Prolog

7.2K 321 76
                                    

Tengah malam itu sangat sunyi. Suara lolongan anjing dan rintikan gerimis menemani suasana mencekam malam ini.

Drap..drap..drap

Seorang pria berlari kencang di lorong gang sempit. Ia terus berlari, tidak peduli dengan tubuhnya yang sudah berkeringat atau air hujan yang mulai membasahi bajunya.

Lorong gang ini seperti tanpa ujung. Pria itu menambah kecepatan larinya agar dapat keluar dari kejaran seseorang.

"Berhentilah, percuma saja kau berlari karena pada akhirnya akulah yang akan menang."

Suara seorang wanita mulai terdengar di telinga pria itu. Ia tidak mempedulikannya, ia masih terus berlari. Jantungnya berdegup cepat, ia sangat ketakutan.

"Menjauhlah, aku mohon siapapun tolong aku." Pria itu hanya bisa berharap dalam diam.

Brak.

Sial, pria itu terjatuh. Ia tak dapat berdiri. Pria itu terdiam dan memejamkan matanya, berdoa agar orang aneh itu tidak menemukannya. Ini menyangkut hidup dan mati pria itu.

"Kau ada di sana?"

Kini pria itu hanya bisa pasrah kala mendengar suara yang terus bergema di dalam lorong sempit ini.

"Maafkan aku." Pria itu memohon maaf pada si orang aneh.

"Kau akan mati." Orang aneh itu berdiri di samping si pria.

"Aku mohon." Sudut mata pria itu mulai basah.

"Aku bukan seorang wanita sempurna seperi yang kau bayangkan. Aku bukan seorang dokter hebat seperti yang kau pikirkan." Seringai mengerikan mulai terukir jelas di balik topeng wanita itu.

"Kau hanya manusia bodoh, kau  pantas untuk mendapatkan ini." Mata wanita itu mulai menatap tajam korbannya.

Ia mengambil pisau dari saku jubah hitam yang ia kenakan. Pisau yang begitu tajam dan mengkilat, seolah akan membunuh siapapun yang ada di dekatnya.

"Jangan." Pria itu tidak dapat melawan.

"Kau sudah terlambat." Wanita itu tersenyum lebar.

Ia menarik lidah si pria itu keluar dari mulutnya secara paksa dan segera memotongnya dengan pisau yang ia bawa.

"Akhhhhh..." Pria itu tampak sangat kesakitan.

"Hukuman yang pantas untukmu karena sering bicara sembarangan." Senyuman si wanita itu semakin lebar ketika melihat banyak darah yang mulai keluar dari mulut pria itu.

Sebagian lidah pria itu telah terpotong. Wanita aneh itu tertawa bahagia tapi terdengar sangat mengerikan.

"Kita lanjutkan kesenangan ini." Wanita itu menatap pisaunya yang sudah berlumuran darah.

Ia menancapkan pisau tajam itu ke tenggorok si pria, membuat banyak darah yang keluar dan mengotori jalanan di dalam lorong gang.

Si pria hanya bisa terdiam, ia tak dapat bergerak sedikitpun karena menahan rasa sakit yang amat menyiksa.

"Aku tak mau membuatmu menderita terlalu lama karena penyiksaan yang aku buat ini." Wanita itu mulai menjilati darah yang ada di pisaunya secara perlahan.

"Ucapkan selamat tinggal untuk dunia, dasar manusia bodoh." Kini wanita itu menusuk dada si pria, tepat di jantungnya.

Pria itu telah mati dengan berbagai siksaan yang dilakukan wanita gila ini. Pria itu menyesal karena sebelumnya ia sempat berbicara sembarangan padanya.

"Aku siap membunuh kapan saja." Bisik wanita itu tepat di samping telinga si pria yang telah tewas mengenaskan.

Wanita itu mengeluarkan sebuah pilox berwarna merah darah dan menyemprotkan beberapa kalimat di dinding gang.

Aku membunuhnya karena ia berani bicara sembarangan padaku.

Wanita itu menyadari adanya kamera tersembunyi yang dari tadi merekam aksi kejamnya itu. Dengan beraninya, ia mendekati kamera tersebut dan tersenyum di balik topengnya.

"Tangkap aku jika kalian bisa." Sorotan matanya menatap tajam kamera itu.

"Karena aku adalah dokter pembunuh."
---

Cahaya silau dari layar monitor menerangi kamar yang gelap ini. Terdapat wanita muda di sana yang sedang tersenyum menatap komputer itu.

"Sebut aku jahat karena aku adalah seorang hacker." Wanita muda itu menyeringai, menunjukan senyum manis tapi mengerikan.

"Aku sudah mengetahuinya." Wanita muda tersebut masih menatap layar monitor.

Ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang, dia kembali tersenyum menyeramkan.

"Hallo, semuanya berhasil. Aku mendapatkannya."

Ia memutuskan panggilan itu lalu menatap dirinya di cermin, wanita muda itu tertawa pelan.

"Aku adalah seorang hacker muda."

---
Salam

Rin dan Oppai738 :)

Selamat menikmati cerita ini.

Dark Side GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang