Jika kota itu mengecil sedikit saja, Orion yakin ia—dan lima ribu orang lainnya—akan mati sesak. Semua aroma bercampur jadi satu—mulai dari parfum memuakkan sampai keringat—dan itu membuat kepala Orion mau meledak. Sambil berpikir begitu, ia menerobos keramaian yang sadar akan kehadirannya dan berusaha untuk membuka jalan, namun menyedihkannya gagal total. Bahkan reputasi Orion tidak dapat menyelamatkannya dari kepadatan trotoar yang ia lalui.
Kematian Clinton telah menanamkan kekhawatiran pada seluruh penjuru kota—kecuali Lloyd, yang menurut Terra menghabiskan seluruh hidupnya tertutup dari kehidupan luar dan orang-orang yang tinggal di atas tanah—namun Shindairo tetap tampak seperti biasanya. Masih dengan gedung-gedung suram bertembok abu-abu mereka, yang kelihatan bisa retak atau runtuh kapan saja. Masih dengan kantor-kantor menjulang berdinding kaca yang miskin keragaman desain. Masih dengan keramaian yang monoton. Masih dengan langitnya yang suram. Tanpa hiburan, tanpa warna. Entah bagaimana penduduk kota ini belum menjadi gila.
Terra masih belum menjalankan apa pun kecuali kegiatan sehari-harinya, bahkan setelah seminggu sejak Lloyd bergabung dengan mereka. Adrian sendiri sudah kembali "menghilang", berbaur dengan orang-orang biasa, yang Orion pernah coba untuk lakukan namun gagal. Dimitri masih belum ada kabarnya. Orion, sementara itu, kembali bekerja.
Kakak angkat yang lebih tua dua tahun darinya itu sering menyuruh Orion untuk mengantarkan paket kepada kliennya semenjak dahulu kala, kalau-kalau Devon dan Revell, dua dari tiga anak buahnya—Lloyd kini sudah bekerja di bawah Terra dan tinggal di kantor perempuan tersebut—sedang sibuk di tempat lain. Kadang, Orion ingin agar Terra memperkerjakan lebih banyak anak buah, namun ia tidak yakin ada orang yang sanggup menerimanya kalaupun itu terjadi. Pekerjaan dari Terra.... tidak punya jaminan keamanan. Dan asuransi jiwa. Orion jadi bertanya-tanya apakah Lloyd malang akan bertahan.
Orion membenarkan topinya, tak sengaja melirik jam tangannya dalam proses tersebut. Ia menyumpah. Ia telat. Dan, kalau ia telat, Terra akan menghajarnya. Dengan kotak pensil. Sambil mendesah, ia berpikir kalau saja tadi ia tidak sibuk "bertengkar" dengan seseorang dan menghabiskan satu jam dari waktunya untuk itu, ia mungkin tidak perlu terburu-buru sekarang.
Jalan yang ia lalui ditutup oleh palang-palang yang bertuliskan "perbaikan jalan". Dari sana, Orion dapat melihat lubang berdiameter lima meter yang bersarang pada jalanan. Ulah Dimitri, Orion sudah dengar.
Polisi sudah lama menyerah dalam berusaha menangkap atau mengontrol Top Five dan orang-orang lain yang berbahaya di kota. Sebenarnya, mungkin saja ada orang lain di kota yang lebih kuat daripada Top Five, karena penyandang julukan itu mendapatkannya hanya semata-mata karena mereka sering—sengaja atau tidak sengaja—membuat masalah. Contohnya adalah kasus "lubang di jalan" milik Dimitri ini.
Harus Orion akui, kekuatannya bisa dibilang kalah dengan milik Clinton dan Adrian—apalagi karena mereka lebih tua darinya. Seperti yang ia sebelumnya pernah katakan, ia mendapat peringkat kedua karena ia sering secara tidak sengaja meretakkan tembok atau menghancurkan fasilitas umum ketika ia hanya ingin menyentuh mereka. Adrian dan Clinton, sebaliknya, lebih sering menyembunyikan diri mereka, tidak membuat keributan—kecuali ketika Adrian tidak sengaja membakar pabrik tua nan kosong pada wilayah Shindairo Selatan, beberapa tahun yang lalu.
Ada sekitar seratus dua puluh orang berkemampuan supernatural di dunia ini, dan mereka semua tinggal di Shindairo, yang berarti jumlah mereka hanya mencapai satu persen dari seluruh populasi kota. Kemampuan mereka bervariasi; mulai dari hanya mampu menggerakkan segenggam pasir sampai membunuh seseorang dalam satu lambaian tangan.
Kota Shindairo adalah kota yang hidup sesuai dengan arti namanya : "Cinder-Colored", yang berarti "Kota Abu-abu". Tapi, bukan gedungnya saja yang tampak muram, karena kotanya sendiri mempunyai sejarah gelap. Sejarah gelap yang sampai sekarang mampu membuat Orion terbangun dari mimpinya dengan keringat dingin dan tubuh gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lament in Gray
ActieDi dalam Kota Shindairo yang padat, monoton, dan serba abu-abu, hiduplah Orion Carlouise, seorang detektif privat berumur 24 tahun yang mampu meretakkan dinding, menghancurkan pintu, dan mengangkat mobil dengan satu tangan. Ketika ia masih kecil, ia...