Chapter 16 Rumah

2.6K 150 2
                                    

Sorry for typo(s)

______________________________

Rumah

Akhirnya Aileen ada disini lagi.

Tadi pagi ayahnya menjemputnya dari pondok dan akhirnya mereka sampai setelah menempuh 3 jam perjalanan darat

"Ngapain Ai? Yuk masuk"

Perkataan Ayahnya menyadarkan Aileen dari lamunannya

Aileen senang sekali. Ayahnya berubah ramah. Entah kenapa. Dia pun tak mau tahu. Yang jelas dia senang

"Kak Ale dimana yah?" Dia menanyakan kabar kakaknya itu. Jujur, Aileen merindukannya. Sedikit

"Lagi kerja. Ini kan hari kerja Ai" jawab Radit sekenanya

"Ooh."
"Manda lu mau liat kamar gua gak?"

Amanda yang hampir terlupakan tadi akhirnya mengangguk dan mengikuti Aileen berjalan menuju kamarnya

"Sekalian bantu beberes ya Man" Aileen nyengir.

Entah kapan sifat pemalas ya ini bisa hilang. Aileen yakin kamar yang terakhir kali ia tinggalkan dalam kondisi serupa gudang itu pasti menjadi lebih kotor. Jadi, karena dia sudah memprediksi akan adanya serangan kunjungan mendadak oleh teman-temannya yang sedikit hiperaktif dan hobi menghina jadi dia berniat merapikannya dulu dengan bantuan si Perfect Amanda

"Iya ukhti"

"Eh. Tapi lu jangan salah paham Man. Ini bukan semacam kompensasi buat biaya nginap elu kok. Gratis lu nginapnya. Tenang aja. Gua baek kok"

"Hihi.. iya deh iya... Ukhti Ai takut ya kalo temennya datang terus liat kamarnya kotor"

Aileen berhenti saat akan menikahi tangga. Dia menganga dan berbalik menghadap Amanda"kok lu tau?!"

"Dulu, waktu perpulangan Manda yang pertama juga gitu. Waktu itu bapak masih jemput ke Kalimantan." Jawab Amanda

"Ooh.. pantesan udah pengalaman ya elu"

Mereka lanjut lagi naik keatas dan sampai didepan sebuah pintu berwarna putih. Kamarnya

Sudah berapa lama ia tidak ada disini. Kamar ini menyimpan banyak sekali kisah hidupnya. Air mata bahagia hingga air mata yang menjadi saksi lukanya ia tumpahkan disini

Ah, kenapa ia jadi sedramatis ini sih?

"Yuk Man. Ini kamar gua. Betah ya elu disini"

Manda hanya mengangguk. Mereka masuk dan suasana kamarnya ternyata masih sama. Hangat. Seperti ada Bunda

"Abis beberes kita makan ya Man" katanya.

________________________________

Pagi ini jadi pagi yang berbeda bagi Aileen maupun Amanda. Tidak ada bunyi lonceng militer. Tidak ada suara ribut para Haritsahtul lailah yang menggedor lemari untuk membangunkan shalat subuh. Dan tidak ada lagi keributan pagi hari yang menyenangkan

"Man. Cari makan yuk kedepan kompleks"

"Gak dimasak aja ukhti?"

"Males. Kalo gua masak entar keadaan dapur jadi sebelas dua belas ama keadaan kota hiroshima dijepang"

Intinya sih. Aileen bermusuhan dengan segala macam alat-alat masak

"Hh.. Ukhti Ai emang gak bisa bersentuhan sama dapur ya" Manda meringis. Kalau Aileen seperti ini terus bagaimana nanti kalau sudah menikah ya?

Manda terkikik geli sendiri dalam hati

"Abaikan deh Man. Eh tapi nanti lu jangan cerita sama ustadz Arfan ya" ancamnya.

Pesantren I'm In Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang