Chapter 15

3.6K 214 29
                                    

Subuh ini menjadi subuh yang lebih ramai dari biasanya. Karena ada kabar yang menggembirakan bagi seluruh samtriwan maupun santriwati

Perpulangan didepan mata. Yap libur satu Minggu dikarenakan santri akhir akan menghadapi ujian kepondokan untuk salah satu syarat kelulusan mereka.

Jadi, sebagai wujud dari rasa syukur dan euforia mereka karena akan segera bertemu sanak saudara dan keluarga tercinta dikampung halaman, maka berita ini dikicaukan dengan jaringan 4G ala pondok dari subuh hingga jam aktivitas berakhir selama tiga hari belakangan ini

Bagi Aileen. Tentu saja ini kabar bagus. Sangat bagus malah.

Dia sudah hampir gila berhadapan dengan segala macam tetek bengek peraturan yang membuatnya sesak nafas. Belum lagi buku dan kitab-kitab tebal yang selalu menemani hari-hari sekolahnya. Ditambah hafalan kitab tafsir jalalain yang membuatnya hampir membotaki rambutnya sendiri

Sekarang penderitaan itu akan berhenti. Setidaknya sementara. Dia bisa ke spa dan memijat-mijat tubuhnya yang kelelahan akibat kewajiban mengikuti ekskul Pramuka yang hampir setiap Minggu dengan permainan yang menguras tenaga

"Manda.. Assalamualaikum.." dia mendatangi Amanda yang sedang menekuni sebuah buku di perpustakaan dengan nada ceria

"Waalaikumsalam ukhti Ai. Tumben ceria. Gara-gara berita perpulangan udah kedengaran ya?" Manda menjawab seadanya dan kembali membaca

"Iya duongs.. gua seneng banget Pandaa.. seenggaknya gua bisa resting sejenak dari peliknya kehidupan di pondok ini" Aileen berkata dengan melankolis sambil merebahkan kepala diatas meja dan memandang jendela.

"Hm.. yaudah semoga ukhti Ai bisa menikmati liburan dengan tenang dan tetap bisa menjaga sholat ya. Terutama sholat Subuh ya"

"Amin. Eh tapi kenapa lu kok gak semangat gitu? Kan lu juga pulang. Gembira dikit napa Man kan gak dosa sih bergembira buat hal yang bikin kita seneng " Aileen memandangi Manda serius. Manda hanya menunduk sambil terus membaca

Kalau diperhatikan lagi sepertinya hanya Manda yang tidak heboh dengan berita perpulangan yang sudah beredar dari tiga hari yang lalu. Apa dia tidak senang? Tidak senang pulang karena terlalu mencintai pesantren? Rasanya tidak mungkin. Sekuat apapun pendirian seorang santri,dia tetaplah seorang anak yang dikirim jauh dari keluarga dan pasti merindukan kehangatan berkumpul bersama keluarga.

Jadi. Ada apa dengan Manda? Aileen selalu mengalami kesulitan saat berusaha memahami Manda ketika dia memilih diam dan tidak berbicara. Ekspresi nya yang selalu tenang membuat Aileen sulit menebak apa yang dia rasakan. Tidak seperti Keysha yang langsung blak-blakan menyatakan perasaannya

"Man, ngomong dong. Elu kenapa? Ada masalah? Cerita dong. Sapa tau gua bisa bantu. Gini-gini gua juga pengen bermanfaat buat orang yang Deket Ama gua" Aileen kembali berujar

Akhirnya Manda mengangkat kepalanya. Dan matanya berkaca-kaca

Nah.. kan bener

"Kenapa sih Man? " Kali ini Aileen bertanya lebih lembut lagi

"Manda gak bisa pulang ukh" katanya dengan suara serak menahan tangis

"Loh? Kok enggak bisa?"

"Rumah Manda kan di Kalimantan. Jauh. Nggak mungkin Manda nyuruh umi atau Abi kesini buat jemput. Kan mahal ongkos pesawat nya"

Aileen terdiam. Jadi rumah Amanda itu di Kalimantan ya. Dia mengira Manda ini tinggal di Jawa juga karena bahasa dan logatnya yang sudah hampir menyamai orang Jawa asli.

"Oh.. gua kira lu asli sini Man, abis bahasa elu udah mirip-miripan Ama orang sini" Aileen berkomentar

"Manda udah tinggal disini kan dari SMP ukh, udah kebiasaan denger logatnya selain itu, Abinya Manda juga orang Jawa tapi merantau ke Kalimantan" jelasnya

Pesantren I'm In Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang