Try to hide

173 21 2
                                    

Banyak orang berlalu lalang di ruang tamu super besar, seorang pria dengan setelan jas berteriak kesana kemari dengan sebuah papan ditangannya.

Ya, mereka sedang sibuk mempersiapkan pesta pertunangan Gerald dan Albert dengan Shanon dan Megan. Benar-benar sebuah acara yang megah.

Melihat semua dekorasi dan kesibukan ini Bianca teringat akan pagelaran tidak akan pernah dilupakannya, hari pertunangannya. Ditempat yang sama seperti saat ini. Hanya saja, bukan ia pemeran utama wanita di pesta besar ini.

"Bianca! Bawakan kain ungu ditanganmu itu kemari!"

Bianca mengerjap, ia melirik tangan kanannya yang memegang secarik kain mahal yang akan digunakan untuk melilit kaki Dian di samping panggung kecil tempat si pemeran utama akan saling bertukar cincin.

"Ah iya, aku datang."

Bibirnya mungkin saja tersenyum. Tapi adakah yang tahu kalau hatinya tercabik melihat papan nama yang bertuliskan nama kedua pangerannya dengan gadis lain.

                  -Moment-

"Bianca!!"

Gerald masuk kedalam kamar Bianca dan tidak menemukan gadis itu disana. Pria itu sudah mencarinya ke seluruh penjuru ruangan itu tapi ia tetap tidak menemukan Bianca.

Baru saja Gerald ingin berkeluh-kesah pada Bianca tapi gadis itu justru tidak berada di kamarnya.

"Kemana perginya gadis itu?" Gerald berjalan ke arah balkon yang langsung menyajikan pemandangan dari kolam renang.

Ada satu titik yang membuat Gerald harus menyipitkan matanya, memfokuskan cahaya yang masuk ke retina matanya. Dan ia melihat Bianca dibawah sana. Sedang berkutat dengan saringan bergagang panjang di tepi kolam, sepertinya ia sedang membersihkan kolam renang itu dari dedaunan yang jatuh saat malam hari.

Gerald terdiam, ia terus memandangi gadis cantik itu. Tangannya bergerak kesana kemari mengambil daun-daun yang terpencar. Kakinya menahan bobot tubuhnya yang condong agar tidak jatuh kedalam air.

Dimata Gerald, Bianca adalah sosok yang sempurna. Ia cantik juga baik hati, hanya saja ia sangat ketus bila berhadapan dengan Gerald. Hanya dengan Gerald.

Dan bukannya marah, Gerald justru senang. Karena Bianca memperlakukannya berbeda. Gerald menganggap bahwa itu adalah perlakuan spesial dari Bianca.

Gerald memang sudah gila. Dia positif gila. Benar-benar gila, dia gila segila-gilanya.

"HE-"

Ucapan Gerald terhenti melihat adegan di depannya. Shannon tiba-tiba datang dan menendang tubuh Bianca sehingga gadis itu terjatuh ke dalam kolam renang. Gerald meringis, sepagi ini air kolam itu pasti masih sangat dingin. Apalagi sekarang sudah mulai memasuki musim dingin.

"Gadis itu benar-benar membuatku kesal."

Dengan langkah besar dan terburu-buru Gerald melangkah keluar kamar Bianca. Ia menuruni tangga, berlari di sepanjang lorong sampai ia mendapati Bianca masih berada di dalam kolam dengan wajah yang mulai memucat. Didepannya, berdiri gadis jelek yang terlihat sedang mengoceh.

Gerald marah.

Ia mencengkram lengan Shannon erat. Membuat gadis itu langsung menatapnya takut. "Kau. Beraninya menyentuh gadisku!" teriak Gerald.

"Gerald ak-ku" Shannon menggerakkan bola matanya. Mencari alasan yang tepat supaya dia tidak jadi di amuk Gerald.

"Shan, apa yang kau lakukan disini? Penata riasmu sudah menunggu di kamar." Sophia melepas paksa tangan Gerald dan langsung membawa Shannon pergi darisana.

Moment Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang