Fazza langsung bangkit dari kasur nya. Ia tidak mau foto aib nya tersebar luas ke teman-temannya. Ibu nya memang tidak seperti ibu yang lain. Jika Fazza susah dibangunkan, ibu nya berjanji akan menyebarkan foto aib nya itu.
"Ini udah bangun etdeh," ucap Fazza sambil majukan bibirnya.
Ibu nya pun hanya tersenyum lebar melihat kelakuan anaknya itu. Fazza segera ke halaman depan karena supir nya telah menunggu sejak lama.
"Pagi neng, kok wajahnya tidak enak dilihat ya... Ah neng pasti sedang galau ya?" ledek supir nya.
"Gc ah dah telat,"
Sekitar dua puluh menit Fazza sudah sampai disekolah nya. Untungnya hari itu jalanan tidak seramai hari Senin. Tetapi, Fazza tetap saja telat.. karena ia baru datang saat pukul 08.00 A.M. Satpam yang menjaga gerbang sekolah pun sudah memaklumi kejadian itu. Sialnya di depan pos satpam sudah ada guru kesiswaan yang sedang memperhatikan Fazza.
"Sialan tuh guru ngapain si ada disitu segala?!"
Fazza menunduk dan segera mempercepat gerakan kaki nya. Ia berjalan ke koridor lainnya untuk menghindari guru kesiswaan itu. Sayangnya, gerakan kaki Fazza kurang cepat dan dikalahkan oleh guru nya itu. Alhasil.. Fazza diberhentikan lalu diceramahi.
"Kamu tuh ya!Kemana aja sampai telat satu jam begini?Kemana saja?"
"Kesiangan." jawab nya santai.
"Alasan saja kamu ya!Sekarang kamu bapak huk-" ucapan guru nya itu dipotong oleh Fazza.
"Gini dah gini.. sekarang kan saya udah masuk nih, tapi kalo bapak mau ngehukum saya mending saya pulang lagi aja deh,"
"Kurangajar kamu ya! Ya sudah bosen bapak sama kamu, sekarang cepat ke kelas!"
Fazza pun tersenyum lebar saat guru itu memperbolehkan dirinya masuk ke kelas. Kelas demi kelas telah ia lewati. Dia memperhatikan aktifitas setiap kelas dari jendela yang terbuka. Ada yang sedang dimarahi guru, ada kelas yang sedang tidak ada gurunya lalu murid-murid nya sedang berselfie-selfie, ada segerombolan anak laki-laki yang heboh sambil memperhatikan laptop, dan lain-lain. Langkah nya terhenti saat melihat seorang laki-laki yang berada di depannya. Jarak laki-laki itu semakin lama semakin mendekat ke arah nya. Fazza pun berjalan mundur, perlahan-lahan berjalan mundur untuk menghindari laki-laki itu yang sudah semakin dekat dengan nya. Lalu, Fazza pun berbalik badan dan lari hingga sekuat tenaga. Air matanya tiba-tiba jatuh begitu saja. Air mata itu kini sudah membasahi wajahnya. Fazza mengurungkan niatnya untuk langsung ke kelas. Ia memutuskan untuk menenangkan dirinya sejenak di halaman belakang sekolah.
Ada satu bangku taman yang ada disana. Ia duduk dibangku itu.Ia meluapkan semua air matanya yang sudah ia tahan untuk di keluarkan sejak tadi malam. Ia menangis. Menangis ditengah kesepian yang juga sunyi, hanya terdengar suara kicauan burung gereja yang sedang bersautan. Kini, jam tangan yang melingkar di tangan nya itu sudah menunjukkan pukul 08.58 A.M. Fazza mengelap wajahnya yang basah karena air mata yang cukup deras keluar dari matanya yang tidak begitu besar. Ia berdiri dari duduknya. Ia berjalan meninggalkan bangku yang baru saja menemani Fazza saat Fazza menangis.
Fazza membuka pintu kelasnya. Ternyata guru matematika nya tidak hadir saat itu. Ia sangat bersyukur karena ia tidak akan mendengar ceramahan dari gurunya itu. Fazza duduk disamping teman nya, Fenah.
"Lu ngapa jam segini baru dateng anjir?" tanya Fenah.
"Bacot lu."
"Dih?" Fenah menaikkan satu alisnya.
Fazza menarik nafas nya dalam-dalam lalu ia hembuskan dengan perlahan. Ia kembali mengingat laki-laki yang telah membuat hatinya begitu hancur. Mengingat laki-laki yang telah memberi luka yang sangat perih. Dan luka yang dibuatnya sampai saat ini belum bisa terobati.
Terdengar suara notif masuk dari ponselnya. Dengan secepat kilat Fazza mengambil ponselnya yang berada disaku seragamnya itu. Jari-jemarinya sangat lincah saat membuka lockscreen lalu mengetikan kata sandi ponselnya. Ahh sial! Ternyata itu hanya broadcast BBM yang tidak ada pentingnya sama sekali batin nya. Ia tidak semangat bersekolah hari itu, apalagi paginya dia habis bertemu dengan laki-laki itu.. tambah patah lagi semangatnya.
----------
Bel istirahat pun berbunyi.
Fazza tidak beranjak dari kursinya, ia hanya terdiam sambil memandangi sekeliling kelasnya. Tak seperti biasanya, saat mendengar bel istirahat, Fazza adalah murid pertama yang keluar dari pintu kelasnya. Ia lari menuruni tangga dari lantai atas ke lantai dasar dengan secepat kilat. Setelah itu ia masuk ke satu kelas yang biasa dijadikan tempatnya berkumpul bersama teman dan sahabat-sahabatnya.
Selain berkumpul dengan teman dan sahabat-sahabatnya, Fazza juga menjalin hubungan dengan seorang laki-laki di kelas itu. Yang awalnya hanya teman biasa yang sangat dibenci Fazza dan kini perasaan itu berubah menjadi rasa sayang.Bukan hanya rasa sayang, bahkan rasa sayang itu sudah tumbuh menjadi cinta. Iya! C-I-N-T-A.
Yahahaha gak ada yang baca sedih sedih
Gak ngapa dah ini buat gabut doang kok
SELAMAT MALAM! 19.36 12Des
√

KAMU SEDANG MEMBACA
Enough.
Novela JuvenilPerkenalan itu kini hanya menjadi kenangan. Karena perkenalan itu kita menjadi dekat. Dekat menjadi rasa. Rasa menjadi Cinta. Cinta menjadi kecewa. Kecewa memang selalu hadir di akhir cerita. Aku hanya lah benang yang lemah lembut dan kau adalah ja...