Bianca berteriak nyaring setelah membuka kotak yang dilempar Albert tadi. Ia menghentak kakinya kesal sambil berjalan ke arah lemari pakaiannya.
Ting!
Albert. J.H
Pakai.
Menghela napas, Bianca menggocang ponselnya kesal. Ia tidak pernah mengenakan bikini untuk berenang seumur hidupnya, lalu kenapa sekarang ia harus mengenakan bikini kurang bahan ini? Lagipula, ini namanya pemaksaan.
Gerald. H
Pakaian renang itu harganya $700.
"Apa?!"
.
.
."Hei!" Gerald melempar sebuah piringan plastik ke arah Albert. "Mau bertaruh Bianca pasti sedang memikirkan cara untuk membunuhmu karena sudah berani memberinya pakaian seperti itu."
Albert tersenyum sinis. "Ia mencintaiku."
Tawa Gerald berderai. "Ya! Tapi ia lebih mencintaiku, bodoh." ia memakai kacamata hitamnya dan menghadap ke atas. Membiarkan matahari pagi menyinari tubuhnya.
"Aku benci kalian berdua." desis Bianca tajam dari belakang kedua orang itu.
Albert dan Gerald berbalik, menatap Bianca yang berbalutkan kimono panjang berwarna biru muda. Kedua kakak-beradik itu tersenyum, sudah lama sekali rasanya sejak terakhir kali mereka bersantai dengan Bianca seperti ini. Ya, tentu saja jika keadaan mencekam seperti ini bisa disebut sebagai 'bersantai'.
Bianca menghela napas berat. "Entah kenapa aku justru malah datang kemari."
"Karena kau peduli pada kami." jawab Gerald asal, ia masih sibuk dengan piringan plastik yang baru saja dipungutnya dari sebelah Albert karena adiknya itu tidak mau mengambilkannya untuk Gerald.
Albert menurunkan kacamata hitamnya sedikit. "Bagaimana, kau suka baju renangnya?"
"Aku tidak memakainya." Bianca membuang pandangannya. Pipinya memerah.
"Bohong." gumam Albert.
Ia melepas kacamata juga handuk yang ia bentangkan diatas pahanya menyisakan celana renang yang melekat ditubuh atletisnya. "Ayo, Gerald."
Gerald tergelak, ia melakukan hal yang sama dengan Albert dan langsung melompat kedalam kolam renang. "Ayo B."
"Dasar." Bianca baru membuka satu ikatan kimononya saat sekelebat bayangan berlari melewatinya dan menukik tajam ke dalam air.
"Segar sekali." ujar Megan saat kepalanya menyembul dari dalam air. Ia tidak sadar bahwa Gerald dan Albert memandangnya dengan tatapan aneh.
"Hei apa yang kau lakukan disini?" desis Gerald.
"Berenang tentu saja." ujar Megan sambil naik ke pinggir kolam. Memamerkan bikini super sexy nya.
Sedangkan disisi lain, Bianca baru saja selesai melepas kimononya setelah lama ia bergulat dengan hati dan pikirannya. Bikini berwarna pastel lembut itu terlihat sangat cocok di tubuh langsing Bianca.
"Wah, seorang Dewi." gumam Gerald asal.
"Kemarilah B." ajak Albert.
Bianca terlihat ragu, tapi akhirnya ia melangkah dan menceburkan dirinya perlahan. "Airnya hangat."
"Tentu." jawab Albert.
"Kau cantik sekali." puji Gerald. "Harusnya dari dulu aku membelikanmu bikini seperti ini."
Tentu, perkataan Gerald itu langsung mendapat penghargaan berupa tamparan keras di bahu bagian belakangnya, sekarang bahunya bercetakkan telapak tangan Bianca Tennison. "Sakit!"
"Perhatikan kata-katamu!" tegur Bianca.
"Baik. Maafkan aku Nona." Gerald menunduk sedikit pada Bianca.
Albert menyeka rambut basahnya sambil menghela napas. "Suasananya sudah tidak bagus. Mau pergi jalan-jalan?" ia menoleh pada Gerald dan Bianca.
Gerald dan Albert sudah lebih dulu naik ke tepian. Tersisa Megan dan Bianca di dalam kolam.
"Hey, pelayan. Jangan harap kau bisa mendapatkan mereka lagi." ucap Megan pelan, tapi cukup bisa di dengar oleh Bianca.
Bianca terdiam. Menatap punggung kedua mantan tunangannya yang sedang mengeringkan rambut mereka masing-masing. Rasanya, sekarang Bianca tidak ingin melepaskan kedua orang menyebalkan itu.
Bianca ingin bersama dengan mereka. Gerald dan Albert.
"Hey, kembar idiot."
Yang dipanggil menoleh dengan tatapan bingung. "Kenapa kau masih ada di dalam sana? Ayo B-"
"Aku ingin bersama dengan kalian. Benar, aku adalah tunangan kalian. Sudah berjalan selama bertahun-tahun belakangan dan akan terus berlanjut untuk tahun-tahun kedepan.
"Mari kita berjuang sampai saatnya nanti aku tahu siapa yang harus kupilih untuk menjadi pendamping hidupku.
"Ayo Gerald, Albert." mata Bianca berkaca-kaca. "Ayo kita kembali ke saat-saat bahagia kita."
"Bianca." desis Megan.
"Aku sudah mengambil keputusan yang salah. Kupikir bersama kalian hanya akan menyusahkanku. Tapi justru, jarak yang kubuat selama bertahun-tahun kini mulai menyusut ketika aku menyadari bahwa aku mencintai kalian." air mata Bianca mengalir. Bibirnya mengukir sebuah senyum lebar. Ia sudah mengatakan isi hatinya, ini sudah cukup kan?
"Hei."
Bianca mendongak. Ia terkejut melihat tangan Gerald dan Albert terjulur kepadanya. "Apa?"
"Ayo naik." kata Albert.
Dengan senyum lebar Bianca meraih kedua tangan kekar yang langsung menariknya naik dari air itu.
"Bersiaplah, kita akan melakukan perjalanan." ucap Gerald.
"Bagaimana dengan sekolah kalian? Ne-"
"Jangan bahas dia." Albert memotong ucapan Bianca. "Sudah saatnya kami mencari kebahagiaan kami sendiri B." lanjutnya dengan senyuman.
"Jadi, aku harus mengepak semua bajuku lagi?" tawa Bianca berderai.
Dan ternyata si kembar itu tidak berbohong. Mereka mengepak baju mereka di koper dan sekarang sedang membantu Bianca membereskan pakaiannya. "Sebenarnya, kita mau kemana?"
"Maldives?" Gerald terdengar tidak yakin.
"Wahh, uang kalian pasti banyak sekali ya." Bianca menggelengkan kepalanya.
"Tentu saja." jawab keduanya berbarengan.
"Maafkan aku." lirih Bianca.
Gerald dan Albert menghela napas. "Jangan menyalahkan dirimu sendiri, karena semua ini bukanlah salahmu B. Kamilah yang membuat keputusan ini, kamilah yang membawamu kedalam permasalahan ini." ucap Albert.
"Maka dari itu, kami akan berjuang sampai akhir untuk melindungimu." Gerald berujar yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment
Romance".. Bianca Tennison. Dengarkan aku. Jangan pikirkan hal yang akan terjadi 3 tahun lagi. "Yang perlu kau lakukan hanya membuka hatimu untuk kami. Untukku dan Albert. Biarkan kami menunjukan siapa kami sebenarnya. Termasuk aku. Jangan jauhi aku lagi...