Albert dan Bianca menghabiskan waktu mereka saling bercerita dan menyindir satu sama lain.
Bianca menoleh, memandangi wajah Albert dari samping. Albert itu tampan, dia juga jenius dan dewasa. Tidak seperti Gerald~
Gadis itu menggelengkan kepalanya kuat.
Kenapa masih memikirkan Gerald, sih!
"B, kamu baik-baik saja?" Tanya Albert menangkup kedua pipi chubby gadis itu.
Bianca menghela napas dan tersenyum pahit. "Ya, ayo kita kembali. Mama pasti sudah memasak makan malam untuk kita." Ujarnya sambil bangkit dan menuruni tangga.
"Al... kamu tidak mau ikut pulang?"
Albert tersenyum. "Tentu saja mau. Ayo." Dan Albert melompat turun dari rumah pohon itu. Bianca menjerit kaget karnanya.
"Kamu berlebihan. Ayo, ayo." Albert berjalan lebih dulu dengan kedua telapak tangannya dimasukan kedalam saku celana.
Bianca masih mematung di tempatnya. "Dia seperti bukan Albert." Lirihnya kemudian berjalan cepat menyusul Albert.
Albert tersenyum, jarang ia bisa serileks ini. Ditambah juga, ada Bianca yang menemaninya. Al menoleh ke samping kirinya dan tidak menemukan Bianca.
Anak itu.
Albert memutar pandangannya dan disanalah Bianca, berjongkok sambil menggendong seekor anak anjing berwarna coklat yang terlihat kedinginan. Senyum ceria Bianca menguar.
Albert bersedekap sambil memperhatikan Bianca yang sedang membisikkan kata-kata entah apa itu. Tapi senyum di wajahnya seperti menyiratkan bahwa ia membisikkan kata-kata menenangkan untuk anak anjing itu. Ia berdiri sambil tetap memeluk anak anjing itu.
"Al... mulai sekarang, nama anak anjing ini adalah... Gerald." Putusnya dengan senyum lebar dan semakin mempererat pelukannya.
Albert tertawa. Bayangkan saja. Seekor anak anjing diberi nama yang sama dengan nama kakaknya.
"Bayangkan kalau Gerald tahu anak anjing itu diberi nama yang sama dengan dirinya." Lirih Albert menatap punggung Bianca yang kian menjauh.
*****
"DIMANA BIANCA NENEK?!
Sudah seharian ini Gerald berteriak kepada Neneknya hanya untuk bertanya dimana Bianca.
Sophia melepas kacamatanya dan mengurut pangkal hidungnya lelah.
"Kamu sedang demam, Gerald. Kembalilah ke kamarmu."
"Tidak sebelum Nenek mengatakan dimana Bianca." Ujar Gerald duduk dihadapan Sophia dan memberinya tatapan tajam.
"Baiklah... Albert membawanya kerumah orang tua- GERALD! MAU KEMANA KAMU?!" Sophia tiba-tiba berteriak saat melihat Gerald berlari menuju garasi.
Dengan cepat Sophia menghubungi penjaga gerbang agar tidak membukakan pintu untuk Gerald.
Tidak akan ada yang bisa menghentikanku untuk mengejar cintaku, Nek.
"Open the gate you dumb ass!" Gerald meracau dengan wajah pucatnya kepada si penjaga gerbang.
"Nyonya akan marah Tuan.." jawab si penjaga gerbang takut.
Gerald meluruskan kursi pengemudinya dan menekan pedal gas nya lebih dalam. Membuat si penjaga gerbang takut kalau Gerald akan nekad menabrak gerbang. Itu berbahaya!
Dengan cepat si penjaga gerbang menekan tombol yang langsung membuka gerbang besar itu dalam sekejap. Tepat saat mobil Gerald melewatinya.
"Terima Kasih Paman!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Moment
Romance".. Bianca Tennison. Dengarkan aku. Jangan pikirkan hal yang akan terjadi 3 tahun lagi. "Yang perlu kau lakukan hanya membuka hatimu untuk kami. Untukku dan Albert. Biarkan kami menunjukan siapa kami sebenarnya. Termasuk aku. Jangan jauhi aku lagi...