Feryl sudah siap. Tetapi, ia masih ragu. Ragu untuk melangkahkan kaki nya keluar dari kamarnya. Karena ia terus memikirkan mengapa Renata tiba-tiba mendekatinya seperti itu.
TAP!
Feryl menepuk dahi nya sekeras mungkin. Disusuli dengan hantaman kedua tangannya yang memukuli kepalanya sendiri. Tampak nya dia ingat sesuatu.Benar saja, ia baru ingat jika Renata baru putus dengan Devin. Mengapa Feryl sebodoh itu dijadikan pelarian saja? Feryl sempat mengurung niat nya malam itu, tetapi ini adalah malam yang sangat ditunggu nya. Sudah lama ia menunggu momen ini. Feryl tidak peduli, ia pikir Renata tidak akan menjadikan dirinya hanya sebagai tempat pelarian saja.
Kini, mobil putih nya yang bersih mengkilap sudah berada tepat di depan gerbang rumah Renata.
Feryl : Hoyyy!
Feryl : Buru keluar buru.
Feryl : Ren
Feryl : RENATAAAAA
Feryl : Lama pisun.Renata yang melihat notif dari Feryl menggerutu dalam hati. "Bacot banget si elah."
Renata segera masuk ke dalam mobil nya Feryl. Saat didalam mobil, Renata mencium bau yang tidak bisa diterimanya. "Bau apaan si?"
"Parfum gue, gimana? Wangi ya?" jawab Feryl.
Norak. Batin Renata dalam hati. "O-o-ohh parfum lo,"
"Iyah."
"Yaudah jalan cepet."
Tak sadar Feryl hanya seperti supir nya Renata malam itu. Yaa tetapi namanya juga cinta, cinta kan akan membutakan segalanya.
Tak jauh dari cafe yang habis mereka kunjungi ada cewek yang menarik menurut Feryl. "Fazza?"
Dilihat dari dalam mobil Fazza seperti sedang menunggu seseorang. Sesekali tangannya mengarah pada pergelangan tangannya yang memakai jam tangan. Dia terlihat gelisah. Sangat gelisah.
Bukan Feryl namanya jika ia tidak mengusili cewek yang sangat benci pada nya. Yang Feryl tak sadar lagi, jika ada Fazza dihadapannya, Renata terlupakan. "Ren, gue mau nyamperin Fazza dulu ya,"
Renata membelalakan matanya. "Hah? E-e-ehh--"
Feryl tidak memperdulikan Renata yang belum selesai menjawab. Feryl tidak sabar untuk mengganggu Fazza.
"Kiw," sapa Feryl dari jarak yang tidak begitu jauh.
Fazza mencari asal suara itu. Ia kenal suara itu. Suara Feryl. Hap! Dia sudah menemukan asal suara itu darimana. Dugaan dia benar. Wajah nya mendadak kesal saat Feryl mulai mendekat ke arahnya.
"Sendirian aja neng, mau abang temenin gak?" ledek Feryl.
Fazza tidak menjawab. Ia membiarkan suara Feryl begitu saja dan menganggap suara itu seperti angin lalu. Karena kesal, ia memilih untuk menjauh dari Feryl.
Renata sedang memperhatikan kedua nya dari dalam mobil. "Harus banget Fazza ya, Fer?". Renata mulai tidak tahan.
Feryl meraih tangan Fazza. "Jangan pergi,"
"Ih apaan si lo! Lepasin gak?!"
"Gak mauu, wleee,"
"Dih dasar lo bungkus softex! Masih sempet sempetnya aja ngeledek!"
Feryl terkekeh. Ia merasa terhibur jika Fazza sudah mengejek nya dengan segala macam jenis ejekan yang menurut Feryl lucu.
Saat ini, jam sudah menunjukan pukul 10.00 malam. "Dede gemesh jam segini masih diluar? Nanti diculik om-om loh!"
"Bodo! Gue mending diculik om-om daripada pulang bareng sama cebong anyut! Bye."
Fazza meninggalkan Feryl. Feryl tetap diam ditempat, ia memperhatikan Fazza dari tempatnya yang semakin lama semakin menjauh. Tetapi, dilihat dari kejauhan ada dua orang laki-laki bertubuh kekar berjalan berlawanan arah ke arah Fazza. Sontak Fazza langsung memutar balikan tubuhnya, lalu berlari ke arah Feryl.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enough.
Teen FictionPerkenalan itu kini hanya menjadi kenangan. Karena perkenalan itu kita menjadi dekat. Dekat menjadi rasa. Rasa menjadi Cinta. Cinta menjadi kecewa. Kecewa memang selalu hadir di akhir cerita. Aku hanya lah benang yang lemah lembut dan kau adalah ja...