JANGAN pernah mencoba untuk bermain-main dengan orang yang sama sekali tak kau kenal, atau kau akan celaka. Mungkin kata-kata itu cocok untuk Clara. Kini, ia akan menghadapi hasil dari permainannya sendiri.
Sierra tidak lagi menangis. Rasa kesedihannya telah tergantikan dengan rasa kebencian yang berkobar, hal yang dipikirkan gadis itu saat ini hanya satu, cara untuk membalas dendam.
Sierra tak pernah merasakan sesuatu sesakit ini. Dia hanya ingin bertemu dengan ibunya, tetapi Clara meruntuhkan keinginnanya dengan tawa bahagia. Maka, Sierra akan membuat Clara merasakan hal yang sama, rasa sakit sesakit-sakitnya.
"Aku pandai dalam membuat orang lain mengaku. Kau tenang saja." Kata-kata Sarah menyadarkan lamunan Sierra.
Sierra mengangguk. "Aku percaya padamu."
Setelah berlama-lama larut dalam pemikiran rencana yang akan dijalankan, Sarah bangkit dari duduknya.
"Ayo kita bersiap-siap." Sarah menatap sang adik yang ternyata sedang menatapnya juga.
Sierra mengangguk lemah dan menjawab, "ya."
Mereka segera saja memakai jubah hitam dan topeng mengerikan. Sarah mengambil beberapa senjata dan barang yang dibutuhkan. Sierra pun melakukan hal yang sama.
"Aku siap." Suara dingin Sierra meyakinkan keputusan Sarah.
Sarah memakai topeng mengerikan yang selama ini menyembunyikan identitasnya dari publik. "Ayo."
Clara akan berhadapan dengan pembunuh yang paling dicari di New York. Dia telah salah memilih lawan.
Karena jika kau membangunkan harimau yang tengah tertidur pulas, maka kau sendiri lah yang akan merasakan akibatnya.
---
Clak!
Lampu di dapur menyala secara tiba-tiba, Clara sontak menoleh dan segera mematika ponselnya. Wanita akhir tiga puluh tahunan itu pun tersenyum pada seorang remaja laki-laki yang kini berdiri di dekatnya.
"Apa kau tak bisa tidur? Ini sudah malam." Remaja laki-laki tersebut menarik bangku dan duduk di sebelah Clara.
Senyuman Clara semakin melebar, "aku tidak akan tidur malam ini."
"Mom, apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat begitu girang?"
Baru saja Clara ingin menjawab, suara air mendidih lebih dulu terdengar. Clara segera bangkit dari duduknya dan mematikan kompor. Ia menuangkan air panas itu ke dalam cangkir berisi bubuk teh. Kemudian ia membawa secangkir teh tersebut ke meja makan sembari mengaduknya.
"Ingin teh?" tanya Clara seraya kembali duduk di tempatnya.
"Mom, jawab pertanyaanku terlebih dahulu!" Remaja laki-laki itu sudah sangat tidak sabar menanti jawaban dari ibunya.
Clara meneguk teh manis yang baru saja ia buat. Hangatnya menjalar di tenggorokan, melawan udara dingin dari luar sana.
"Kau akan terkejut," jawab Clara.
"Ayolah, Mom, jangan buat aku penasaran seperti ini!" mohon remaja laki-laki tersebut.
Clara tertawa kecil kala melihat aksi anaknya. Dia mengusap lembut rambut remaja laki-laki di hadapannya. Tanpa aba-aba, Clara memeluk anaknya dengan sangat erat.
"Kau akan memiliki adik," bisik Clara.
Benar saja apa yang Clara katakan tadi, remaja laki-laki itu akan terkejut. Ia menganga tidak percaya, otaknya masih berputar untuk mencerna kesimpulan dari jawaban Clara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Side Girl
Mystery / Thriller[17+] Ketika kamu menjadi sesuatu yang kamu benci.