Chapter 1

15.1K 440 7
                                    

Aileen Rosalina menginjakkan kakinya untuk pertama kali ditempat bernama ngawi ini,ia tidak akan pernah menyangka bahwa sang ayah akan mengirimnya sejauh ini. Bukannya ia takut berpisah jauh dengan ayah nya,hanya saja ini tanah jawa man!. Tanah terlarang bagi seorang Aileen Rosalina. Walaupun selama ini ia tinggal di pulau jawa juga,lebih tepatnya di Ibu kota Jakarta
Tetap saja ia merasa asing karena selama 17 tahun hidupnya ia tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di tempat dengan nama provinsi berjudul 'Jawa'. Oke. Aileen mulai berlebihan sekarang.

Pantas saja Radit membangunkannya sama cepat dengan jadwal ayam jantan berkokok mengingat jarak jakarta dan Ngawi Jawa Timur ini cukup jauh

Tadi pagi sekitar pukul setengah lima subuh. Ia dibangunkan oleh sang kakak,Alea dengan pesan dari ayahnya bahwa mereka akan berangkat menuju pesantren Darul Islamiyah-nama pesantren itu-dengan naik penerbangan pertama. Aileen merasa sangat kesal karena tidak sempat mengucapkan salam perpisahan pada partner in crime-nya di sekolah,Rudi, Bagas dan kawan kawannya seperjuangannya yang lain

Aileen dan ayahnya sampai disini saat sore hari,karena tadi dia memaksa Ayahnya untuk berkeliling dulu begitu mereka turun dari pesawat. Siapa tahu ayahnya akan berubah pikiran dan tidak jadi memasukkan Aileen ke sekolah yang bernama pesantren itu. Walau ia juga ragu,apa mungkin ayahnya tidak ingin berpisah darinya?Aileen adalah seorang pembuat onar dan gadis bar bar dimata ayahnya. Akhirnya Aileen mengalah untuk terus membawa Sang ayah berjalan jalan karena Ayah Aileen terus bersikeras agar mereka cepat kembali ke tujuan utama mereka. Pesantren Darul Islamiyah.

Dan disinilah mereka sekarang. Didepan sebuah gerbang besar berpalang 'Pondok Pesantren Darul Islamiyah'. Aileen berjalan masuk mengikuti langkah ayahnya. Aileen Rosalina Putri untuk pertama kalinya merasa risih dengan tatapan yang diberikan orang-orang padanya. Dari ia berjalan masuk ke pekarangan ponpes ini sampai sekarang. Semua orang seolah olah menganggapnya manusia langka dengan pandangan mereka pada Aileen.

Ia kini tengah berada di dalam sebuah ruangan yang sepertinya adalah ruangan kepala sekolah
Kepala sekolah itu laki-laki mungkin usianya sebaya dengan ayahnya karena mereka tampak mengobrol akrab dari tadi dan sempat melupakan keberadaan Aileen di tempat itu.
Tapi kemudian ia merutuki kebodohannya karena menarik perhatian dari kepala sekolah itu,sekarang dia menatap Aileen naik turun-seperti menilai lalu berkata

"Ini toh yang namanya nak Aileen"ia tersenyum ramah
"Nak Aileen ndak pake himar?"Aileen mengerinyit mendengar kosakata baru yang dilontarkan bapak itu.
Sambil tersenyum canggung dia menjawab"Himar itu apa om?"jawabnya dengan nada sesopan mungkin mengingat orang yang sedang berbicara dengannya ini adalah tipe penilai terbukti dari gamblangnya ia menatap Aileen naik turun
"Oalah ndak tau himar toh. himar itu sama artinya dengan hijab nak Aileen,cuma Himar itu lebih syar'i"jawabnya. Aileen mengerti. Pasti yang dimaksud kepala sekolah itu yang sering dipakai oleh Kak Alea dan ibu ibu pengajian didekat rumahnya. Jilbab yang mirip mukena karena panjangnya yang mencapai lutut

"Dia memang gini Dim,dari ibunya meninggal dia mana pernah keliatan kayak perempuan"ayahnya menyambung dengan kalimat yang tidak mengenakkan. Ia sebenarnya sudah terbiasa dikatai seperti itu tapi tetap saja,ayahnya tidak boleh membuka aibnya didepan calon kepala sekolah barunya.
"Ayah juga yang salah. Kenapa nggak pernah beliin hijab buat Ai?" ia memprotes ucapan Ayahnya
"Ayah belikan juga untuk apa?gak akan kamu pake juga kan?selera fashion kamu itu kan belok kearah pakaiannya anak laki laki"

Lihat kan!
Kadang Aileen heran dengan ayahnya ini. Dia seolah ingin menunjukkan semua perangai buruk yang dimiliki Aileen, selain suka membanding bandingkannya dengan Alea, ayah Aileen ini juga suka membuka aib anaknya sendiri.

"Hahaha" kepala sekolah itu tertawa. Aileen berpikir apa kejelekan dirinya itu adalah hal yang lucu

Tok..tok..tok bunyi suara ketukan pintu menginterupsi kegiatan bercakap-cakap mereka
Tampak seorang gadis-yang sepertinya sebaya dengan Aileen-memasuki ruangan dan berkata pada kepala sekolah "Pak Kyai panggil Manda?"katanya
Namanya Manda Aileen membatin
"Iya Manda. Ini Aileen dia santri baru disini bapak mau minta tolong anterin dia ke pondok" ucap kepala sekolah yang dipanggil Kyai itu
"Nggeh pak,mari mbak Aileen"ucap manda ramah padanya.

Pesantren I'm In Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang