri lo sendiri. seharusnya lo yang berpikir, kenapa gue jadi Alexa yang sekarang. Kenapa gue jadi iblis yang ditakuti banyak orang, bukanlah dikagumi banyak orang"

"Lalu?" Tanya Alexa pelan.

"Gue bukan siapa-siapa lo, dan lo bukan siapa-siapa gue. Jadi kenapa gue harus buang-buang waktu gue disini untuk hal yang tidak berguna." ucap Fania, lalu berjalan keluar.

sial!

Alexa menatap punggung Fania yang menjauh dengan tangan yang mengepal sampi buku-buku jarinya memutih.

***

kepala Fania semakin terasa pusing, bahkan ia sudah tidak kuat berjalan lagi.

tubuhnya melemas, pandangannya memudar. Ia mengerjapkan mata berkali-kali, tapi pandangannya masih memburam sampai pandangannya menjadi hitam seluruhnya. Kaki Fania tidak kuat menopang berat badannya, sampai ia terjatuh.

Rayna yang berada di belakangnya, langsung menghampiri Fania dan memanggilnya berkali-kali, tapi tak ada jawaban ataupun respon dari Fania.

"Kak! bantuin angkat Fania" seru Rayna kepada salah seorang kakak kelas. Ia pun membantu Rayna membawa Fania ke UKS.

30 menit berlalu, tapi Fania tak kunjung sadar dari pingsannya. Membuat ketiga temannya semakin khawatir.

falling in love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang