Chapter 3

6.1K 347 11
                                    

Arfan memasuki rumahnya setelah ia selesai menunaikan shalat Isya di masjid bersama santri dan santriwati lainnya.
Ia berjalan keatas menuju kamarnya dan langsung merebahkan diri di kasur empuk kesayangannya.

Pikirannya kembali melayang pada setiap pertemuannya dengan Aileen-si gadis tengil yang selalu dipikirkannya.
Tanpa sadar bibirnya menarik keatas membentuk sebuah senyuman.
Ah memikirkannya seperti ini hanya akan membuatnya sulit tidur nanti.dan juga pasti akan menambah daftar dosanya karena memikirkan perempuan yang bukan mahramnya.

Ia beranjak menuju kamar mandi hendak berganti pakaian untuk tidur.namun langkahnya terhenti saat melewati jendela.kamarnya yang berada dilantai dua itu membuatnya dapat dengan mudah melihat apapun yang terjadi dihalaman atau daerah sekitar rumahnya

Disana.tampak dua orang gadis mengenakan mukena berbeda warna.diantara mereka ia mengenal salah satunya
Aileen
Gadis kecil yang sedang dipikirkannya tadi.tampak sedang bernyanyi dengan hebohnya

"PERNAHKAH ENGKAU SEJENAK MENGINGAT AKU~~
PERNAHKAH INGAT WALAU SEPERTI ANGIN BERLALU~~
DISETIAP MALAM INI AKUmmffh.."Manda langsung menyumpal mulut Aileen yang sedang bernyanyi,ah tidak. Yang sedang berteriak seperti orang gila saat mereka melewati rumah Kyai Dimas

"Apaan sih panda?!
Gue kan lagi nyanyi!"sentaknya pada gadis yang sudah dengan lancangnya menghentikan aksi seorang Aileen melepas beban dengan cara bernyanyi keras-keras

"LUKA LUKA YANG KURASAKAN..
BERTUBI TUBI YANG KAU BERIKAAN
CINTAKU BERTEPUK SEBELAH TANGAAN
TAPII AKUUU BALAS SENYUM KESETANAAN"
"Ukh!lagunya salah harusnya keindahan ukh Ai,bukan kesetanan"
"Suka suka gue dong panda!lagian siapa juga yang mau cintanya bertepuk sebelah tangan nah dia malah senyum keindahan kayak yang dilagu entu. Kagak ada kali pandaaa yang ada cewek tu bakalan kesetanan kayak yang gue nyanyiin tadi terus dia bales dendam ama cowok yang nolak dia itu. Vokalis bandnya aja yang salah,gue jamin deh. Dia pasti nulis lirik ni lagu matanya lagi merem"cerocos Aileen. Ia merasa bahwa manda sangat tepat untuk pelampiasan kekesalannya perihal hukuman dari ustadz BK yang sengak dan sok ganteng itu

Manda menghela napas mendengar namanya yang sudah diganti oleh Aileen dari Amanda menjadi Apanda
Aileen bahkan mengganti lirik lagu milik band D'Bagindas seenak jidatnya saja.
Manda tahu bahwa saat ini mood Aileen sedang berada pada level terendah.

Tapi Aileen memilih tempat yang salah,saat ini mereka sedang berjalan didepan rumah Kyai Dimas. Amanda benar benar takjub dengan kelakuan teman barunya yang seolah tidak punya malu ini
"Sssst. Kita lagi lewat didepan rumahnya Kyai Dimas jadi gak boleh ribut. Nanti pak Kyai marah Ai"ucapnya sedikit menakut-nakuti Aileen
Dan sepertinya itu tidak mempan. Karena selanjutnya gadis itu malah berteriak memanggil Kyai dengan suara toa-nya yang memekakkan telinga

"Assalammualaikum Kyai Dimaaasss .."Aileen memanggil manggil nama kepala sekolahnya itu dengan tujuan menunjukkan pada Manda bahwa ia tidak mempan dengan ancamannya yang sudah ketinggalan jaman itu
Sekalipun dia ditakut-takuti dengan keberadaan genderuwo atau kuntilanak sebagai penjaga rumah itu ia tetap tidak akan takut
Mereka itu kan makhluk halus,kita manusia. Untuk apa takut dengan mereka yang tidak kelihatan sedangkan kita punya badan segede gini. Katanya

Tak lama keluar seorang laki laki paruh baya dari rumah itu dengan menggunakan kain sarung dan baju kaus putih. Kyai Dimas.
"Waalaikumsalam. Ada apa ini teriak teriak?"tanya Kyai Dimas pada Aileen dan Manda. Ia terkejut mendengar seseorang memanggil namanya dengan keras dari luar,dan setelah dilihat ternyata itu suara Aileen. Anak dari sahabatnya Radit

Aileen tersenyum manis sambil berkata "Gak papa kyai. Ai kangen aja sama kyai Dimas~
Liat nih Ai udah pake apa itu yang tadi pak kyai bilang?"

"Himar?"

Pesantren I'm In Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang