Sierra dan Sean duduk berdua di dalam ruang tamu rumah Sierra. Sierra menunjukan rekaman pembunuhan yang terjadi di sebuah lorong gang pada Sean.
"Lihat? Wanita ini begitu menyeramkan saat membunuh. Dan dari yang kita lihat, ia membunuh karena korban berbicara sembarangan padanya," kata Sierra.
"Ya, aku rasa pembunuh itu mengenal korban. Ia menyebut dirinya dokter dan aku yakin korban adalah pasiennya. Korban mungkin mencela pelaku karena pelaku ini gagal mengobatinya," jelas Sean.
Mereka berdua terus menebak-nebak. Jam dinding sudah menunjukan pukul 9 malam. Tapi, Sierra dan Sean sama sekali tidak lelah untuk mengungkap keberadaan si pembunuh misterius.
"Aku berpikir hal yang sama. Pembunuhan sadis ini didasari sakit hati sang pelaku. Aku rasa, korban juga bersalah karena telah menghina seseorang begitu saja. Aku bingung harus membela siapa," kata Sierra.
Sean hanya mengangguk dan tersenyum kecil, "Aku ingin berbuat aneh."
"Eh?"
"Apa kau mau mencari pembunuh itu malam ini?" Sean menyeringai menyeramkan.
"Aku belum ingin mati," Sierra menghela nafas panjang, "tapi itu adalah satu-satunya cara."
"Besok malam aku akan kembali ke rumah ini. Aku akan membawa barang-barang yang mungkin kita butuhkan. Ini memang gila, tapi kita tidak bisa menunggu jawaban dari para polisi itu," jawab Sean.
"Mungkin kita hanyalah remaja, tapi rasa penasaran itu mengubah kita," balas Sierra.
Sean kembali mengangguk tanda setuju.
---
William memasang beberapa kamera CCTV di beberapa tempat yang sepi dari orang-orang untuk menangkap aksi dari pembunuh itu.
Tapi, pembunuh itu langsung menghancurkan kamera CCTV tersebut dengan cara melempari batu-batu yang cukup besar pada kamera CCTV tersebut."Pembunuh itu pintar juga, tapi tentunya aku tak boleh kalah pintar darinya," kata William.
William menghubungi rekan kerjanya, Neil.
"Ke ruanganku sekarang, Neil! Aku ingin membicarakan sesuatu tentang pembunuh itu," perintah William.
"Baikkah, aku akan segera ke sana," jawab Neil dari seberang sana.
Tak lama menunggu, Neil segera masuk ke dalam ruangan William. Ia segera menutup pintu kembali dan duduk di hadapan William.
"Aku mengetahui sesuatu tentang si pembunuh ini," kata William.
"Apa itu?" Neil menaikan satu alisnya.
"Dia membunuh di tempat yang gelap dan sepi. Selain itu, ia selalu memotong lidah korban. Apa dia memiliki obsesi lebih pada lidah korban?
"Aku juga tahu bahwa ia selalu membunuh saat tengah malam. Ia kurang melihat keadaan sekitar saat membunuh karena terlalu bahagia dan tertawa. Jadi, aku ingin melalukan sesuatu," jelas William cukup panjang.
"Apa itu?"
"Membunuh si pembunuh."
"Apa maksudmu?" Neil terlihat makin penasaran.
"Besok, kita akan keluar pada malam hari dan mencari si pembunuh itu. Tapi, biarkan aku yang membunuhnya," jawab William dengan senyuman kecil di wajahnya.
"Are you crazy?"
"I'm just curious."
---
Hari berganti hari, malam berganti malam. Dan saat itu, waktu mereka berburu si pembunuh.
Sean menunggu Sierra yang sedang bersiap-siap. Sean sudah membawa senter untuk penerangan, pisau tajam untuk senjata jaga-jaga, kamera untuk merekam aksi si pembunuh, dan dua topeng untuk menutup wajah mereka agar si pembunuh tak dapat mengetahui identitas Sean dan Sierra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side Girl
Misteri / Thriller[17+] Ketika kamu menjadi sesuatu yang kamu benci.