Utas

418 53 52
                                    

Saat ini dia sedang duduk termenung memikirkan hubungannya. Termenung memikirkan betapa sakitnya menyayangi dan mencintai seorang laki-laki yang lima bulan lebih muda dari nya. Termenung memikirkan apakah hubungannya bisa baik-baik saja. Termenung memikirkan apakah hubungannya akan dilanda hujan deras yang disertai oleh angin badai yang dapat menghancurkan hubungannya. Perempuan itu termenung di bawah sinar lampu yang sudah redup bersama hembusan angin dan cahaya bulan yang sedang bersinar begitu cerah pada malam itu.

Tiba-tiba seorang perempuan berumur duduk disebelahnya. Perempuan itu adalah ibu nya. Ibu nya bertanya apa yang sedang terjadi pada dirinya? Mengapa malam itu wajah nya tak begitu mengenakan? Saat ibu nya bertanya, Fazza hanya menatap ibu nya dan tak lama dari itu ia langsung memeluk ibu nya dengan erat. Seerat cengkraman seekor burung elang yang sedang membawa mangsanya. Ibu nya pun menerima pelukan dari seorang anak nya itu. Dia membelai halus rambut Fazza sambil memejamkan matanya. Fazza sudah menyembunyikan rasa sakit itu, tetapi ibu nya tetap saja tahu kalau Fazza sedang patah hati.

"Kamu patah hati lagi ya?" tanya Ibu nya.

Fazza hanya terdiam. Ia tidak membalas pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut sang ibu tercinta. Setelah beberapa lama Fazza memeluk ibu nya, terdengar suara nada dering telepon milik ibu nya. Ibu nya melepaskan pelukan itu. Fazza yang masih ingin ada didekapan ibu nya kini ia harus rela melepaskan pelukan itu. Saat suara telepon itu berbunyi ibu nya seperti sudah tak peduli lagi dengan apa yang sedang terjadi pada anaknya. Fazza memaklumi karena akhir-akhir ini ada seorang laki-laki yang sedang dekat dengan ibu nya dan Fazza sudah yakin kalau telepon itu datangnya dari laki-laki itu.

Kini sudah larut malam, para ayam sedang tertidur pulas untuk mempersiapkan dirinya saat pagi hari esok. Tetapi, Fazza masih belum beranjak dari tempat ia merenung. Ia masih memandang betapa indahnya ciptaan Tuhan pada malam itu. Fazza memejamkan matanya sambil menarik nafas dalam-dalam lalu ia keluarkan perlahan. Andai saja kejadian itu tidak benar-benar terjadi batin Fazza. Tiba-tiba ia membelalakan matanya lebar-lebar karena teringat ada tugas matematika yang ia belum kerjakan.

"Mampus aja dah gua ni! PR sebanyak ini ampe gua lupain," ucap Fazza sambil menepuk dahinya.

"Anju ni PR gampang parah ampe kaga ada yang gua ngarti satu pun,"

"Udah lah siapin mental aja buat besok diomelin," Fazza pasrah.

Karena ia terlalu larut dalam kepedihan yang dideritanya, Fazza sampai lupa mengerjakan PR matematikanya itu. Ia hanya bisa memandangi buku cetak matematika nya yang berisi soal-soal yang harus ia kerjakan. Tak lama dari itu Fazza menutup buku cetak matematika nya. Ia kembali terdiam di tengah dinginnya malam. Tak sadar ternyata jam dinding yang berbentuk hati dan berwarna merah muda itu telah menunjukkan pukul 01.15 A.M. Fazza pun membaringkan tubuh nya dikasur yang dialasi sprei biru, warna kesukaannya.Ia mengambil ponselnya yang sama sekali tidak ada notif dari laki-laki itu.

----------

KRIIINGG... KRINGG

      Jam weker milik Fazza yang berwarna biru itu berbunyi saat pukul 06.10 A.M. Kelihatannya Fazza tak mendengarnya.Jelas saja ia tidak mendengar, ia masih tertidur pulas diatas kasurnya. Dibagian kanan bantal terlihat ada air liur Fazza yang masih membekas.Iwh!

"Sayangggg.. aduh anak gadis jam segini belom bangun.. ayo bangun bangunnn," teriak ibu nya Fazza.

"Oh Tuhaaan anak mama ileran gini? Ih bukan anak mama deh ah.. Jorok banget!"

"FAZZA! Ayo bangun ini udah jam tujuh loh, kan kamu harus sekolah,"

      Fazza sudah terbangun. Ia terbangun karena suara ibu nya yang-- ahh tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tidak seperti anak lainnya yang terkejut saat bangun kesiangan. Dengan santainya Fazza jalan menuju kamar mandi yang berada dikamar nya sambil mengucek-ngucek matanya. Setelah selesai mandi, Fazza memakai seragam putih abu-abu nya dengan tidak bersemangat. Secara tak sadar, Fazza kembali berbaring diatas kasur empuk nya itu. Ia memejamkan matanya. Tiba-tiba ibu nya datang lalu berteriak kesal.

"Oyyyy dikira sekolah punya nenek sendiri kali yaa.."

"Fazza untung kamu anak mama Zaa.. Kalau nggak juga udah mama tendang dari tadi. Mama udah gak kuat ah kalau kamu kayak gini terus,"

"Fazza mama itung ni ya sampai satu kalau gak bangun juga mama sebar aib kamu ke temen-temen kamu yaaa!"

"Saa-"


Kalo ceritanya gak menarik ya arapmaklum ini cerita cuman iseng-iseng doang dibuatnya hehe

Eh tapi yang udah baca vote dong vote :D

Gue gak tau kalian mau lanjut apa gak buat liat kesananya lagi-_-

Yang pengen lanjut komen ya ngahahaha

SELAMAT SORE! 15.55 11Des

Enough.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang