DUG!
Fazza mengaduh kesakitan. Suaranya tak begitu keras karena lemparan bola basket itu sangat keras mendarat di kepalanya.
BRUK!
Tubuh nya terjatuh dilantai. Mata nya tertutup rapat. Semua yang berada disekitarnya mendatangi Fazza. Parah nya lagi, mereka hanya melihatnya dengan wajah khawatir, bukannya membawa Fazza keruang UKS.
Seseorang bertubuh jangkung berusaha memasuki kerumunan itu. DEG! Jantung Fado benar-benar syok melihat Fazza tak sadarkan diri. Dengan cepat ia menggendong Fazza, tetapi tangannya kalah cepat oleh Feryl. "Biar gue aja." ucap Feryl serius.
Fado pun hanya bisa diam dan mematuhi perintah Feryl. Ia hanya bisa melihat Feryl yang sudah mulai menggendong Fazza dengan penuh hati-hati.
Para siswa yang melihat kejadian itu terlihat berbisik-bisik. Fado meninggalkan tempat kejadian. Menurut nya ini hanya hal biasa saja. Toh Feryl hanya menggendong Fazza dan membawa nya ke UKS.
"Za?"
Fazza sudah sadarkan diri setelah Feryl meletakkan kedua kaki Fazza diatas bantal. Begitu lah caranya untuk membangunkan orang pingsan dengan benar. Ternyata artikel yang Feryl buka beberapa menit yang lalu bermanfaat juga.
"Za, lo gak apa-apa kan?," tanya Feryl.
"Loh? Feryl?," Fazza heran. "Ahh keluar loh ah keluar sana.. Sanaa!,""Dasar lu cebong nganyut! Udah ditolongin malah ngusir," jawab Feryl sambil menoyol kepala Fazza.
"HEH BOYOT! Sakit bego pala gue! Belom pernah digetok make higheels tirek lu ya?!" . Memang benar saja, kepala Fazza masih cenat-cenut akibat bola basket yang menimpa kepala nya tadi.
Feryl tertawa kecil mendengar perkataan Fazza. "Yaaah ketauan.. Lu paud di D.O ya? Sejak kapan tirek make higheels, dia aja udah tinggi nauzubillah,"
"Yeh bacot lu kaki paus! Gak usah ketawa deh makin enek gue liat nya! Keluar gak lo sekarang?! KELUARRRRRRRRRR!" Fazza mengamuk Feryl pun tunduk.
Feryl meninggalkan Fazza yang kini sendirian di UKS. "Najisin banget si tuh cewek." gumam Feryl saat berjalan menuju kantin.
Saat dikantin, Renata menghampiri Feryl dengan keagresifan nya yang tingkat dewa. "Feryl Hai!" sapa Renata dengan penuh pesona.
Feryl mengangkat tangannya tanda menjawab sapaan Renata. Renata pun semakin lama semakin mendekat ke arah Feryl. "Duduk bareng gue aja Fer, plisss.." rengek Renata.
Feryl merasa ada yang aneh. Biasanya Renata tidak begini. Bahkan dia tidak pernah menyapa Feryl. Apalagi mengajaknya untuk duduk bersama.
Tentu saja Feryl mengiyakan karena perasaan nya selama ini mulai terbalaskan walau hanya duduk dikantin berdua.
"Ta? Lo pesen gih, gue yang traktir.." kata Feryl sambil merapikan jambul nya.
"Tuh kan belom juga apa-apa udah pengen neraktir gue, haha." batinnya. "Eh anjiiir.. Serius?," tanya Renata memastikan.
Feryl mengangguk. Lalu, mengeluarkan selembar uang berwarna biru yang ada di saku nya.
"Nih," Feryl menyodorkan uang itu kepada Renata tanpa cuma-cuma.
"Wiiih, oke Fer, bentar yah." kemudian Renata bangkit dari duduknya dan berjalan mencari jajanan yang iya ingin kan.
Tetapi, langkahnya terhenti saat melihat teman-temannya sedang berkumpul di dekat pintu masuk kantin. Renata pun menghampiri.
"Eh gila ya, baru aja gue deketin Feryl, udah dijajanin," pamer Renata kepada teman-teman nya sambil memperlihatkan kan selembar uang biru yang diberikan oleh Feryl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough.
Teen FictionPerkenalan itu kini hanya menjadi kenangan. Karena perkenalan itu kita menjadi dekat. Dekat menjadi rasa. Rasa menjadi Cinta. Cinta menjadi kecewa. Kecewa memang selalu hadir di akhir cerita. Aku hanya lah benang yang lemah lembut dan kau adalah ja...